Program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani dalam masyarakat kesehatan miskin di Kebayuran Lama Jakarta Selatan

(1)

MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT MISKIN

DI KEBAYORAN LAMA

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ida Nur Aeni

NIM: 106054002040

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT MISKIN

DI KEBAYORAN LAMA

JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ida Nur Aeni

NIM: 106054002040

Di bawah bimbingan

Dr. Arief Subhan, MA. NIP. 19660110 199303 1 004

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul: “PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN”, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 September tahun 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 1 September 2010

Sidang Munaqasah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Wahidin Saputra, MA Dr. Moh. Ali Wafa, Sag, Mag

NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 150 321 584

Penguji I Penguji II

Drs. H. Helmi Rustandi, Mag Wati Nilamsari, M.Si

NIP: 19601208 198803 1 005 NIP: 19710520 199903 2 002

Pembimbing

Dr. H. Arief Subhan, MA NIP: 19660110 199303 1 004


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta 1 September, 2010


(5)

IDA NUR AENI

Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan semua masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, yang dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (industrial countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara yang sedang berkembang (developing countries) seperti Indonesia.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan. Kebijakan itu diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas serta bisa diakses oleh masyarakat luas. Namun demikian pada pelaksanaanya program Jamkesmas ini tidak merata dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Persada Nurani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis menggambarkan secara fakta apa yang dilihat dan ditemukan dari obyek penelitian ini. Metode ini didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Klinik Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari Ketua Yayasan Persada Nurani (YPN), Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, juga pihak-pihak lain yakni masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN maupun masyarakat sekitar Klinik.

Dalam penelitian ini dapat diketahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani dalam memberdayakan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh yayasan persada nurani tersebut adalah dengan mendirikannya sebuah klinik kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat miskin yang difasilitasi langsung oleh dokter. Jenis kegiatannya pun beragam, dengan tujuan agar para pasien mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


(6)

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt., atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., atas jasa-jasanya yang besar bagi kehidupan umat manusia. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan gelar Sarjana Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah, penulis mengangkat judul “Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.”

Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Namun berkat kerja keras, kesungguhan hati serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh kerena itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku pembimbing dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yang telah berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya untuk Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

4. Bapak M. Hudri, selaku Sekretaris Jurusan Pengembvangan Masyarakat Islam, terimakasih telah memberikan masukan kepada penulis agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(7)

Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengurus Yayasan Persada Nurani khusunya M. Faridj Wajdi, SE, MSi selaku ketua yayasan, Sdr. Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yayasan, Dr. Nur Aini, Mba indah pengurus yayasan dan rekan-rekan di yayasan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan data-data yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

8. Yang tercinta dan terkasih Ayahku Anwar Sanusi, Mama Siti Aminah, Bapa H. Amin Suripto dan Mama tersayang Hj. Niti Rahma yang selalu mengurus, mendidik dan membantu penulis baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya.

9. Kakak-kakakku yang baik hati, Siti Nurhayati S.Pd terimakasih telah membiayai penulis selama kuliah. Kakakku Nur Kholis, Sip dan istri (Merry Sofiaty), terimakasih telah memberikan motivasi. Adikku yang tersayang Ali Nur Faiz dan Ibnu Hakim Rifani. Saudara-saudara sepupuku Edi Suswanto, Hanifah Azwar dan Kurnia Popy Rahmawati, terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat


(8)

Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

10. Yang tercinta, Keluarga besar H. Abdul Syukur yang telah memberikan banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran hidup dan dukungan yang tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat, pesan, kritik dan saran, Allah SWT balas dengan pahala yang besar.

11.Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2006. Fenny Oktaviany, Ika Lestari, Milastri Muzakkar (four angels), Nurul Hikmah, Ahmad Rokhoul Alamin, Ari Kurniawan, Kurnia Aji, Hidmatullah, Lia Fitria Farhana, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Syarifudin, Ahmad Fauzi, Aji Purnama Ismail. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga kesolidan dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan persahabatan kita di UIN, semoga kenangan-kenangan bersama kita tetap terjaga sampai kapanpun. 12.Teman-teman KKS Kelompok 55. Agyl, Ichal, Nurul, Ade, Ninda, Abu, Sidik, Mionk, Windi, Mega, Chika, Andry, Arya Yang selalu memberi suport agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13.Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan motivasi dan dukungan. Kepada seluruh teman-teman di Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan teman-teman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta semoga sukses selalu.


(9)

telah diberikan kepada penulis, semoga Allah swt. dapat memberikan imbalan yang lebih baik kepada mereka.

Penulis


(10)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 15

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Program ... 19

1. Pengertian Program ... 19

2. Macam-macam Program ... 19

3. Tujuan Program ... 20

B. Implementasi Program ... 21

C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ... 23 2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat 25


(11)

Indonesia ... 26

D. Kemiskinan ... 30

1. Pengertian Kemiskinan ... 30

2. Faktor Penyebab Kemiskinan ... 32

3. Dimensi Kemiskinan ... 34

4. Penanggulangan Kemiskinan ... 35

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI A. Profil Yayasan ... 40

1. Sejarah Singkat Yayasan Persada Nurani ... 40

2. Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani ... 43

3. Susunan Pengurus Yayasan Persada Nurani ... 44

4. Bidang Aktivitas Yayasan Persada Nurani ... 44

5. Fokus Program Yayasan Persada Nurani ... 46

B. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani ... 51

1. Letak Geografis ... 51

2. Kondisi sosio historis masyarakat di Yayasan Persada Nurani ... 52

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI A. Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 54

1. Perencanaan Kegiatan ... 54


(12)

B. Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan ... 58 1. Upaya Pelaksanaan Program ... 61 2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan ... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

ix

Tabel 1 Rancangan Informan ... 10

Tabel 2 Anggaran Dana ... 57

Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter ... 63

Tabel 4 Laporan Administrasi... 66

Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN ... 68


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya, banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini.1

Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.2

1

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet. Ke-1, h. 322

2

Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. Ke-1, h. 309-310


(15)

Indonesia adalah negara berkembang dimana sebagian besar masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah. Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat.3

Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional. Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi perdamaian dunia.

Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran dimana-mana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial ekonomi yang kian melebar.

Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian, kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempat mereka bekerja, sehingga berubah statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah.

3

Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010, www.republikaonline.com


(16)

Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama,

dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui

kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu

masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu

dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri.4

Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan

kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan

etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena

adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari

terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat.5

Pembangunan nasional merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan melalui pembangunan lima tahun.

Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik

4

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet Ke-1, h.1

5

Syaiful Arif, Menolak Pembangunanisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), Cet. Ke-1, h. 289


(17)

Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana, menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus.6

Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia.

Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya

6

Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: PT. Mediyatama, 1991), Hal. 7


(18)

suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di masyarakat.

Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan, sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan.

Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan Nasioanl (SKN)7, yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasioanl.”8

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus diwujudkan melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia, serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

7

Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 2

8

Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 1


(19)

Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.9 Karena setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

9

Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, (Bandung: Kuraiko Pratama, 1992), h. 45


(20)

Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin (kurang mampu). Yayasan pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang murah (terjangkau) dan berkualitas. Melalui program Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah (rumah sakit dan puskesmas) yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas.

Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh


(21)

Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama.

2. Perumusan Masalah

Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas, agar pembahasan tidak terlalu melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?

b. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Yayasan Persada Nurani dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Yayasan Persada Nurani untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan.


(22)

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran, khususnya mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dan sebagai bahan kajian pertimbangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).

b. Secara Praktis

Untuk menggambarkan kinerja Yayasan Persada Nurani, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Yayasan Persada Nurani dan menjadikan parameter dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati secara langsung.10

2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan (Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai maksud untuk

menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul.

10

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 13.


(23)

Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi. Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek penelitian.

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, mereka terdiri dari: Ketua Yayasan Persada Nurani, Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, Adapun pihak-pihak lain yaitu masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN yang penulis jadikan informan-informan pemerkuat dalam hal melengkapi data-data dan informasi skripsi ini.

Tabel 1 Rancangan Informan

No Informan Informasi yang

dicari Jumlah

Metode Pengumpulan

Data

1 Ketua Yayasan Gambaran lembaga,

latar belakang program kegiatan

1 Orang Wawancara bebas terstruktur 2 Sekretaris Yayasan Gambaran lembaga,

perencanaan

program kegiatan, pelaksanaan program

1 Orang Wawancara bebas terstrukur

3 Dokter Klinik Gambaran

perencanan program dan pelaksanaan program

1 Orang Wawancara bebas terstruktur, observasi

4 Karyawan Klinik Gambaran bentuk

pelaksanaan program pelayanan kesehatan

1 Orang Wawancara bebas terstruktur, dokumen, observasi 5 Mayarakat (pasien) Hasil dari program

dan manfaatnya

5 Orang Observasi langsung


(24)

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Persada Nurani yang berlokasi di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi itu sendiri didasari oleh pertimbangan yaitu sebelumnya penulis pernah berkunjung ke yayasan tersebut, dari sana penulis ingin mengetahui program pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu dalam upayanya meningkatkan kesehatan di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain itu lokasinya yang cukup strategis, karena cukup dekat dengan rumah penulis maka alasan tersebut membuat penulis semakin yakin untuk mengambil lokasi penelitian di Yayasan Persada Nurani.

Penelitian ini dilakukan mulai 20 Maret 2010 sampai dengan 20 Juni 2010.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut M. Nadzir, adalah “mengelompokkan, membuat suatu urutan, menyingkatkan data, sehingga mudah dibaca”.11 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara teoritis analisa data adalah suatu kegiatan yang bersifat untuk “mentransformasikan” data menjadi informasi.

Data adalah hasil suatu pencatatan. Informasi adalah makna dari hasil pencatatan itu. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi análisis yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan, baru kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut.

Proses análisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen.12 Dalam hal ini penulis terlebih dahulu mengumpulkan semua data yang diperoleh mengenai

11

Moh. Nadzir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 234.

12

Prasetya Irawan, Metodologi Penelitian Administrasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h.3


(25)

pemberdayaan masyarakat dalam program pelayanan kesekatan di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani kemudian mendeskripsikan temuan-temuan yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.

5. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang banyak yang digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis menggunakan pasien sebagai sumber pengecekkan keabsahan data yang penulis peroleh dari pengurus atau staf program pelayanan kesehatan.

6. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu :

a. Data Primer, yaitu data yang berasal dari wawancara pengamatan di lapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu:

a) Utama, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran peneliti, yaitu Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani yang terdiri dari: Ketua Yayasan, Sekretaris

b) Umum, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat kebayoran lama maupun masyarakat setempat

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi milik YPN berupa laporan-laporan.


(26)

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan. Moeleong mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.13 Data yang dipakai adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah : a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab yang

diarahkan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh data. Deddy Mulyana menjelaskan wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari seseorang lainnya berdasarkan tujuan tertentu.14

Teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh informan dengan bebas dan terbuka. Dimana hal ini dilakukan oleh peneliti untuk dapat menggali informasi dan data yang akurat dari narasumber yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

13

Moeleong, Op.cit., h. 112.

14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet ke 2, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180.


(27)

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan penelitian ilmiah. Observasi berarti pengamatan pencatatan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.15 Penulis akan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud memperoleh gambaran umum Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama dalam aktifitasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data berupa buku-buku, dokumen, brosur, proposal, catatan, foto dan sebagainya yang berhubungan dengan Yayasan Persada Nurani Kecamatan Kebayoran Lama, yang dapat dijadikan bahan pendukung dalam penulisan skripsi ini, terutama mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan.

8. Teknik Pencatatan Data

Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang berisi hasil wawancara dan pengamatan. Pengamatan secara cermat diarahkan terhadap perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat (pasien) Kecamatan Kebayoran Lama melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Yayasan Persada Nurani dalam implementasi program pelayanan kesehatan klinik Yayasan Persada Nurani.

15


(28)

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang pemberdayaan program masyarakat miskin dalam program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan kepada responden, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi statu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang sudah ada yang berisi hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari karya ilmiah terdahulu yang telah diterbitkan.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul karya ilmiah dengan yang akan penulis bahas, yaitu sebagai berikut: :

1. ‘’Gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat Miskin (Askeskin) di Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan”. Skripsi ini ditulis oleh Suci

Pujiati mahasiswa program peminatan manajemen pelayanan kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2007. Skripsi ini meneliti tentang pelaksanaan program Aseskin di


(29)

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang terdapat berbagai masalah yang ditimbulkan karena sistem manajemen yang kurang baik dari segi sumber daya manusia (SDM), metode penentuan sasaran, perencanaan kegiatan, pencatatan, dan pelaporan pertanggungjawaban kegiatan.

2. ‘’Analisis Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin di Kota

Bandar Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek).”

Oleh Rini Yulianti, Karya ilmiah ini berisikan tentang: Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluarga miskin, khususnya pasien gakin rawat inap.

3. “Peningkatan dan Pengembangan RS Dokter Pirngadi Medan dalam

Usaha Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.”

Skripsi ini ditulis oleh Maringan Emry Hutapea mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1981. Skripsi ini membahas permasalahan yang menyangkut masalah yang mempunyai hubungan dengan ketenagaan, pembiayaan, sarana fisik, peralatan medis dan non medis, masalah pelayanan kesehatan yang berada di RS Dokter Pringadi Medan

Berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas, bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berjudul ’’Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada

Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama

Jakarta Selatan.’’

Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang pelayanan kesehatan di Yayasan Persada Nurani dan sekaligus memaparkan


(30)

antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan. Dalam proposal penelitian ini, isinya lebih memaparkan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin, serta langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Demikian perbedaan pokok bahasan atau materi antara proposal penelitian ini dengan karya ilmiah yang lain.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab tersendiri. Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran, adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian meliputi; pendekatan penelitian, teknik pemilihan subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, keabsahan data, teknik analisis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pencatatan data, dan análisis data, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teori, yang meliputi pengertian program, macam-macam program, tujuan program dan implementasi program. teori pelayanan kesehatan masyarakat meliputi, pengertian pelayanan kesehatan masyarakat, ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat, sistem pelayanan kesehatan masyarakat di indonesia.


(31)

teori kemiskinan meliputi pengertian kemiskinan, faktor penyebab kemiskinan, dimensi kemiskinan, dan penanggulangan kemiskinan.

BAB III Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, bidang aktivitas yayasan, fokus program yayasan, serta tentang program pelayanan kesehatan yang meliputi; dasar pemikiran, visi dan misi dan jenis kegiatan.

BAB IV Temuan dan Analisis, memaparkan tentang perencanaan kegiatan dan anggaran dana, upaya pelaksanaan program, penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan imunisasi, pemberdayaan kesehatan untuk pasien LANSIA (Lanjut Usia)

BAB V Penutup, bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang memuat mengenai Kesimpulan dan Saran yang ditemukan penulis selama menjalani penelitian dengan didasarkan kepada hasil temuan dan analisis lapangan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(32)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Program

1. Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Sebuah kelompok organisasi, lembaga ataupun negara pastilah mempunyai suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan kegiatan tertentu.”1

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program dan kegiatan yang tidak direncanakan bukan merupakan suatu program.

2. Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari :

a. Tujuan. Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. b. Jenis. Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan

sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

1

Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988), h. 1


(33)

c. Jangka Waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas menyangkut banyak variabel.

e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang.

f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah sebaliknya.2

3. Tujuan Program

Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :

“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”.3

2

Ibid, h.23

3


(34)

Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : tujuan umum dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, out putnya jangka pendek.4

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.5

4. Implementasi Program

Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian implementasi dirumuskan secara pendek, dimana “to implementasi"

(mengimplementasikan) berarti “to provide means for carrying out; to give

practical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan

dampak/berakibat sesuatu).6

Pengertian yang sangat sederhana tentang implementasi adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991), dimana implementasi diartikan sebagai "getting the job done" dan "doing it". Tetapi di

balik kesederhanaan rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi program merupakan suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun

4

Ibid, h. 35

5

S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5

6


(35)

pelaksanaannya, menurut Jonse, menuntut adanya syarat yang antara lain: adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi

sebagai proses penerimaan sumber daya tambahan, sehingga dapat mempertimbangkan apa yang harus dilakukan.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa keberhasilan impelementasi program sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor yang pada gilrannya akan mempengaruhi keberhasilan implementasi program itu sendiri

Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (dalam Slichin Abdul Wahab, 1991, 36) mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai berikut :

• Tahap pertama Terdiri atas kegiatan-kegiatan :

a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara jelas

b. Menentukan standar pelaksanaan

c. Menentukan biaya yang akan digunakan beserta waktu pelaksanaan.

• Tahap kedua Merupakan pelaksanaan program dengan

mendayagunakan struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta metode

• Tahap ketiga Merupakan kegiatan-kegiatan : a. Menentukan jadwal


(36)

c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.

B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menjabarkan pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 7

Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)

adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan

sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

(pemulihan).8

Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain :9

7

Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 35

8

Ibid, h. 115

9


(37)

a). Penanggung Jawab

Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia, pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung jawab yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta (balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan.

b). Standar Pelayanan.

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas.

c). Hubungan Kerja.

Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal.

d). Pengorganisasian Potensi Masyarakat.

Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat, perlu keikutsertaan masyarakat ini.


(38)

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya, namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : 10

a. Pelayanan kedokteran

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat

bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi

(institusion), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan

kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang

umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka

10


(39)

dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, potensi masyarakat sering diikut-sertakan.

Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Winslow (1920), pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.

3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan.

Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih belum berjalan dengan lancar.11

Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984

11

Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 3


(40)

memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten.

Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974 dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan untuk tingkat Kecamatan (masih dalam tahap perencanaan).

Dari uraian yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja, tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya.

Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan rujukan saja. Sedangkan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat


(41)

sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang didirikan di semua kecamatan di Indonesia.

Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000 dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu. Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS keliling.

Selanjutnya sesuai dengan prinsip perlunya melibatkan potensi masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang pengorganisasiannya berada dalam naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan wadah peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat ini Posyandu direncanakan akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi, (3) pelayanan keluaraga, (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi.12

Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada

12

Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 117-118


(42)

organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain: 13

a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,

b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),

c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat, d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free

for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,

e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi,

f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership),

g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralized),

menjadi otonomi daerah (decentralized)

h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring

berjalannya era desentralisasi.

13


(43)

C. Kemiskinan

1. Pengertian Kemiskinan

Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” memiliki arti tidak berharta benda, sebab kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan “kemiskinan” mempunyai arti hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum.14

Dalam bahasa Arab kata “miskin” diambil dari kata sakana yang berarti

tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti

bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang punggungnya.15

KH. Ali Yafie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang memiliki harta benda atau mata pencaharian tetap, akan tetapi salah satunya atau kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.16

Kemiskinan dari sudut sosiologi dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 587

15

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 449

16


(44)

miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan, namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Soerjono Soekanto merumuskan: ”kemiskinan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut”.17

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup dalam keadaan serba kekurangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi.

Secara umum, yang dimaksud dengan orang miskin dalam buku Planning

And Management of Social Sector Programme, didefinisikan sebagai orang yang

hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya kesempatan untuk mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya.18

Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.19 Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka

17

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 365

18

Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet. Ke-2, h. 20

19

Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002 (Jakarta: Depsos, 2002)


(45)

sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya.20

2. Faktor Penyebab Kemiskinan

Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus meneus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.21

Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang, namun demikian seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemiskinan ini pun banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiayaan orang lain. Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan orang lain ini diistilahkan pula dengan kemiskinan struktural. Kemiskinan ini terjadi akibat adanya

20

Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 366

21

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika Aditama, 2005), Cet. Ke-1, h. 131


(46)

ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya.22

Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak mau berusaha atau tidak dapar berusaha, tidaka akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah menyediakan sumber daya alam yang bias dikelola oleh manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt: (Q.S. Ibrahim : 34)

KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan : 23

1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan akal dan ilmu atau kelemahan fisik.

2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan.

3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha. Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya.

4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya. Karena dengan sifat ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi

kemiskinan, sehingga kemiskinan terus terpelihara.

5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bias keluar dari kemiskinan.

22

M. Quraish Shihab, Op. Cit., h. 449-450

23


(47)

6. Diperas atau dikuasai oleh sesame manusia. Pemerasan terhadap manusia ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan.

Dari enam hal di atas, ada tiga hal yang merupakan penyebab kemiskinan yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, hal tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain faktor ini merupakan faktor penunjang terciptanya kemiskinan.

Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba’I berpendapat bahwa kemiskinan itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja.24

3. Dimensi Kemiskinan

Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. Kemiskinan dapat dibagi kedalam beberapa dimensi:

a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara maju sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.

24

Musthofa Husni Assiba’i, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi, (Bandung: CV Diponegoro, 1993), Cet. Ke-4, h. 155.


