Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil
penelitian Hadi, 2000. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi operasional, subjek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan
sampel, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, alat ukur serta metode analisa data. Penelitian ini merupakan penelitian komparasional dengan pendekatan
kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan PEMA
Fakultas.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel tergantung : Prokrastinasi Akademik Variabel bebas
: keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan a. aktif berorganisasi
b. tidak aktif berorganisasi
B. Definisi Operasional 1. Prokrastinasi akademik
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan individu dalam merespon tugas yang dihadapi dengan mengulur-ulur waktu untuk memulai maupun menyelesaikan
kinerja secara sengaja untuk melakukan aktivitas lain yang tidak dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Adapun indikatornya adalah: 1 adanya penundaan dalam memulai
menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas, 2 adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas, 3 adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual
dalam mengerjakan tugas, 4 adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
Tingkat prokrastinasi akademik dilihat dari besarnya skor yang diperoleh dari skala prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Semakin tinggi skor total yang diperoleh,
semakin tinggi pula kecenderungan prokrastinasi akademiknya, dan semakin rendah skor yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah pula kecenderungan untuk melakukan
prokrastinasi akademik.
2. Keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan
Keaktifan berorganisasi adalah mahasiswa yang menjadi anggota dan aktif dalam organisasi kemahasiswaan PEMA Fakultas. Data mengenai keaktifan dalam
mengikuti organisasi kemahasiswaan diperoleh dari daftar pertanyaan yang dicantumkan dalam alat ukur yaitu skala prokrastinasi akademik. Adapun cara
menentukan keaktifan mahasiswa dalam organisasi yaitu dengan menggunakan penilaian profesional judgement, yaitu ketua organisasi PEMA Fakultas.
C. Subjek Penelitian
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel serta jumlah sampel penelitian.
1. Populasi dan sampel
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau inividu yang paling sedikit mempunyai sifat
yang sama Hadi, 2000. Populasi ilmiah hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari hal-hal
yang sebenarnya hendak diteliti Suryabrata, 2000. Kesimpulan penelitian mengenai sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif dan
tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan khususnya PEMA Fakultas.
2. Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah teknik pemilihan sebagian individu dari populasi sebagai wakil yang representatif dari populasi tersebut Hadjar, 1996. Sampel di katakan
representatif dari populasi bila subjek yang terpilih mempunyai karakter yang mencerminkan semua karakter yang dimiliki oleh populasi Arikunto dalam Hadjar,
1996. Mendapatkan sampel penelitian, peneliti menggunakan cara-carateknik tertentu untuk memilihnya Hadjar, 1996. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan incidental
sampling, dimana hanya individu atau kelompok yang kebetulan dijumpai atau yang dapat dijumpai saja yang diselidiki sesuai karakteristik penelitian. Melalui metode ini,
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
tidak semua individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dipilih menjadi anggota sampel, hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai atau dapat
dijumpai saja yang diteliti Hadi, 2000. Alasan peneliti menggunakan teknik incidental, karena peneliti mengambil sampel seluruh mahasiswa USU antara yang aktif dan tidak
aktif dalam organisasi kemahasiswaan PEMA Fakultas. Adapun karakteristik sampel atau subjek pada penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa Strata 1 Universitas Sumatera Utara yang sedang aktif menjalankan
perkuliahan. 2.
Aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan PEMA Fakultas dan tidak aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan.
3. Jumlah sampel penelitian
Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 260 orang, yang terdiri dari 130 orang mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan PEMA Fakultas
dan 130 orang yang tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan PEMA Fakultas.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala prokrastinasi
akademik. Skala ini terdiri dari item-item berupa pernyataan yang mengarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap dan meminta sampel untuk memilih
salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan.
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Skala prokrastinasi akademik dalam penelitian ini disusun berdasarkan
komponen- komponen prokrastinasi akademik menurut
Ferrari, Johnson dan McCown dalam Gufron, 2003. Pada pengisian skala ini, sampel diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada
dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang tersedia. Pada skala ini diberi 4 empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak
Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan yang positif Favorable dan
Negatif Unfavorable. Item yang Favorable, jawaban sangat sesuai akan diberi skor 4, jawaban sesuai akan diberi skor 3, jawaban tidak sesuai diberi skor 2 dan skor 1 untuk
jawaban sangat tidak sesuai. Item yang Unfavorable, setiap jawaban Sangat Tidak Sesuai akan diberi skor 4, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk jawaban Sangat
Sesuai.
Tabel 1. Distribusi Aitem-Aitem Skala Prokrastinasi Akademis Sebelum Uji Coba Indikator
Pernyataan yang mendukung
Pernyataan yang tidak
mendukung Total
Penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi. 8
7 15
Keterlambatan dalam
8 7
15
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
mengerjakan tugas Kesenjangan waktu antara
rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas
8 7
15
Kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang
dipandang lebih mendatangkan hiburan dan
kesenangan 8
7 15
Total 32
28 60
1. Validitas dan Reliabilitas 1.Validitas
Azwar 2000 menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai
validasi yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Sisi lain dari pengertian
validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berati bahwa pengukuran itu
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan subjek yang lain. Untuk mengkaji validitas alat ukur dalam
penelitian ini, peneliti melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang diukur yang disebut dengan validitas isi content validity.
