Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Kafein Pembuatan Kurva Kalibrasi Pemisahan Kafein Secara Ekstraksi dari Bubuk Teh

Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pembuatan Larutan

3.3.1.1. Larutan Standar Kafein 1000 mgL

Ditimbang sebanyak 1,0000 gram kafein, dimasukkan ke dalam beaker glass, dilarutkan dengan akuades panas secukupnya, dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda, dan dihomogenkan.

3.3.1.2. Larutan Standar Kafein 100 mgL

Dipipet larutan standar kafein 1000 mgL sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda, dan diomogenkan.

3.3.1.3. Larutan Standar Kafein 10 mgL

Dipipet larutan alikuot standar kafein 100 mgL sebanyak 25 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL kemudian diencerkan dengan akuades hingga garis tanda, dan dihomogenkan.

3.3.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Kafein

Sebanyak 20 mL larutan standar kafein 10 mgL dipipet, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, diencerkan dengan akuades hingga garis tanda, dihomogenkan, besarnya absorbansi yang diperoleh dari larutan diukur dengan spektrofotometer UV- Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009 Visible pada panjang gelombang 266 – 280 nm. Sebagai uji blanko digunakan akuades.

3.3.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dari larutan standar kafein 10 mgL dipipet dengan tepat masing-masing 10, 15, 20, 25, 30, dan 35 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, diencerkan dengan akuades hingga garis tanda, dihomogenkan, besarnya absorbansi dari masing- masing larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Visible dengan panjang gelombang 273,5 nm. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali, sebagai uji blanko digunakan akuades.

3.3.4. Pemisahan Kafein Secara Ekstraksi dari Bubuk Teh

Sebanyak 1 gram bubuk teh dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian ditambahkan 150 mL air panas kedalamnya, selanjutnya diseduh selama 2 menit sambil diaduk. Larutan teh panas disaring melalui corong dengan kertas saring ke dalam erlenmeyer, kemudian 1,5 gram CaCO 3 dan larutan teh tadi dimasukkan ke dalam corong pisah lalu diekstraksi sebanyak 4 kali, masing-masing dengan penambahan 25 mL kloroform. Lapisan bawahnya diambil, kemudian ekstrak fase kloroform ini diuapkan dengan rotarievaporator hingga kloroform menguap seluruhnya. Ekstrak kafein bebas pelarut dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan, kemudian ditentukan kadarnya dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 273,5 nm. Perlakuan yang sama dilakukan untuk tiap-tiap penyeduhan 2, 4, dan 6 menit masing-masing dengan variasi berat 1, 2, dan 3 gram. Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009

3.4. Bagan penelitian

3.4.1. Pemisahan Kafein Secara Ekstraksi dari Bubuk Teh

Ditambahkan 150 mL air panas Diseduh selama 2 menit sambil diaduk Disaring Ditambahkan 1,5 gram CaCO 3 Diekstraksi masing – masing dengan penambahan 25 mL kloroform sebanyak 4 kali Dipisahkan Diuapkan kloroform dengan rotarievaporator Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL Diencerkan dengan akuades hingga garis tanda Dihomogenkan Diukur konsentrasi kafein dengan spektrofotometer 1 gram bubuk Residu Filtrat Lapisan Lapisan Ekstrak kafein bebas Ekstrak kafein