(48)

b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).

c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.

d. Kemiskinan konsekuensional. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.25

4. Penanggulangan Kemiskinan

Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari pergerakan menuju keteraturan. Masyarakat kita memunculkan sebuah kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian, kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bias mencapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya bermodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang mereka rasakan hanya akan menjadi orang-orang pinggiran yang bias masuk dalam kategori orang miskin.

25

David Cox, “Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the Asia-Pacific Region” makalah yang disampaikan pada International Seminar on Curriculum Development for Social Work Education in Indonesia, (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 2004), h. 1-6


(49)

Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampong, P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multidimensional, maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat ekonomi semata, sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai seolah-olah proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdimensi ekonomi, seperti kemiskinan struktural atau politik. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai penanggulangan kemiskinan tersebut :

1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur sosial dan politis.

2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap lapisan orang miskin yang perlu dilakukan.

3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari konstruksi sosial.

4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat miskin secara penuh. Seperti PKT (Proyek Kawasan Terpadu).

5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain perubahan struktur yang diperlukan, juga perubahan nilai-nilai budaya.


(50)

6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata, meskipun kelima langkah di atas dapat dipenuhi tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses di bidang-bidang lainnya. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilakukan secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah di atas merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan.26

Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata hanya persoalan ekonomi saja, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada pada dirinya semaksimal mungkin, ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai suatu kelemahan, ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi.

Strategi pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha ang dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem.

26

Heru Nugroho, Negara Pasar dan Keadilan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Cet. Ke-1, h. 195-197.


(51)

Adapun kemiskinan alamiah biasanya diatasi dengan cara bentuk pembangunan secara fisik, pemasukan modal dan pengenalan teknologi. Sedangkan kemiskinan buatan bias diatasi oleh perubahan structural, perubahan kelembagaan dan perubahan dalam berbagai bentuk sosial ekonomi.

Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan agar tepat sasaran, psrtisipasi kaum miskin dalam proses pelaksanaan program tersebut mutlak diperlukan. Dalam hal ini Kramer mengajukan model Community

Action Program (CAP) yang terdiri dari 4 (empat) bentuk partisipasi, antara

lain:27

1. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pada kebijaksanaan program yang akan dijalankan. Perwujudan partisipasi kaum miskin dalam model ini dapat diwujudkan dengan adanya presentasi wakil-wakil mereka dalam pelaksanan program.

2. Partisipasi dalam perkembangan program. Dalam kapasitasnya sebagai sasaran, maka pendapat, saran dan aspirasi kaum miskin harus didengar terutama tentang kebutuhan dan kepentingan yang betul-betul riil.

3. Keterlibatan dalam gerakan sosial. Dalam bentuk ini, kaum miskin sebagai pihak yang tidak berdaya (powerless) diberikan motivasi dan stimulasi

untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan.

4. Keterlibatan dalam berbgai pekerjaan. Karena kaum miskin menjadi miskin akibat terbatasnya kesempatan dan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan, maka

27

Alfian, Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai, (Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, 1980), h. 5


(52)

diperlukan penyegaran lapangan usaha yang banyak melibatkan kaum miskin. Padat karya adalah slah satu contohnya.

Bahwa bukan saja pemerintah Indonesia yang menyoroti problem kemiskinan dan cara mengentaskannya, akan tetapi menjadi sorotan atau perhatian dalam ajaran Islam. Karenanya hal ini merupakan suatu ajaran Islam untuk membantu menanggulanginya, baik melalui bantuan individu maupun lembaga keuangan yang berperan mengisi pembangunan di Negara Indonesia ini.


(53)

BAB III

GAMBARAN UMUM

YAYASAN PERSADA NURANI

A. Profil Yayasan

1. Sejarah Perkembangan Yayasan Persada Nurani

Ide awal pendirian Yayasan Persada Nurani dilatar-belakangi oleh keprihatinan beberapa pihak yang melihat realita kehidupan bangsa dan Negara Indonesia, dimana kondisi negara dan sosial kemasyarakatannya yang kian terpuruk. Seolah kondisi yang ada mencerminkan bahwa bangsa ini sudah tidak lagi mempunyai identitas yang jelas. Keterpurukan ini ditandai dengan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana berikut ini: degradasi moral yang kian menghebat menghancurkan generasi muda bangsa, kemiskinan yang kian merajalela, pengangguran yang semakin meninggi, kesehatan dan pendidikan yang kian mahal, angka kriminalitas yang begitu fantastis meningkat dan segenap permasalahan sosial lainnya.1

Dari permasalahan sosial tersebut keprihatinan itu muncul. Dari beberapa diskusi yang dilakukan, maka jiwa-jiwa patriotisme muncul, semangat untuk memperbaiki keadaan bangkit, semangat untuk melayani timbul. Kemudian dari hasil diskusi itu, ada keinginan untuk bisa berbuat dan bertindak bagi perubahan. Dalam pertemuan hari Selasa, 29 Maret 2007 beberapa orang kemudian bersepakat untuk membuat sebuah

        1

 Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 


(54)

yayasan sebagai wadah untuk mengaktualisasikan keinginannya untuk melayani dan ”membina” masyarakat ke arah yang lebih baik.

Pada awalnya yayasan diberi nama Yayasan Bakti Mulia, namun ketika nama yayasan ini didaftarkan ke notariat, dinyatakan bahwa nama yayasan tersebut sudah ada yang menggunakannya. Selang beberapa bulan kemudian beberapa orang tadi bersepakat untuk merubah nama yayasan dengan nama yang baru yaitu Yayasan Persada Nurani. Tak lama kemudian Yayasan Persada Nurani didaftarkan kembali ke notariat. Dengan nama yang baru inilah wadah yang diharapkan menjadi sarana untuk melayani bangsa dan masyarakat tersebut terdaftar sebagai yayasan dengan AKTA NOTARIS JOHN EDY RAHMAN, SH., MKn bernomor. 10 tertanggal 27 Juni 2007. Alamat yang digunakan ketika itu adalah alamat rumah ketua yayasan, yakni Jl. Alam Segar XI/36 Rt. 007/016 Komplek Perumahan Pondok Indah, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.2

Tercatat sebagai Dewan Pendiri yang merupakan orang-orang yang melakukan diskusi atas permasalahan yang ada sebagaimana dijelaskan di atas adalah Andi Purwanto, SE., M. Faridj Wajdi, SE., M.Si., Nurkholis, S.IP., Iim Arif Iman Nudin dan dr. Meizi Fachrial Achmad. Pada pertemuan pembentukan yayasan sebelum didaftarkan ke notariat, telah diputuskan dan disepakati juga bahwa yang menjadi Dewan Pengurus adalah sebagai berikut: M. Faridj Wajdi sebagai ketua yayasan, Nurkholis, S.IP. sebagai sekretaris yayasan dan Iim Arif Iman Nudin sebagai

        2


(55)

bendahara yayasan. Sementara itu, yang diberikan kewenangan sebagai Dewan Pengawas adalah Andi Purwanto, SE. dan Achmad Farid.

Kondisi Yayasan Persada Nurani ketika pertama kali berdiri memang belum bisa berbuat lebih banyak untuk mencari solusi praktis bagi permasalahan yang ada. Akan tetapi dalam perjalanannya, yayasan ini telah mampu membuat program-program sebagai lingkup kegiatannya. Di antaranya program sosial seperti bazar, pengobatan gratis bagi dhu’afa, santunan anak yatim, pemberian ”kafalah” atau bingkisan kepada para

ustadz, dll.. Selain itu, juga ada program pembinaan masyarakat, di antaranya pelatihan motivasi bagi pelajar SMU/sederajat dan SMP/sederajat, pendalaman agama Islam ketika bulan Ramadhan, penyediaan buka puasa di jalan maupun masjid, dll.

Dalam setiap aktifitas kegiatannya Yayasan Persada Nurani selalu melibatkan peran serta masyarakat luas, baik sebagai pelaksana kegiatan di lapangan maupun sebagai donatur. Dalam perjalanannya dana yang dibutuhkan demikian besar untuk mengcover setiap kegiatannya, namun

kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan dana yang mencukupi. Oleh karena sebagai pemikiran awal selain dari para donatur yang telah ada, Yayasan Persada Nurani mencoba menyerap dana-dana yang ada di intstansi pemerintahan seperti APBD, APBN maupun instansi swasta seperti perusahan-perusahan sekitar sebagai sumber dana bagi pembiayaan setiap kegiatan yang digulirkan.

Kini untuk menjadikan yayasan sebagai suatu wadah yang layak untuk mendapatkan dana dari beberapa sumber dimaksud, maka Yayasan


(56)

Persada Nurani dalam waktu dekat ke depan akan melengkapi persyaratan yang diharuskan ada seperti; Surat Keterangan dari Departemen Hukum dan HAM, Surat Keterangan dari Departemen Sosial, nomor peserta wajib pajak (NPWP) dan kelengkapan administrasi lainnya. Perubahan alamat pun dilakukan demi terpenuhinya syarat tersebut. Yayasan Persada Nurani kini beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Sehingga perubahan dan pelengkapan ini diharapkan bisa menjadi pemompa ”nafas” bagi perjalanan Yayasan Persada Nurani dalam mewujudkan cita-citanya yang agung.

2. Visi dan Misi YAYASAN PERSADA NURANI

Adapun yang menjadi Visi dari YAYASAN PERSADA NURANI, yaitu menjadikan Yayasan sebagai Pelayan dan Pembina masyarakat serta ikut mendorong dalam proses pembentukan masyarakat madani yang memanusiakan manusia (humanisasi), membebaskan manusia dari rasa

takut (liberalisasi) dan beriman kepada Allah swt. (transendensi).

Sedangkan Misi YAYASAN PERSADA NURANI adalah :

a. Menyumbangkan kepada masyarakat (khususnya kaum dhu’afa) suatu bentuk pelayanan yang terbaik bagi perbaikan.

b. Menjadi yayasan yang bebas dari tekanan kekuatan modal dan politik dalam mendorong proses humanisasi, liberalisasi dan transendensi. c. Menjadi yayasan pembina masyarakat dalam mendukung proses


(57)

3. Susunan Struktur Organisasi Yayasan Persada Nurani

Susunan Struktur organisasi Yayasan Persada Nurani adalah sebagai berikut :

Dewan Pendiri : 1. Andi Purwanto, SE. 2. Faridj Wajdi, SE., MSi 3. Nurkholis, S.IP. 4. Iim Arif Iman Nudin

5. dr. Meizi Fachrizal Achmad Dewan Pengurus

Ketua : M. Faridj Wajdi, SE, M.Si. Sekretaris : Nurkholis, S.IP.

Bendahara : Iim Arif Iman Nuddin

Dewan Pengawas : 1. Achmad Farid

2. Andi Purwanto, SE.

4. Bidang Aktifitas Yayasan Persada Nurani

Adapun aktifitas Yayasan Persada Nurani dibagi menjadi masing-masing Divisi sebagai berikut :

a. Divisi Pelayanan Sosial, Dakwah Masyarakat

Koordinator : Drs. Abdul Rosyid

Program-programnya :

1) Bazzar Sembako/pakaian 2) Bakti Sosial


(58)

3) Pengobatan Gratis 4) Santunan Anak Yatim 5) Dll.

b. Divisi Pendidikan dan Pembinaan Masyarakat

Koordinator : Ahdiat Zamzam Mihardja, A.Md.

Program-programnya :

1) Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an dengan BBQ (bina baca Qur’an)

2) Pendalaman/pemahaman ilmu agama Islam 3) Pelatihan live skill

4) Pelatihan Motivasi, dll.

c. Divisi fund rishing (ZISWAF dan penyerapan APBD)

Koordinator : Ari Wibowo, SE.

Program-programnya :

1) Pembuatan Proposal ZISWAF setiap Ramadhan 2) Jemput ZISWAF

3) Melakukan kerja sama dengan majelis ta’lim dan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan penyaluran dana.

4) Mengajukan proposal ke Pemerintah melalui penyerapan APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah)


(59)

B. Fokus Program Yayasan Persada Nurani 1. Program Pengentasan Kemiskinan

a. Dasar Pemikiran  

☺ ☺ ☺

☺ ☺

⌧ ⌧

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang

lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang

munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah

dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya

Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah : 71)

Kemiskinan merupakan masalah utama di negeri kita, ketersediaan lapangan kerja adalah salah satu penyebab mengapa penduduk berada di dalam garis kemiskinan, untuk itu dibutuhkan pemikiran yang inovatif dalam mengentaskan kemiskinan ini, banyak kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini tetapi selalu saja pemerintah hanya menangani masalah luar saja tanpa menyentuh pokok dari masalah kemiskinan. Salah satu program pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah dengan


(60)

program bantuan tunai langsung (BLT) program ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan cara membagikan dana langsung kepada masyarakat, terlihat bahwasanya secara bentuk kebijakan ini terlihat baik, tetapi secara substansi terjadi penyelewengan-penyelewengan dari kebijakan ini.

Timbulnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. dan kebanyakan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan adalah muslim, sehingga menjadi tugas kita semua sebagai saudara seiman untuk membantu saudara-saudara kita yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat miskin perlu dikelola secara baik, profesional dan amanah, supaya angka kemiskinan dapat dikurangi. Sehingga program-program yang baik untuk pengetasan kemiskinan menjadi sangat penting. Sadar akan permasalahan ini, kami membentuk wadah dengan nama Yayasan Persada Nurani. Kami hadir membawa misi untuk mengetaskan permasalahan ini.

b. Visi dan Misi

1) VISI

Menjadikan masyarakat muslim yang adil, makmur dan sejahtera yang cerdas, berkualitas juga mandiri.

2) MISI

a) Membangun diri menjadi lembaga yang professional dan amanah


(61)

b) Mendayagunakan seluruh elemen-elemen sosial yang berada di masyarakat.

c) Mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat d) Menciptakan suasana yang baik antar masyarakat.

c. Fungsi dan Tujuan

1) Pusat pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat

2) Me€ngelola dana sosial perusahan dan masyarakat untuk kegiatan produktif.

3) Memberikan bantuan sosial, biaya pendidikan dan pengobatan kepada masyarakat

4) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menciptakan peluang wirausaha sesuai dengan keadaan lingkungannya.

5) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan wirausaha yang telah dilakukan

d. Program Kerja

1) Pelatihan Kewirausahaan 2) Pelayanan Kesahatan 3) Pemberantasan Buta Huruf

4) Pendistribusian Zakat, Infaq dan Shodakoh kepada para Mustahiq 5) Pengelolaan dana Sosial baik dari Masyarakat maupun Perusahaan

2. Program Pelayanan Kesehatan a. Dasar Pemikiran


(62)

Untuk lebih meyakinkan pembaca dan donatur agar tidak ragu-ragu dalam menginvestasikan dananya untuk akhirat di bidang kesehatan, maka kami sampaikan kutamaan-keutamaan ini karena Allah semata :

1) Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2) : 156

Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan

innalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun

2) Rasulullah SAW. Bersabda :

Mu’min yang kuat (sehat) lebih dicintai oleh Allah dari pada mu’min

yang lemah (sakit)

3) Al-Qur’an Surat at-Taghabun (64) : 11

Tidak ada suatu musibahpun telah menimpa seseorang kecuali

dengan izin Allah. Dan siapa yang percaya kepada Allah, niscaya dia

akan member petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui

terhadap segala sesuatu”. Hal senada disebutkan dalam Surat Al

Hadiid (57) : 22-23


(1)

HASIL WAWANCARA Nama : Dr. Nur Aeni

Jabatan : Dokter praktek di Klinik Persada Nurani Hari/Tanggal : 08 Juni 2010

Waktu : 16.30 – 17.30 wib. Tempat : Klinik Persada Nurani

1. Tanya : Sejak kapan program pelayanan kesehatan Persada Nurani ini dilaksanakan?

Jawab : Sejak bulan Mei 2009 sampai sekarang,,pada dasarnya Partisipasi masyarakat sangat mendukung adanya program pelayanan kesehatan ini karena selain tarif pengotan yang relatif terjangkau, melalui program ini masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih mudah seperti mendapatkan penyuluhan dan pengobatan, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak.

2. Tanya : Bagaimanakah bentuk pelayanan kesehatannya ?

Jawab : Program Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.. Bentuk pelayanan kesehatan di sini lebih ke arah pengobatan (kuratif), terus ada pelayanan duafa dan member, bentuk pelayanannya berupa pemeriksaan biasa dan penanganan lebih lanjut seperti rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.

3. Tanya : Penyakit apa saja yang biasa dikeluhkan pasien?

Jawab : biasanya itu Ispa, Diare, Demam, Bronkhitis, Gastroenteritis, Infeksi neonates, Gastritis, Kebidanan, Cedera, dan TBC paru..umumnya penyakit orang tua, termasuk lansia ya..karena begini mba, Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh


(2)

pelayanan kesehatan

4. Tanya : Bagaimanakah bentuk pengobatannya?

Jawab : pasien datang, daftar..member ato non member trus di cek tensi, timbang, kemudian ke ruang dokter, konsultasi lalu pemeriksaan lanjutan dan suntikan bila diperlukan

5. Tanya : Apakah ada bentuk kerjasama dengan instalasi kesehatan lainnya ? Jawab : Ada..kita sekarang kerjasama dengan BAZNAS, kartu member kita sekarang ini juga sudah tertera bentuk kerjasama dengan BAZNAS jadi apabila ada pasien member yang memerlukan perawatan rujukan bisa datang ke rumah sehat BAZNAS yang di menteng.

Narasumber Pewawancara


(3)

HASIL WAWANCARA Nama : Dr. Nur Aeni

Jabatan : Dokter praktek di Klinik Persada Nurani Hari/Tanggal : 25 Juni 2010

Waktu : 16.00 – 17.30 wib. Tempat : Klinik Persada Nurani

1. Tanya : Pemberdayaan masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh klinik Persada Nurani?

Jawab : Dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Persada Nurani memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pengobatan dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak.

2. Tanya : Apa tujuan dari Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh klinik Persada Nurani ?

Jawab : Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini akan mengurangi tingkat dan grafik masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.

3. Tanya : Apa pelayanan yang diberikan klinik Persada Nurani selain pelayanan pengobatan ?

Jawab : Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di YPN terdapat juga pelayanan imunisasi dan pelayanan untuk Lansia.

4. Tanya : Untuk Lansia aspek apa yang diperhatikan oleh Klinik Persada Nurani?

Jawab : Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh dari faktor kemiskinan yang menghambatnya, termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan


(4)

yang diberikan kepada kelompok lansia?

Jawab : Ada.. Salah satu bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang juga diberikan kepada kelompok lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik. Adapun jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia antara lain: Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tnggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh, Pengukuran tekanan darah, Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes militus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal, Pelaksanaan rujukan ke RS (Rumah Sakit) bila diperlukan. Terakhir, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Yayasan Persada Nurani kepada lansia dalam meningkatkan kesehatannya adalah Penyuluhan, hal ini bisa dilakukan di dalam atau luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.

Narasumber Pewawancara


(5)

HASIL WAWANCARA Nama : Sdr. Fajar

Jabatan : Pasien Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu : 19.30 wib.

Tempat : Klinik Persada Nurani

1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : saya berobat disini sudah cukup lama mba.. kurang lebih sudah enam bulananlah kira-kira,.

2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?

Jawab : saya kan orang gak mampu trus saya sudah terdaftar jadi member di sini mba jadi saya lebih suka berobat di sini,,di sini kan sekali berobat saya cuma bayar tiga ribu doang jadi itu sangat membantu saya sebagai orang miskin..ya karna murahlah kira-kira begitu alasannya,.

3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : bagus..baik..ramah..yang penting mah sebenernya cocok-cocokan ya mba karna saya sudah biasa berobat di sini alhamdulillah sembuh jadi ya saya terusin,,ya itu tadi karna pelayanannya bagus.

4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini?

Jawab : banyaklah manfaatnya, untuk saya,,ya klinik ini sangat membantu,.orang kecil kalo mo berobat di rumah sakit kan gak mampu jadi pas ada klinik ini di sini ya saya merasa bermanfaat sekali,.


(6)

Nama : Sdr. Agus Jabatan : Pasien Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu : 19.00 wib.

Tempat : Klinik Persada Nurani

1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : baru dua kali ini mbak,,kemaren saya periksa terus sekarang saya ke sini lagi mau kontrol,,nerusin yang kemaren kan dah berobat di sini,,gitu. 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ?

Jawab : pertama kali saya pas ke sini di anterin sama sodara saya trus karna kemaren obatnya cocok dan karna saya musti kontrol jadi saya balik lagi ke sini mba,,tapi selain itu juga karna deket sama rumah ya.

3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : menurut saya sih pelayanan di klinik ini bagus,,yang ngelayanin obat ramah, dokternya ramah juga trus dokternya itu juga teliti pas meriksanya jadi saya sreg berobat di sini.

4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini?

Jawab : manfaatnya,,saya bisa berobat lebih murah, lebih deket sama rumah jadi gak perlu ngluarin ongkos lebih, tapi yang lebih penting manfaatnya itu ya saya sembuh berobat di sini, khan begituu...hhehe,,,he.