Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
pengendalian infeksi nosokomial menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi standar penilaian akreditasi Handiyani, 1999.
Infeksi nosokomial merupakan infeksi akibat transmisi organisme patogen kepasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkunagan rumah sakit.
Sampai saat ini infeksi nosokomial masih merupakan problem serius yang dihadapi oleh rumah sakit di seluruh dunia terutama di Negara berkembang. Di Amerika
serikat ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial, dan menghabiskan biaya lebih dari 4.5 miliar dolar pertahun Smeltzer, 2001. Sedangkan
di Asia Tenggara infeksi nosokomial sebanyak 10,0. Data kejadian infeksi nosokomial di Malaysia sebesar 12,7, Taiwan 13,8 Marwoto, 2007.
Di Indonesia penelitian yang dilakukan oleh RobertUtji 2004 di sebelas rumah sakit di DKI Jakarta, menunjukkan bahwa 9,8 pasien dirawat inap mendapat infeksi
baru selama dirawat. Hasil penelitian Simanjuntak 2001 yang berjudul upaya perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pneumonia pada pada pasien yang
menggunakan ventilator di intensive care unit dalam tindakan mencuci tangan dan pelaksanaan prosedur trakeal tube di rumah sakit St Boromeus bandung dengan hasil
penelitian pada prosedur mencuci tangan secara aseptik sebelum melakukan tindakan
Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
perawatan invasif hanya 25, kegiatan dilaksanakan baik 12,5 cukup baik, dan 62,5 kurang baik dalam melakukan tindakan mencuci tangan secara aseptik, pada
pelaksanaan prosedur trakaeal tube hanya 28,6 kegiatan dilaksanakan dengan baik, 14,3 cukup baik, dan 57,1 kurang baik. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan terdapat angka kejadian infeksi nosokomial Februari pada tahun 2007 di ruangan RB1 terdapat kejadian infeksi nosokomial 2,6 dari jumlah pasien yang
keluar, kejadian infeksi nosokomial dekubitus 0,68 dari pasien keluar, di ruang ICU terdapat kejadian infeksi nosokomial pneumonia 9,6 dari jumlah pasien keluar,
ruang CVCU terdapat kejadian infeksi nosokomial plebitis 4,48 dari pasien keluar. Resiko infeksi nosokomial selain dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah
sakit, dapat juga terjadi pada para petugas rumah sakit. Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengan kuman yang berasal dari
pasien. Infeksi yang berasal dari petugas juga berpengaruh pada mutu pelayanan Nurmatono, 2005
Kemampuan perawat untuk mencegah tranmisi infeksi di rumah sakit dan upaya pencegahan adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayan bermutu. Perawat
berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial, hal ini disebabkan perawat merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang berhubungan langsung dengan
klien dan bahan infeksius di ruang rawat. Perawat juga bertanggung jawab menjaga keselamatan klien di rumah sakit melalui pencegahan kecelakaan, cidera, trauma, dan
melalui penyebaran infeksi nosokomial Handiyani, 1999. Di unit perawatan intensif
Yulia Habni : Perilaku Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD, Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
aktifitas perawat tinggi dan cepat, hal ini sering menyebabkan perawat kurang memperhatikan teknik aseptik dalam melakukan tindakan keperawatan Potter, 2005.
Tindakan salah lainnya yang sering dilakukan perawat adalah jarang mencuci tangan dalam melakukan tindakan. Kadang kala ada juga perawat yang menggunakan
sarung tangan dan lupa menggantinya sewaktu memeriksa satu pasien kepasien lain, atau dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lainnya.
Dalam meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial diperlukan perilaku yang mendukung menuju perubahan yang lebih baik, khususnya
bagi seorang perawat. Maka penulis melakukan suatu penelitian tentang perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.
1.1. Rumusan Masalah