dekat, media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan juga berprilaku sesuai dengan keyakinan tertentu sehingga
seseorang berprilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Informasi yang diperoleh dari berbagai media jelas akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
3. Pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir
Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan pengetahuan ibu post partum tentang ikterus pada bayi baru lahir adalah mayoritas berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 49 responden 51. Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan dapat terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Dengan pengetahuan dapat juga mempengaruhi perilaku seseorang akan suatu
keputusan tertentu misalnya saja bagaimana ide dasarkonsep yang kita miliki, apa dasar pengetahuan kita, standar apa yang dipakai untuk membuat pertimbangan yang baik.
Walaupun hasil penelitian mengatakan bahwa responden berpengetahuan cukup tapi belum tentu baik. Oleh karena itu, ada baiknya responden juga dapat mencari
informasi lebih banyak lagi mengenai ikterus. Sehingga jika setiap ibu mengetahui
Universitas Sumatera Utara
dengan baik mengenai ikterus maka akan dapat membantu menurunkan angka kematian bayi.
4. Pengetahuan ibu post partum berdasarkan pengertian, pembagian, penyebab, gejala, penanganan.
Dari hasil penelitian maka diperoleh bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup pada pertanyaan tentang pengertian ikterus yaitu sebanyak 56 responden
58,34, sedangkan mengenai pertanyaan pembagian, penyebab, gejala, penanganan, mayoritas responden adalah berpengetahuan kurang.
Menurut pendapat Notoatmodjo 2007 bahwa dari 6 tingkatan pengetahuan, yang paling dasar adalah “tahu” yaitu mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima. Sesuai dengan pendapat diatas, jelas bahwa pengetahuan merupakan tingkat
penilaian dasar dari kemampuan kognitif yang tujuannya adalah hanya untuk mencoba mengingat kembali terhadap suatu hal. Jadi, jika dalam pertanyaan khususnya selain
pertanyaan pengertian, responden berpengetahuan kurang karena responden tidak dapat mengingat dan memahami secara detail tentang ikterus. Responden hanya mengingat
dasar-dasar dari ikterus seperti tentang pertanyaan yang berkaitan dengan pengertian ikterus. Oleh karena itu, untuk pengukuran pengetahuan yang sering digunakan adalah
melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis seperti kuesioner. Prasetyo 2007 mengatakan pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada
dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Universitas Sumatera Utara
Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga bisa didapatkan dari tradisi.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sidi Gazalba dalam buku Salam 2003, bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Jadi sesuai hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa banyak responden yang
mengetahui ikterus pada tahap dasar saja. Walaupun begitu banyak juga responden yang tidak mengetahui dengan jelas mengenai ikterus seperti tentang penyebabnya bahkan
sampai penanganan. Ini dikarenakan bahwa masyarakat percaya bahwa ikterus merupakan penyakit yang tidak berbahaya. Jadi, mereka tidak perlu mengetahui secara
rinci tentang ikterus, padahal ikterus jika dibiarkan akan sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
C. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan