Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Agama. Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau
penghabisan. d.
Sosial Ekonomi. Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah
lingkungan sosial. e.
Kebudayaan. Dikutip dari Mac Iver 1985 dalam buku Soerjono Soekanto 2001 merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara
hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.
2.1.5 Domain Perilaku
Dikutip dari Bloom 1990 yang dipaparkan oleh Notoatmodjo 1997, perilaku manusia dapat dibagi kedalam tiga domain yaitu :
2.2.5.1 Cognitive Domain ranah kognitif
Cognitif domain dapat diukur dari knowledge pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan
umumnya bersifat langgeng Sunaryo, 2004 Proses adopsi perilaku, menurut Notoadmodjo 1997 yang mengutip
pendapat Rogers 1974, sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan.
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu:
Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat
mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. b
Memahami, artinya kemampuan tuntuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Seseorang
yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.
c Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum- huku m, rumus, metode dalam situasi nyata.
d Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam
bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain.
e Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.
2.2.5.2 Affetive domain diukur dari attitude sikap
Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Azwar pada tahun 2007, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Sikap mempunyai tingkat berdasarkan intensitas menurut Notoatmodjo, 2005 terdiri dari menerima, menanggapi, menghargai, bertanggung jawab. Sikap
juga dapat dibentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, dan
pengaruh faktor emosional. 2.2.5.3
Psikomotor Domain. Diukur dari psychomotor practice keterampilan. Merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan over
behaviour. Keterampilan atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut
kualitasnya adalah sebagai berikut : a Praktik terpimpin
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b Praktik secara mekanis Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu
hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. c Adopsi
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.
Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.2. Konsep Perilaku Kesehatan 2.2.1