Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air. Diperkirakan tidak kurang dari 120 mL setiap harinya, teh dikonsumsi setiap orang. Pada dasarnya,
teh diproses menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Lebih dari tiga perempat teh di dunia atau 75 diolah menjadi teh hitam dan menjadi salah satu
jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia. Sisanya sebanyak 23 diolah menjadi teh hijau dan 2 diolah menjadi teh oolong.
Teh sudah dikenal sejak lama sebagai minuman dengan seribu khasiat yang menakjubkan. Seiring dengan perkembangan penelitian modern, teh terbukti bisa
menyembuhkan berbagai penyakit dan sebagai penyebab penyakit Noni Soraya, 2007. Pada masyarakat pedesaan, seduhan teh yang kental biasa digunakan dalam
usaha pertolongan awal pada penderita diare. Bahkan di daerah tertentu, seduhan teh diyakini bermanfaat sebagai obat kuat dan membuat awet muda Arif Hartoyo, 2003.
Hasil penelitian menunjukkan, teh jika dikonsumsi secara teratur dapat mencegah kanker, kolesterol, dan darah tinggi.
Sekalipun memiliki banyak manfaat, perlu diingat bahwa teh juga mengandung kafein. Jika dikonsumsi secara berlebihan, ia dapat menyebabkan
beberapa gangguan, seperti insomnia, kecemasan, dan ketidakteraturan detak jantung.
Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009
Kafein mudah larut dalam air panas, hampir semua sifat kafein yang terkandung di dalam daun teh mudah larut, maka ketika teh diseduh selama 1-2 menit
pertama semua kafein akan larut tanpa tannin. Akibat dari pembuatan teh yang singkat ini adalah, karena minuman yang telah dibuat tersebut memiliki tingkat kafein tinggi
yang tidak lagi bertalian dengan tannin, maka dengan cepat kafein tersebut diserap tubuh saat teh tersebut dikonsumsi. Kafein juga memiliki rangsangan pada sistem
saraf dan fungsi otak. Stephen Fulder, 2004. Semakin lama teh direndam, maka kafein dalam teh akan semakin terekstrak sehingga terjadi oksidasi. Untuk
mendapatkan teh yang lebih pekat dilakukan dengan menambahkan takaran daun teh, bukan dengan memperlama waktu penyeduhan Sri Kumalaningsih, 2007
Konsumsi kafein sebaiknya tidak melebihi 300 mg sehari Hardinsyah, 2008. Para ahli menyarankan 200-300 miligram konsumsi kafein dalam sehari
merupakan jumlah yang cukup untuk orang dewasa. Tapi, mengonsumsi kafein sebanyak 100 miligram tiap hari dapat menyebabkan individu tersebut tergantung
pada kafein. Maksudnya, seseorang dapat mengalami gejala seperti rasa lelah, perasaan terganggu atau sakit kepala jika ia tiba-tiba berhenti mengonsumsi kafein
Siswono, 2008.
Keracunan kafein kronis, bila minum 5 cangkir teh setiap hari yang setara dengan 600 mg kafein, lama kelamaan akan memperlihatkan tanda dan gejala seperti
gangguan pencernaan makanan dispepsia, rasa lemah, gelisah, sukar tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing vertigo, bingung, berdebar, sesak napas, dan
kadang sukar buang air besar Setiawan Dalimartha, 2002.
Berdasarkan latar belakang ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan kafein dalam teh, dengan harapan dapat memperoleh
informasi tentang kadar kafein yang terdapat dalam teh dari cara menyeduh teh yang biasa dilakukan masyarakat.
Novianty Syahfitri : Pengaruh Berat Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh, 2009. USU Repository © 2009
1.2. Permasalahan