Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
tetapi juga organisasi, suatu kelebihan tersendiri yang membedakan dengan mahasiswa yang berorientasi pada kuliah saja Sentosa, 2008.
Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi karena dengan berorganisasi
seseorang akan terbiasa bekerjasama dengan orang lain work as a team, memiliki jiwa kepemimpinan work as a leader, terbiasa bekerja dengan manajemen work with
management. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Tetapi kadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam
membagi waktu antara kuliah dan organisasi Firdaus, 2008.
D. Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Keaktifan Dalam Organisasi Kemahasiswaan
Menurut Knaus 1992, prokrastinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi mahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada
mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik Rothblum, Solomon, Mukarami, 1986.
Menurunnya prestasi merupakan prokrastinasi yang dapat mempengaruhi prestasi dan menyebabkan Indeks Prestasi IP yang rendah. Namun hal ini tidak menunjukkan
bahwa mahasiswa yang baik prestasinya tidak akan pernah melakukan perilaku menunda Orpen dalam Tuckman, 1999. Salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa
melakukan prokrastinasi akademik adalah keikutsertaan dalam organisasi kemahasiswaan Biordy dalam Larson, 1999.
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Kehidupan kampus selalu diwarnai dengan berbagai pandangan mengenai kewajiban yang harus diambil dan dijalankan oleh mahasiswa. Hal ini terkait dengan
legitimasi yang ada dalam kehidupan sosial yaitu, seorang mahasiswa harus menjalankan kewajibannya untuk menuntut ilmu. Hal ini membuat orientasi kuliah menjadi kewajiban
utama dalam kehidupan mahasiswa, namun ditengah-tengah kewajiban utama yang ada, terdapat mahasiswa yang melakukan hal di luar legitimasi tersebut yaitu, dengan ikut
serta dalam aktivitas organisasi. Orientasi organisasi kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas perkuliahan karena mahasiswa tidak hanya fokus pada
kewajiban kuliah tapi juga aktivitas organisasi menjadi sebuah perhatian yang tidak kalah pentingnya Sentosa, 2008.
Organisasi kampus sering dikaitkan keberadaannya dengan aktivis, dan sebaliknya aktivis pasti terkait organisasi kampus. Aktivis juga sering digambarkan
sebagai mahasiswa yang aktif diorganisasi tetapi berIPK Indeks Prestasi Kumulatif rendah, sedangkan mahasiswa non-aktivis sering digambarkan dengan mahasiswa yang
selalu berIPK baik, diatas rata-rata, tapi tak punya kepedulian dengan hal-hal diluar akademis Sentosa, 2008.
Ada juga pendapat dari Forum Pendidikan Kesejahteraan Indonesia 2007 mengatakan bahwa mereka yang kuliah, dan aktif di organisasi, malah bisa mengatur
waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jika dibandingkan dengan orang yang tidak terjun dalam sebuah
organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Tidak sedikit mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi malah bisa cepat lulus karena mahasiswa tersebut bisa membagi waktu
dan tidak membiarkan waktu yang dilalui terbuang percuma tanpa diisi dengan kegiatan
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
yang berarti dan banyak pula diantara mereka justru semakin bersemangat dan tekun dalam belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sentosa 2008 bahwa mahasiswa yang menjadi pengurus dalam sebuah organisasi kemahasiswaan menunjukkan sebuah
prestasi yang imbang, artinya, aktivitas mereka di organisasi tidak menjadikannya halangan untuk tetap fokus pada kewajiban kuliah, kemudian mereka tidak menunda-
nunda waktu yang ada dan berusaha untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, sehingga semua aktivitas yang ia lakukan tidak terbelengkalai.
Peneliti sendiri melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa mahasiswa yang aktif dalam organisasi mengatakan bahwa studi mereka memang terganggu akibat
kegiatan organisasi yang padat, sedangkan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi mengatakan bahwa mereka malas mengikuti kegiatan organisasi karena takut akademik
atau prestasi akan menurun.
E. Hipotesis