Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya, banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini. 1 Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2 1 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003, Cet. Ke-1, h. 322 2 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Cet. Ke-1, h. 309-310 1 2 Indonesia adalah negara berkembang dimana sebagian besar masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah. Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat. 3 Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional. Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi perdamaian dunia. Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran dimana- mana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial ekonomi yang kian melebar. Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian, kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di pemutusan hubungan kerja PHK di tempat mereka bekerja, sehingga berubah statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah. 3 Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010, www.republikaonline.com 3 Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama, dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. 4 Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat. 5 Pembangunan nasional merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan melalui pembangunan lima tahun. Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik 4 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003, Cet Ke-1, h.1 5 Syaiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, Cet. Ke-1, h. 289 4 Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana, menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus . 6 Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya 6 Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Jakarta: PT. Mediyatama, 1991, Hal. 7 5 suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan, sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan Nasioanl SKN 7 , yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasioanl.” 8 Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus diwujudkan melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia, serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. 7 Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Depkes, 1982, h. 2 8 Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia, 1985, h. 1 6 Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 9 Karena setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS. JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat luas . 9 Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, Bandung: Kuraiko Pratama, 1992, h. 45 7 Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin kurang mampu. Yayasan pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang murah terjangkau dan berkualitas. Melalui program Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah rumah sakit dan puskesmas yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas. Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul ” Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah