Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Permasalahan yang harus diselesaikan dalam teknik ini adalah menaksir parameter-parameter populasi yang distribusinya sudah diasumsikan berdasarkan data
sampel, atau menguji hipotesis tertentu yang berhubungan dengan parameter, misalnya uji hipotesis bahwa mean
µ mempunyai nilai yang sama dengan
o
µ .
Untuk mendapatkan suatu sampel yang mempunyai distribusi tertentu sesuai denagan asumsi distribusi populasinya sangatlah sulit, oleh karena itu
dikembangkanlah suatu teknik inferensi yang tidak memerlukan asumsi-asumsi tertentu tentang distribusi sampelnya. Teknik inferensi seperti ini dalan statistik
dikenal dengan Statistik Non Paraametrik, karena tidak memerlukan penaksiran atau
uji hipotesis yang berhubungan dengan parameter-parameter populasinya.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah:
1. Hipotesis harus muncul dan ada hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti. 2.
Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti. 3.
Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Perlu diingat apaun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah bentuk statetment yaiu pernyataan tentang sifat atau keadaan
hubungan dua atau lebih variabel yang diteliti.
2.3 Analisa yang Digunakan
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nolHo, hipotesis alternatifHa, hipotesis kerjaHk. Tetapi yang biasa adalah Ho yang merupakan
bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel independentx tidak
mempengaruhi variabel dependenty.
Untuk menguji hipotesa ini kita akan menghitung banyak kasus dari masing- masing kelompok yang termasuk dalam berbagai kategori dan membandingkan
proporsi dari kasus-kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi Kuadrat.
2.4 Metode Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Metode Chi-Kuadrat
Chi Square; Chi dibaca: Kai;simbol dari huruf Yunani:
2
χ , ditemukan oleh Helmet pada tahun 1875 tetapi baru pada tahun 1900 pertama kali diperkenalkan oleh Karl
Pearson.
Chi-Kuadrat mempunyai fungsi statistik sebagai analisa data yang
dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Chi-Kuadrat sebagi alat estimasiperkiraan, yaitu mengestimasikan apakah
frekuensi dalam sampel yang diobservasi berbeda secara signifikan terhadap frekunsi pada populasi.
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
2. Chi-Kuadrat sebagai uji sampel yang terpisahindependen sampel
3. Chi-Kuadrat sebagai alat pengetesan hipotesa penelitian untuk menguji sampel
yang berhubungan.
Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampelvariabel yang disusun dalam tabel baris dan kolom atau menguji keselarasan
dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan
bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang ditetapkan. Oleh karena itu, uji ini dapat juga disebut uji keselarasangoodness of fit test, katena untuk
menguji apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritisseperti distribusi normal, uniform, binomial, dan lainnya.
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbadingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar,
karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa data skala interval saja, melainkan frekuensi pemunculan tertentu.
Penghitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan penghitungan persentase, proporsi atau yang lain sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik
statistik yang dipergunakan untuk meguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi
yang diobservasi, observed frequencisdisingkat Fo atua O dengan frekuensi yang diharapkan, expected frequencis disingkat Fh atau E.
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kudrat, yaitu:
1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi.
2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya
korelasi dari variabel-variabel yang dianalisa. 3.
Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasikan kesimpulan yang memuaskan.
4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit, atau data
nominal.
Cara memberikan interprestasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan menetukan df degree of freedom atau dbderajat kebebasan. Setelah itu
berkonsultasi tabel harga kritis Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat dengan hasil perhitungan dengan harga kritis Chi-Kuadrat akhirnya
mengambil kesimpulan dengan ketentuan: 1.
Bila harga Chi-kuadrat
2
χ sama atau lebih besar dari tabel Chi-Kuadrat maka hipotesis nolHo ditolak dan hipotesa alternatifHa diterima.
2. Bila harga Chi-Kuadrat
2
χ lebih kecil dari tabel Chi-Kuadrat maka hipotesis nolHo diterima dan hipotesa alternatifHa ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil dari Chi- Kuadrat diantaranya:
1. Uji Independen antara Dua Faktor
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Secara umum untuk menguji independen antara dua faktor dapat dijelaskan sebagai berikut: misalkan diambil sebuah sampel acak berukuran n dan tiap pengamatan
tunggal diduga terjadi karena adanya dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan faktor II terbagi atas k taraf. Banyak pengamatan yang terjadi
karena taraf ke-i faktor ke-II=1,2,…, b dan taraf ke-j faktor ke-IIj=1,2,…, k akan dinyatakan dengan O
ij
. Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar kontingensi b x k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data dengan memakai penyesuaian
persyaratan data yang diuji sebagai berikut: H
: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan orang tua dengan IPK mahasiwa.
H
1
: Ada hubungan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan orang tua dengan IPK mahasiwa.
Sehingga rumus yang digunakan adalah:
∑
=
− =
k i
Ei Ei
Oi
1 2
2
χ
Dengan:
2
χ = Chi-Kuadrat O
i
= Nilai pengamatan yang diperoleh pada kategori yang ke-i E
i
= Nilai pengharapan pada kategori yang ke-i Dengan kriteria pengujian sebagi berikut:
Tolak H jika
2
χ
hitung
≥
2
χ
tabel
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Terima H jika
2
χ
hitung 2
χ
tabel
Dalam taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasandk untuk distribusi Chi-Kuadrat
adalah b-1 k-1, dalam hal lainnya kita teriam hipotesis H .
2.Koefisien Kontingensi
Kegunaan koefisien kontingensi yang diberi simbol C adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan anatara dua varaiabel yang mempunyai gejala
ordinalkategori, paling tidak berjenis normal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga
koefisien kontingensi setelah menemukan harga Chi-Kuadrat. Rumus untuk menghitung koefien kontingensi adalah:
C = N
hitung hitung
+
2 2
χ χ
Keterangan: C
= Koefisien kontingensi hitung
2
χ = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
3. Metode Analisa
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan penelitian di
kampus FMIPA USU. Langkah 2:
Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi. Dalam menyusun distribusi frekuensi terlebih dahulu ditentukan:
a. Rentang: Data terbesar-data terkecil b. Tentukan banyak kelas interval
c. Tentukan panjang kelas interval, biasanya ditentikan oleh aturan:
P= rentang Banyak kelas
d. Pilih ujung bawah kelass interval pertama, bisa diambil data terkecil menjadi ujung bawah dari kelas interval pertama, bisa juga lebih kecil dari data terkecil tapi
selisihnya tidak lebih besar dari rentang. Langkah 3:
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti di bawah ini:
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Tabel 2.4.1 Daftar Kontingensi FAKTOR IIK TARAF
JUMLAH
FAKTOR I B TARAF
1 2
K 1
O
11
O
12
… O
k 1
n
10
2 O
21
O
22
… O
k 2
n
20
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
B O
1 B
O
2 B
… O
BK
n
Bo
JUMLAH
n
1 o
n
02
… n
k
N
Dimana: faktor I dan II adalah faktor –faktor yang membentuk daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom. Nij adalah frekuensi yang diamati.
N
∑
=
= =
k i
i
b i
Eij
1
,..., 3
, 2
, 1
;
N
∑
=
= =
h j
j
k i
Eij
1
,..., 3
, 2
, 1
;
Langkah 4: Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dengan
rumus: E
n n
n
j i
ij
× =
Dengan:
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
E
ij
adalah frekuensi yang diharapkan N adalah jumlah data yang diamati
Dari rumus di atas dapat disusn tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan.
Tabel 2.4.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan FAKTOR IIK TARAF
JUMLAH
FAKTOR I B TARAF
1 2
K 1
E
11
E
12
… E
k 1
n
10
2 E
21
E
22
… E
k 2
n
20
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
B E
1 B
E
2 B
… E
BK
n
Bo
JUMLAH
n
1 o
n
02
… n
k
N Dengan terbentuknya daftar frekuensi kontingensi yang diamati dan daftar
frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan harga
2
χ .
Langkah 5: Untuk menghitung harga Chi Kuadrat, perlu diperhatikan kriteria sebagai
berikut: 1.
Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20. 2.
Frekuensi teoritis E
ij
minimum harus 5 setiap kotak, sebab
2
χ hanya berlaku apabila E
ij
≥
5, dengan kata lain apabila E
ij
5 maka
2
χ terhadap data tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua baris dan dua kolom dan
untuk tabel lebih dari 2
2 ×
sebelum menghitung
2
χ perlu diperhatikan dahulu
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
E
ij
pada setiap kotak dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau baris perlu digabung.
3. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.
Setelah ini dipenuhi, harga
2
χ dapat ditentukan dengan rumus:
∑
=
− =
k i
i i
i
E E
O x
1 2
2
Untuk menguji apakah harga
2
χ dianggap berarti pada suatu level of significant tertentu harus diketahui nilai kritis dari
2
χ dengan menggunakan daftar perincian harga Chi Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai Chi Kuadrat yang tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence yang akan dipakai dan degree of
fredomnya yaitu perkalian baris dan kolom. Degree of freedom = b-1 k-1
Langkah 6: Hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini:
H : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan
orang tua dengan IPK mahasiwa. H
1
: Ada hubungan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan orang tua dengan IPK mahasiwa.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak Ho jika
tabel X
hitung X
2 2
≥ Terima Ho jika
tabel X
hitung X
2 2
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Langkah 7: Selanjutnya akan ditentukan koefisien kontingensiC dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
N hitung
X hitung
X C
+ =
2 2
Keterangan:
C
= Koefisien kontingensi =
hitung X
2
Hasil perhitungan Chi Kuadrat N = Banyak data
Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi maksimum yang
dihitung dengan rumus:
m m
Cmaks 1
− =
Dengan m harga minimum antar b dan k atau antar baris dan kolom. Langkah 8:
Dengan membandingkan C dengan C
maks
maka keeratan hubungan variabel I dan Variabel II ditentukan oleh persentasenya. Hubungan kedua variabel ini
disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara -1 dan 1. Bila harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q menjauhi 1 maka hubungan kedua variabel
semakin kurang erat.
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Rumus yang digunakan:
100 ×
= Cmaks
C Q
Dengan ketentuan-ketentuan Davis 1971 sebagi berikut: 1.
Sangat erat jika Q ≥ 0,70
2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69
3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49
4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29
5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09
6. Tidak ada jika Q= 0,0
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
BAB 3
ANALISA DAN EVALUASI
Dalam pengambilan data ini, penulis mengambil data dengan membagikan kuisioner kepada mahasiswai D-3 Statistika Angkatan 2007. Yang meliputi kelas Stat A, Stat
B, dan Stat C angkatan 2007. Jumlah kuisioner yang dibagikan adalah 70 buah. Dalam hal ini jumlah mahasiswa angkatan 2007 tidak terlalu banyak. Lalu para mahasiswai
dibagi atas 4 kriteria IPK berdasarkan IPK mahasiswai.
Adapun keempat Kriteria IPK tersebut adalah:
1. Comlaude
2. Memuaskan
3. Cukup memuaskan
4. Tidak memuaskan
Pembagiannya didasarkan pada distribusi frekuensi di bawah ini: 1.
Rentang = IPK terbesar – IPK terkecil Dalam hal ini IPK terbesar adalah 3,64 dan IPK terkecil adalah 2,05. Maka
rentangnya: 3,64 – 2,05= 1,59. 2.
Kriteria IPK yaitu: comlaude, memuaskan, cukup memuaskan, tidak memuaskan.
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
3. Panjang kelas interval= rentang = 1,59 = 0, 3975
Banyak kelas 4 Panjang kels interval 0,4
4. Tentukan ujung bawah kelas, dalam hal ini ujung bawah kelas yaitu IPK yang
terkecil 2,05. 5.
Dengan panjang kelas interval = 4 maka kriteria IPK I adalah 2,05 - 2,45, kriteria IPK II adalah 2,46 - 2,86, kriteria IPK III adalah 2,87 - 3,27, kriteria
IPK IV adalah 3,28 - 3,68.
Setelah itu disusun dalam distribusi frekue nsi yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Distribusi frekuensi rata-rata IPK
Nilai Rata-rata IPK Frekuensi
2,05 - 2,45 6
2,46 - 2,86 12
2,87 - 3,27 35
3,28 - 3,68 17
Jumlah 70
Selanjutnya dilakukan pengolahan data menurut jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pendapatan orang tua.
3.1. Hubungan antara Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan IPK Mahasiswa
Dalam hal ini pekerjaan orang tua dibagi dalam 4 jenis yaitu: 1.
Pegawai Negeri
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Yang termasuk didalamnya adalah PNS, ABRI, POLRI, Pegawai BUMN, pensiunan Pegawai Negeri, pensiunan TNIPOLRI.
2. Pegawai swasta
Yang termasuk didalamnya adalah yang bekerja di perusahaan atau badan apapun yang dikelola swasta.
3. Wiraswasta
Yang termasuk didalamnya adalah orang yang bekerja dengan membuka usaha sendiri misalnya: berdagang, bengkel, dll.
4. Lainnya
Yang termasuk didalamnya adalah bertani, supir, tukang, mocok-mocok, dll.
Dari pengumpulan data IPK mahasiswai Statistika Angkatan 2007 dengan jenis pekerjaan orang tua dapat disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1.1 Kriteria IPK mahasiswai Statistika menurut pekerjaan orang tua
IPK Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jumlah Peg. Negeri
Peg. Swasta Wiraswasta
Lainnya Comlaude
7 2
6 2
17 Memuaskan
21 4
8 2
35 Cukup
8 1
2 1
12 Tidak
memuaskan 3
1 1
1 6
Jumlah 39
8 17
6 70
Persentase 56
11 24
9 100
Dari Tabel 3.1.1 di atas dapat kita lihat bahwa Kriteria IPK mahasiswai yang pekerjaan orang tuanya Pegawai Negeri adalah 56, Wiraswasta sebesar 24,
Pegawai Swasta sebesar 11, Lainnya sebesar 9.
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan IPK mahasiswai dengan jenis pekerjaan orang tua, maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang
diamati ditentukan dengan rumus:
n n
n E
oj io
ij
× =
Dimana: E
ij
= Banyak data teoritikbanyak gejala yang diharapkan terjai n
io
= jumlah baris ke-i n
oj
= jumlah kolom ke-j n
= total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang diamati sebagai berikut:
E
11
=39 × 1770 = 9,47 E
21
=39 × 3570 19,5 E
12
=8 × 17 70 = 1,94 E
22
=8 × 35 70 = 4 E
13
=17× 17 70 = 4,13 E
23
=17 × 3570 =8,5 E
14
=6 × 17 70 = 1,46 E
24
=6 × 35 70 = 3
E
31
=39 × 1270 = 6,68 E
41
=39 × 3670 3,34 E
32
=8 × 12 70 = 1,37 E
42
=8 × 36 70 0,68 E
33
=17 ×1270 = 2,91 E
43
=17 × 6 70 1,46
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
E
34
=6 × 12 70 = 1,03 E
44
=6 × 6 70 0,51
Dari frekuensi di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.2 di bawah ini:
Tabel 3.1.2 Daftar Frekuensi yang Diharapkan
IPK Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jumlah Peg. Negeri
Peg. Swasta Wiraswasta
Lainnya Comlaude
9,47 1,94
4,13 1,46
17 Memuaskan
19,5 4
8,5 3
35 Cukup
6,68 1,37
2,91 1,03
12 Tidak
memuaskan 3,34
0,68 1,46
0,51 6
Jumlah 39
8 17
6 70
Kemudian kita dapat mencari harga
2
χ pada Tabel 3.1.3 di bawah ini:
Tabel 3.1.3 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
No N
ij
E
ij
N
ij
- E
ij
N
ij
- E
ij
2
N
ij
- E
ij
2
E
ij
1 7
9.47 -2.47
6.1009 0.64423442
2 2
1.94 0.06
0.0036 0.00185567
3 6
4.13 1.87
3.4969 0.84670702
4 2
1.46 0.54
0.2916 0.19972603
5 21
19.5 1.5
2.25 0.11538462
6 4
4 7
8 8.5
-0.5 0.25
0.02941176 8
2 3
-1 1
0.33333333 9
8 6.68
1.32 1.7424
0.26083832 10
1 1.37
-0.37 0.1369
0.09992701 11
2 2.91
-0.91 0.8281
0.28457045 12
1 1.03
-0.03 0.0009
0.00087379 13
3 3.34
-0.34 0.1156
0.03461078 14
1 0.68
0.32 0.1024
0.15058824 15
1 1.46
-0.46 0.2116
0.14493151 16
1 0.51
0.49 0.2401
0.47078431 Jumlah
3.61777726
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
Jadi dari Tabel 3.1.3 diperoleh:
∑
=
− =
k i
i i
i
E E
O x
1 2
2
hit 2
χ = 3,62
Dengan hipotesa sebagai berikut: H
o
: Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan IPK mahasiswai Statistika Angkatan 2007.
H
1
: Ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan IPK mahasiswai Statistika Angkatan 2007.
Kita bandingkan harga
2
χ yang terdapat di tabel dengan dkderajat kebebasan dari masalah yang diteliti yaitu:
Dk = b-1 k-1 = 4-1 4-1 = 9 dengan = 0,05 diperoleh:
2
χ tabel =
2
χ
9 05
,
= 16,9
Ternyata tabel
X hitung
X
2 2
yakni 3,62 16,9. Jadi H
o
diterima maka H
1
ditolak, artinya tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dengan IPK mahasiswai Statistika Angkatan 2007.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara prestasi anak terhadap jenis pekerjaan orang tua maka ditentuka koefisien kontingensi C derajat hubungan
sebagai berikut:
Eva R.S. Tumanggor : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Ipk MahasiswaI D-3 Statistika Angkatan 2007, 2009.
N hitung
X hitung
X C
+ =
2 2
C =
70 62
, 3
62 ,
3 +
C = 0,22 Untuk menentukan derajat asosiasi antara jenis pekerjaan orang tua dengan
IPK mahasiswai maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga
Cmaks
yaitu:
m m
Cmaks 1
− =
4 1
4 −
= Cmaks
87 ,
= Cmaks
Dengan membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut:
100 ×
= Cmaks
C Q
100 87
, 22
, ×
= Q
Q = 0,25 = 25
Berdasarkan ketentuan Davis1971 nilai Q antara 0,10 dan 0,29, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jenis pekerjaan dengan IPK mahasiswa
Statistika Angkatan 2007 kurang erat.
3.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan IPK Mahasiswa