Suryabrata 2008 menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaanpernyataan, berdasarkan pendapat profesional
professional judgement. Sementara menurut Danim 2007 menyatakan kalaupun rumusan instrumen dibuat sesuai dengan isi yang dikehendaki, namun validitas isi ini
tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka hasil uji. Setelah melakukan validitas isi kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji
daya beda item. Uji daya daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut
dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi
ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, dasarnya adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh skala
sebagai keseluruhan Azwar, 1999. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total
r
ix
yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem. Bagi skala-skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval dapat digunakan formula koefisien korelasi
Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini menggunakan taraf signifikasi 5
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
p0,05.Menurut Ebel 1979 menyarankan kriteria evaluasi indeks diskriminasi aitem yaitu nilai 0,3 sudah dianggap bagus walaupun masih mungkin untuk ditingkatkan
Azwar, 1999. Penghitungan daya diskriminasi aitem dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 15.0 For Windows.
Skala prokrastinasi akademik dalam penelitian ini diujicobakan pada 260 orang mahasiswa USU. Jumlah aitem yang diujicobakan adalah 40 aitem aitem dan
dari 40 aitem tersebut hanya 35 aitem yang dianggap memenuhi kriteria korelasi minimal aitem. Hasil ujicoba skala prokrastinasi akademik menunjukkan nilai r
iX
aitem skala bergerak dari 0,300 – 0,584. Berikut ini blue print skala prokrastinasi akademik yang digunakan peneliti untuk mengambil data penelitian :
Tabel 2. Distribusi Aitem-aitem Skala prokrastinasi akademik pada saat Penelitian Indikator
Pernyataan yang mendukung
Pernyataan yang tidak
mendukung Total
Penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kerja
pada tugas yang dihadapi. 1,2,12,34,37
11,13,23,24,35 10
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
8,24,28,35 9,10,22,29
8
Kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual
dalam mengerjakan tugas 3,5,16,25
6,7,18,26 8
Kecenderungan untuk 4,15,23,27,34
14,17,19,32 9
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih
mendatangkan hiburan dan kesenangan
Total 18
17 35
2.Reliabilitas
Menurut Suryabrata 2000, reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan suatu alat dapat dipercaya. Azwar 1997 menyatakan hasil
pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek
yang diukur dalam diri subjek tidak berubah. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam
menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengasung makna
kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang
mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok inidividu sebagai subjek penelitian. Pendekataan ini dipandang ekonomis, praktis dan
berefesiensi tinggi Azwar, 2000. Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach dari Cronbach. Pengujian reliabilitas ini akan menghasilkan reliabilitas dari skala.
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Hasil uji coba skala prokrastinasi akademik yang diujikan kepada 260 orang mahasiswa USU, diperoleh nilai reliabilitas 0,915 . Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 6 di bawah ini :
Tabel 3. Reliabilitas Skala prokrastinasi akademik
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based
on Standardize
d Items N of
Items .915
.915 35
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
F. 1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan, yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1.
Menyusun alat ukur Sebelum alat ukur dibuat maka hal pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah
menentukan aspek-aspek dari suatu alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada satu yaitu skala prokrastinasi akademik. Skala prokrastinasi akademik
disusun atas empat indikator menurut Ferrari, Johnson dan McCown dalam Gufron, 2003. Skala ini terdiri dari 40 buah aitem.
2. Ujicoba alat ukur
Ujicoba skala prokrastinasi akademik dilakukan di Fakultas Psikologi USU pada tanggal 6 Oktober 2009 kepada 80 mahasiswa, dan semuanya dapat dikumpulkan.
3. Revisi alat ukur
Dini Ahmaini : Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif Dengan Yang Tidak Aktif Dalam Organisasi Kemahasiswaan Pema USU, 2010.
Setelah peneliti melakukan ujicoba alat ukur maka langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menguji validitas dan reliabilitas kedua alat ukur dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 15.0 for Windows. Hasil ujicoba skala prokrastinasi akademik menunjukkan nilai reliabilitas skala prokrastinasi akademik
sebesar 0.902 dengan 35 aitem yang memenuhi kriteria. Hal ini berarti dari 40 aitem yang terdapat pada skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti hanya 35
aitem yang dapat digunakan karena hanya 35 aitem ini saja dianggap dapat membedakan antara individu yang memiliki atribut yang ingin diukur dengan individu yang tidak
memiliki atribut yang ingin diukur. Setelah peneliti mengetahui aitem-aitem yang dianggap memenuhi kriteria validitas
maka langkah selanjutnya adalah peneliti mengambil aitem-aitem tersebut dan menyusunnya kembali sehingga terbentuk alat ukur baru yang nantinya akan digunakan
peneliti dalam mengambil data untuk penelitian ini.
F. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian