25
2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya, namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio 1983 adalah :
10
a. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran medical services ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat
bersifat sendiri solo practice atau secara bersama-sama dalam satu organisasi institusion, tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. b.
Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat public health services ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka
10
Ibid, h. 116
26 dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat,
potensi masyarakat sering diikut-sertakan. Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Winslow 1920, pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan
kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan
wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan
kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan. Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga
masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari
masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih
belum berjalan dengan lancar.
11
Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984
11
Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia, 1985, h. 3
27 memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum
pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta
Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten. Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974
dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab
dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan KabupatenKotamadya
untuk tingkat KabupatenKotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan untuk tingkat Kecamatan masih dalam tahap perencanaan.
Dari uraian
yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem
Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja, tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain
Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang
dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya.
Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan
rujukan saja. Sedangkan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat
28 sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang
didirikan di semua kecamatan di Indonesia. Untuk
lebih memperluas
cakupan pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000 dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu.
Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS
keliling. Selanjutnya sesuai dengan prinsip perlunya melibatkan potensi
masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa PKMD yang pengorganisasiannya berada dalam
naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD. Sedangkan wadah peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan
nama Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Pada saat ini Posyandu direncanakan akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola
dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat dibedakan atas lima macam yakni 1 pelayanan KIA, 2 pelayanan gizi, 3
pelayanan keluaraga, 4 pemberian oralit, serta 5 imunisasi.
12
Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada
12
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan Jakarta : Binarupa Aksara, 1996, Edisi III, h. 117-118
29 organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor
kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain:
13
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
fragmented berubah menjadi kegiatan yang terpadu integrated, c.
Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat,
d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya, e.
Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi,
f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah partnership,
g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat centralized,
menjadi otonomi daerah decentralized h.
Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring berjalannya era desentralisasi.
13
Op Cit, h. 66
30
C. Kemiskinan