Menurut Arikunto dalam buku Machfoedz, pengetahuan dibedakan atas tiga kategori yaitu: kategori baik bila 76-100, jika responden mampu
menjawab 23-29 pertanyaan, kategori cukup bila 56-75, jika responden mampu menjawab 17-22 pertanyaan, kategori kurang bila 55, jika
responden mampu menjawab 1-16 pertanyaan
B. Post partum
Post partum merupakan suatu masa yang dimulai setelah masa persalinan selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,seluruh alat genital baru pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan, idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Sarwono. 2005.
hlm. 237
C. Ikterus
1. Pengertian Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput
lendir, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Surasmi.2003.hlm 57 Ikterus jaundice diartikan sebagai perubahan warna kulit menjadi
kuning akibat pewarnaan jaringan oleh bilirubin.Farrer.1999.hlm.196 Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobinprotein sel darah
merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen. Hemoglobin terdapat dalam eritrositsel darah merah yang dalam waktu tertentu selalu mengalami
destruksipemecahan. Proses pemecahan tersebut menghasilkan hemoglobin
Universitas Sumatera Utara
menjadi zat heme dan globin. Dalam proses berikutnya,zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect. Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini
bersifat racun, sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect
menjadi direct yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin tersebut.
Masa matang organ hati pada setiap bayi berbeda. Namun umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai biasa melakukan fungsinya dengan baik. Itulah
mengapa, setelah berumur 7 hari rata-rata kadar bilirubin bayi sudah kembali normal. Tapi, ada juga yang menyebutkan organ hati mulai biasa berfungsi pada
usia 10 hari. Satyawati,2006, Diagnosis klinis ikterus secara visual pada bayi berat bayi cukup di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, ,¶2-3,
http:www.pediatric.com,diperoleh tanggal 17 oktober 2008.
2. Pembagian Ikterus dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan patologis
a. Ikterus Fisiologis 1. Pengertian Ikterus Fisiologis
Adalah warna kuning yang timbul pada hari ke-2ke-3 dan tampak jelas pada hari ke-5ke-6 dan menghilang pada hari ke-10. Ngastiyah,2005.hlm274
2. Penyebab Ikterus Fisiologis Adanya metabolisme normal bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu
pertama. Peningkatan kadar bilirubin pada hari-hari pertama kehidupan dapat
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada sebagian besar neonatus. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar eritrosit neonatus dan umur eritrosit yang lebih pendek80-90 hari dan fungsi
hepar yang belum matang. Peningkatan bilirubin ini tidak melebihi 10mgdl pada bayi cukup bulan dan 12mgdl pada bayi kurang bulan yang terjadi pada hari 2-3,
dan mencapai puncaknya pada hari ke 5-7, kemudian menurun kembali pada hari ke-14. Surasmi. 2003. hlm.59
Karena kurangnya protein Y dan Z, enzim glukoronil transferase yang belum cukup jumlahnya.Ngastiyah. 2005. hlm. 274. Selain itu bisa karena
pemberian minum yang belum mencukupi. Bayi yang puasa panjang atau asupan kaloricairan yang belum mencukupi akan menurunkan kemampuan hati untuk
memproses bilirubin. Nursalam. 2005. hlm. 108
3. Gejala Ikterus Fisiologis Usia anak 2-3 hari, kadang-kadang timbul hari ke 4-5, apabila sebelum
usia 2 hari timbul kekuningan,perlu dcurigai ikterus patologis. Pengamatan ikterus, kadang-kadang agak sulit apalagi dengan cahaya buatan. Paling baik
dilakukan dengan cahaya matahari dan dengan menekan sedikit kulit yang akan diamati untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi. Uttley 1974
menyatakan bahwa ikterus baru dapat terlihat kalau kadar bilirubin mencapai 2mg. Brown 1973 menyebutkan bahwa ikterus baru dapat terlihat jelas bila
kadar bilirubin lebih dari 5mg. Pengamatan Monintja dkk, di RSCM Jakarta ialah bahwa ikterus baru terlihat jelas bila kadar bilirubin lebih dari 6mg.
Universitas Sumatera Utara
Pengalaman juga membuktikan bahwa derajat intensitas ikterus tidak selalu sama dengan kadar bilirubin darah Wahidiyat. 2002. hlm.1102.
Kadar bilirubin diukur dengan mengambil beberapa tetes darah ditumit bayi Sears. 2007 .hlm.73.
4. Penanganan Ikterus Fisiologis Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan yang khusus, kecuali
pemberian minum sedini mungkin dengan jumlah cairan dan kalori yang mencukupi. Pemberian minum sedini mungkin akan meningkatkan motalitas
usus dan juga menyebabkan bakteri diintroduksi ke usus. Bakteri dapat merubah bilirubin direk menjadi urobilin yang tidak dapat diabsorpsi kembali.Dengan
demikian, kadar bilirubin serum akan turun. Meletakkan bayi dibawah sinar matahari selama 15-20 menit, ini
dilakukan antara pukul 06.30-08.00. Apabila ikterus makin meningkat intensitasnya, harus segera dilaporkan karena perlu penanganan yang khusus
Surasmi. 2003. hlm. 61. Selain itu ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan:
Pengawasan antenatal yang baik. Menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi pada masa kehamilan dan kelahiran, misalnya
sulfafurazole, novobiusin. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatal. Iluminasi yang baik pada bangsal bayi baru lahir. Pemberian ASIPASI
secara dini. Pencegahan infeksi Wahidiyat. 2002. hlm. 1108.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengamatan Ikterus Secara klinis ikterus dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa hari
kemudian. Amati ikterus pada siang hari dengan lampu sinar yang cukup. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan
penerangan yang kurang, terutama pada neonatus yang kulitnya gelap. Penilaian ikterus akan lebih sulit jika pasien sedang mendapat terapi sinar. Tekan kulit
secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan. Waktu timbulnya ikterus mempunyai arti penting dalam diagnosis dan
penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut.
Tabel 2.1. Perkiraan klinis derajat ikterus Usia
Ikterus terlihat pada Klasifikasi
Hari 1 Setiap ikterus yang
terlihat bagian tubuh manapun
Ikterus berat Hari 2
Lengan dan tungkai Hari3, dan seterusnya,
Tangan dan kaki Risa,2006,¶6,Hiperbilirubinemia Pada Neonatus,http:www.pediatrik.com,
diperoleh tanggal 17 oktober 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. klasifikasi ikterus Tanya dan lihat
Tanda gejala Klasifikasi
Mulai kapan ikterus ? Ikterus segera setelah
lahir Ikterus pada 2 hari pertama
Ikterus pada usia 14 hari
Ikterus patologis
Daerah mana yang ikterus?
Bayinya kurang bulan? Warna tinja?
Ikterus lutut siku lebih
Bayi kurang bulan Tinja pucat
Ikterus patologis
Ikterus usia 3-13 hari Tanda patologis-
Ikterus fisiologis
Dikutip dari Depkes.RI, 2006. Manajemen Terpadu Balita Sakit
b. Ikterus Patologis 1. Pengertian Ikterus Patologis
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia. Ikterus
patologis juga bisa menyebabkan kernikterus yaitu suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin inderek pada otak. Wahidiyat. 2002. hlm. 1101
2. Penyebab Ikterus Patologis Keadaan ikterus patologis dipengaruhi oleh:
Faktor produksi bilirubin yang berlebihan melampaui pengeluarannya. Terdapat pada hemolisis yang meningkat seperti pada ketidakcocokkan golongan
Universitas Sumatera Utara
darah RH, ABO antagonis, defisiensi G-6-PD dan sebagainya. Gangguan dalam ambilan dan konjugasi hepar yang disebabkan oleh imaturitas hepar,
kurangnya substrat untuk konjugasi hepar yang disebabkan imaturitas hepar akibat asidosis hipoksia, dan infeksi, atau tidak terdapat enzim glukuronil
transferase G-6-PD. Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian diangkut kehepar. Ikatan ini dapat dipengaruhi oleh obat
seperti salisilat dan lain-lain. Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada otak terjadi
kernikterus. Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau diluar hepar. Akibat kelainan bawaan atau infeksi, kerusakan hepar oleh penyebab lain.
Ngastiyah. 2005. hlm.275
Faktor-faktor resiko untuk menimbulkan ikterus: Faktor maternal yaitu komplikasi kehamilan DM, inkompatibilitas ABO
dan Rh, ASI. Faktor perinatal yaitu trauma lahir sefalhematome, ekimosis, infeksi bakteri, virus,protozoa. Faktor neonatus yaitu Prematuritas dan BBLR,
faktur genetik, polisitemia, obatstreptomisin, kloramfenikol, benzyalkohol, sulfisuxazol, rendahnya asupan ASI, hipoglikemia, hipoalbuminemia.
Beberapa riwayat keadaan yang menyebabkan ikterus patologis: Riwayat kehamilan dengan komplikasiobat-obatan, ibu DM, gawat
janin, malnutrisi, intra uterin, infeksi intranatal. Riwayat persalinan dengan
Universitas Sumatera Utara
tindakankomplikasi.Riwayat inkompatibilitas darah. Riwayat keluarga yang menderita anemia, pembesaran hepar, dan limpa.
Risa,2006,¶6,Hiperbilirubinemia Pada Neonatus,http:www.pediatrik.com,
diperoleh tanggal 17 oktober 2008.
3. Gejala Ikterus Patologis Ikterus terjadi pada 24 jam pertama. Pada permulaan tidak jelas, yang
tampak mata berputar-putar, letargilemas kejang, tidak mau menghisap, tonus otot meninggi, leher kaku, dan akhirnya opiscotonus. Bila bayi hidup pada umur
lanjut dapat terjadi spasme otot, opiscotonus, kejang, mitosis, yang disertai ketegangan otot, dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental. Peningkatan
konsentrasi bilirubin 5mg atau lebih setiap 24 jam. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10mg pada neonatus kurang bulan dan 12,5mg pada neonatus cukup
bulan. Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama Ngastiyah. 2005.hlm. 274
4. Penanganan Ikterus Patologis Setiap bayi kuning harus ditangani menurut keadaannya masing-masing.
Bila kadar bilirubin serum bayi tinggi sehingga diduga akan menjadi kernikterus, hiperbilirubinemia tersebut harus diobati dengan tindakan berikut: Pemberian
fenobarbital. Memberi substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi. Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi. Mengeluarkan bilirubin
secara mekanik, yaitu transfusi tukar Surasmi. 2003. hlm. 62
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep