2. 2. Tinjauan Terhadap Pendidikan • Sistem Edukasi Seni di Indonesia

II. 2. 2. Tinjauan Terhadap Pendidikan • Sistem Edukasi Seni di Indonesia

a. Edukasi Informal 1. Cara Tradisional Masih dilakukan di desa-desa yang berpotensi adatnya menonjol, edukasi ini dimulai dari usia kanak-kanak. Latihan dilakukan di pendopo atau pusat-pusat pelatihan baik pagi ataupun sore hari. Pada edukasi cara tradisional ini cenderung tidak terjadi perubahan teknik dari tahun ke tahun. 2. Kursus-kursus Seni Umumnya terdapat di kota-kota, dimana murid-murid atau pesertanya beragam, mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Jenis-jenis latihannya pun bermacam-macam mulai dari menggunakan teknik daerah tradisional hingga ke teknik yang modern. b. Edukasi Formal 1. Pendidikan Menengah Sekolah Menengah KejuruanSMK Jurusan Seni Edukasi meliputi 60 kelas praktek dan teori 40, dengan dua jalur studi:  Studi Vocational, yaitu menghasilkan seniman untuk masyarakat.  Studi Akademis, menghasilkan calon mahasiswa pendidikan tinggi seni. 2. Pendidikan Tinggi Indonesia memiliki pendidikan tinggi seni, contohnya: Institut Kesenian Jakarta, Akademi Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung jurusan seni dan sebagainya. Tahap edukasi adalah untuk mencapai sarjana muda atau sarjana penuh, dengan lingkup pendidikan 60 praktek dan 40 kelas teori. • Sistem Edukasi Seni di Luar Negeri Sistem edukasi seni di luar negeri pada dasarnya sama dengan di Indonesia. Namun yang membedakannya adalah jenis-jenis budaya serta majunya kesadaran akan apresiasi seni sehingga memungkinkan kesenian di luar negeri lebih tergali. Edukasi seni informal di luar negeri dapat diperoleh dari art center dan kursus-kursus seni yang ada sedangkan edukasi formal dapat diperoleh dari tingkat college sampai universitas. Universitas Sumatera Utara • Sistem Perguruan Tinggi Universitas negeri dan swasta merupakan wadah penyelenggaraan program diploma dan sarjana di lingkungan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Disamping itu, penyelenggaraan program diploma dan sarjana pada perguruan tingggi negeri dan swasta dapat diwadahi dalam bentuk akademi dan sekolah tinggi, dengan ketentuan bahwa akademi dapat menyelenggarakan program studi setinggi-tingginya hanya sampai dengan jenjang D III, sedangkan sekolah tinggi hanya sampai dengan jenjang D IV. Program pendidikan didalam Art dan Design College adalah merupakan jenjang pendidikan tinggi yang dikembangkan, mengingat mendesaknya kebutuhan akan ahli professional yang berpengalaman dan terampil. a Pola Pendidikan Art and desing College memenuhi pola pendidikan seperti dibawah ini : Program pendidikan tersebut diatas merupakan program pendidikan berjenjang, yakni merupakan proses pendidikan yang berkelanjutan, yang setiap jenjang dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja professional. b Sasaran Sasaran dari Art and Design College adalah : • Menghasilkan diploma dan sarjana yang memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu • Melengkapi keahlian yang sudah dimiliki oleh tenaga kerja • Meningkatkan produktivitas mutu dan efisiensi kerja c Sistem Pendidikan Mengingat program pendidikan pada Art and design College menitikberatkan pada ketrampilan, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1980 mengenai pendidikan maka sistem pertimbangan kurikulumnya adalah sebagai berikut : D III S I SISWA LULUSAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEJURUAN Skema 1 Pola Pendidikan Universitas Sumatera Utara • Proporsi pelajaran antara teori dan praktek adalah : Teori berkisar antara 40 – 50 dari jumlah keseluruhan mata pelajaran Praktek berkisar antara 50 – 60 dari jumlah keseluruhan mata pelajaran • Paket kurikulum yang diajukan adalah : URAIAN D III S I Paket kurikulum 6 semester 8 semester Beban Studi 110-120 SKS 144-160 SKS Proporsi SKS : MKDU MKDK MKK 10 20-25 65-70 10 20-25 65-70 d Staf Pengajar Dalam program pendidikan Art and college kedudukan ketenagaan antara lain sebagai berikut : a. Tenaga Edukatif Tenaga edukatif terdiri dari tenaga akademik dosen dan instruktur. Tenaga edukatif tetap adalah tenaga edukatif perguruan tinggi yang bersangkutan. Tenaga edukatif tidak tetap adalah tenaga edukatif bantuan dari instansi lain di luar perguruan tinggi yang bersangkutan yang berstatus pegawai pemerintah, perusahaan Negara, atau swasta. Tenaga akademik mempunyai fungsi menjamin penyelenggaraan kurikulum dan program akademik lainnya melalui peningkatan ketrampilan professional. b. Tenaga non Edukatif Tenaga non edukatif terdiri dari tenaga administratif dan tenaga teknis. • Tenaga Administratif tenaga administratif mempunyai fungsi menjamin terselenggaranya administrasi pendidikan dengan baik, yang menyangkut tata usaha umum program, kepegawaian, keuangan, dan administrasi pendidikan. • Tenaga teknis Tenaga teknis mempunyai fungsi menjamin kesinambungan penyelenggaraan kurikulum melalui pengadaan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengaturan sarana fisik yang diperlukan. Tabel 1 Paket Kurikulum Universitas Sumatera Utara e Persyaratan Mahasiswa Calon mahasiswa yang akan ditampung dalam program diploma maupun sarjana, memiliki persyaratan lulusan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan. Tidak ada aturan mengenai batasan umur, karena sasaran calon mahasiswa adalah para siswa lulusan SMA atau SMK, praktisi yang sudah berkecimpung dibidangnya dan ingin menambah ilmu, para ibu rumah tangga yang berkeinginan melanjutkan sekolah, dan semua lapisan masyarakat yang memiliki kemauan dan minat di bidang seni dan desain.

II. 3. TINJAUAN FUNGSI