IV. 1. 6. Skyline
Analisa ketinggian bangunan skyline pada bangunan di sekitar tapak adalah seperti gambar berikut :
Dapat terlihat pada skyline bangunan di sekitar tapak, bangunan memiliki ketinggian yang hampir sama rata yaitu antara 2 dua sampai dengan 4 empat lantai.
Bangunan yang terlihat menonjol pada kawasan di sekitar tapak adalah Cambridge City Square, yang memiliki ketinggian 25 lantai.
Gambar 37 Peta Skyline
A B
C
D
Universitas Sumatera Utara
Tanggapan: Desain massa bangunan diharapkan tidak terlalu tinggi melebihi tinggi massa
bangunan lain di sekitar tapak karena akan menghasilkan garis skyline yang menonjol dengan lingkungan sekitar
Skyline A
Skyline B
Skyline C
Skyline D
Gambar 38 Skyline
Universitas Sumatera Utara
IV. 2. ANALISA POTENSI DAN KONDISI TAPAK IV. 2. 1. Analisa Sirkulasi
Jl. Majapahit merupakan jalan dengan jalur lalu
lintas yang rendah. Jalan ini hanya dilewati oleh
kendaraan pribadi saja. Lebar jalan ini adalah 5
meter.
A
B
C D
B A
Jl. Hasanudin merupakan jalan dengan jalur lalu
lintas yang padat. Jalan ini hanya dilewati oleh
kendaraan pribadi saja. Lebar jalan ini adalah 7
meter dan satu arah Jl. Hayam Wuruk
merupakan jalan dengan jalur lalu lintas yang
sedang. Jalan ini dilewati oleh kendaraan pribadi
dan umum. Lebar jalan ini adalah 5 meter.
C
Jl. S. Parman merupakan jalan dengan jalur lalu lintas yang
sedang. Jalan ini dilewati oleh kendaraan pribadi dan umum. Lebar
jalan ini adalah 8 meter.
Arus Lalu Lintas Padat Arus Lalu Lintas Sedang
Arus Lalu Lintas Rendah
D
Universitas Sumatera Utara
IV. 2. 2. Analisa Jalur Pejalan Kaki Tanggapan :
• Jalan Letjen. S. Parman dijadikan tempat untuk mengakses kenderaan ke dalam tapak. Karena jalan ini merupakan jalan arteri sekunder dan banyak dilalui
kenderaan. • Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Majapahit dijadikan tempat mengakses keluar
tapak dan kebutuhan servis karena kepadatan lalu lintas yang relatif kecil.
Gambar 39 Potongan Jalan S. Parman
Universitas Sumatera Utara
Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki : Simbol
Keterangan Foto
Jalur pedestrian di jalan Hayam Wuruk jarang dilewati pejalan kaki. Pedestriannya
tidak memiliki trotoar dan ditumbuhi dengan vegetasi kota sehingga dijadikan parkir
untuk pengunjung bangunan di sepanjang jalan tersebut.
Jalur pedestrian pada jalan S. Parman memiliki intensitas yang baik. Trotoar cukup
terdefenisi dengan baik dan cukup lebar untuk pejalan kaki. Namun di sepanjang
pedestrian ditanami vegetasi sehingga mengganggu jalur pejalan kaki.
Jalur pedestrian di jalan Majapahit dan jalan Hasanuddin tidak terdefenisi dengan baik.
Karena tidak ada batasan antara pedestrian dan jalan.
Tanggapan :
• Jalur pedestrian di jalan Putri Hijau sudah cukup lebar tetapi trotoar banyak mengalami kerusakan dan vegetasi sekitar kurang terawat. Jalur pedestrian harus
dirancang semenarik mungkin untuk menampung pejalan kaki dari bangunan sekitar menuju site.
• Jalur pedestrian di jalan Merak Jingga dirancang kembali agar adanya batas antara pedestrian dan jalan
Universitas Sumatera Utara
IV. 2. 3. Analisa Pencapaian