Bencana alam Penyiangan Konservasi Dan Preservasi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen

25 buku yang sama atau sejenis. Tidak sedikit pembaca yang tidak bertanggung-jawab dan mencuri koleksi perpustakaan.

b. Bencana alam

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut. Untuk menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Alat-alat di dalam gedung digunakan yang tahan api 2. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran 3. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan 4. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati. Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan. 2.6 Perawatan Bahan Pustaka 2.6.1 Perbaikan kerusakan bahan pustaka Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan yang berat. Perpustakaan sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambal buku berlubang oleh larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang robek, atau menambal halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh restaurator. Berbagai macam kerusakan yang lain yang mungkin terjadi, tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Bahan-bahan yang diperlukan, serta cara mengerjakan perbaikan ini akan dijelaskan. Universitas Sumatera Utara 26

1. Menambal kertas

Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku, dari halaman depan sampai belakang. Kecoa atau ikan perak juga sering memakan kertas, sehingga kertas tersebut menjadi berlubang atau robek. Kerusakan dapat pula terjadi pada bahan pustaka yang sering dipakai. Karena sering dipakai, bahan pustaka menjadi tipis pada bagian lipatan. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan menambalnya. Ada 2 jenis penambalan bahan pustaka yang selama ini dikenal, yaitu penambalan karena kertas berlubang dan penambalan karena kertas robek memanjang. Kertas yang berlubang disebabkan oleh larva kutu buku. Jika tidak terlalu parah, dapat ditutup dengan bubur kertas tanpa mengganggu isi buku. Rendam kertas yang baik dan bersih dengan air suling pada pH 5,5 sampai 8,5. kemudian diblender sampai menjadi bubur kertas yang halus. Kertas yang akan ditambal diletakkan di atas kertas penyerap. Tutup lubang secukupnya, ratakan, olesi lem kanji, tutup dengan kertas penyerap, kemudian dipres dan dikeringkan. Setelah kering lubang kertas sudah tertutup. Penambalan kertas yang robek memanjang dapat di lakukan dengan 2 cara, yaitu : a. Penambalan dengan kertas Jepang sejenis kertas untuk laminasi b. Penambalan dengan kertas tisue Menambal dengan kertas Jepang dikerjakan bila ada halaman buku yang robek, baik robeknya lurus maupun tidak lurus. Penambalan ini dapat di lakukan jika robeknya hanya sepanjang 3 cm sampai dengan di atas 10 cm. Kerusakan itu harus segera diperbaiki, kalau tidak robeknya akan merambat dan mengakibatkan separuh halaman hilang. Kerusakan menjadi parah. Untuk menghindari keadaan semacam ini, buku yang halamannya robek hendaknya ditarik dari peredaran, dan dikirim ke bagian perbaikan preservasi.

2. Memutihkan kertas.

Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan. Ini dapat diputihkan dengan menggunakan berbagai zat kimia, seperti : Universitas Sumatera Utara 27 1. Chloromine T Chloromine T 2,5 dilarutkan ke dalam air, kertas yang akan diputihkan diletakkan di atas kertas penyerap, kemudian diolesi dengan larutan di atas. Cara ini dapat diulang sampai noda atau warna putih yang dikehendaki tercapai. Keuntungan penggunaan zat ini adalah tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada kertas. 2. Gas Chlorodioksida Penggunaan gas untuk memutihkan bahan cetakan cukup baik. Seperti pada Chloromine T, gas ini dilarutkan di dalam air dengan cara mengalirkannya. Kertas yang akan diputihkan dicelupkan ke dalam larutan selama 5 menit kemudian diangkat. Agar kertas tidak robek, dapat dibantu penyangga kaca. Kemudian dimasukkan ke air bersih untuk membilas larutan gas Chlorodioksida yang masih menempel di kertas. Tes dahulu apakah tintanya luntur atau tidak. Kalau kertasnya luntur, hanya pada titik noda saja yang diputihkan dengan kuas. 3. Natrium Chlorida Cara membuatnya ialah dengan mengambil 20 gram NaCl dan dimasukkan ke dalam 3 liter air pada suatu bejana. Kemudian tambahkan 75 ml formaldehida 40. Rendam kertas yang akan diputihkan sampai noda hilang atau tingkat keputihan yang dikehendaki dicapai. Dengan bantuan kaca, ambil lembaran kertas tadi dan bilas dalam air bersih, agar residu zat pemutihnya hilang. 4. Potasium Permanganate Bahan yang dipergunakan adalah KMnO 4 0,5-5 dilarutkan ke dalam air. Lembaran yang akan diputihkan direndam di dalamnya selama 5 menit. Kemudian dimasukkan pada bak kedua yang telah diisi air dengan larutan natrium tiosulfat 5 untuk menghilangkan warna coklat larutan KMnO 4 . selanjutnya kertas dimasukkan ke dalam air bersih untuk menghilangkan residunya. 5. Natrium Hipochlorite Universitas Sumatera Utara 28 Bahan ini bereaksi sangat lambat, karena itu baik untuk kertas. Tetapi kita harus selalu memperhatikan pH yaitu 11. Untuk mendapatkan pH yang dikehendaki perlu dipakai larutan penyangga. Tanpa larutan penyangga, pH akan menurun kadarnya naik. Pakailah larutan penyangga sehingga pH tidak turun melampaui angka 7. 6. Hidrogen Peroksida Bahan ini bereaksi cepat, biasanya disimpan dalam konsentrasi 30 di dalam botol atau dalam kaleng tertutup. Bahan ini tidak tahan terhadap sinar matahari. Kadarnya akan turun jika terkena sinar matahari, karena itu harus disimpan di tempat yang gelap. Sebaiknya kertas yang akan diputihkan sudah diturunkan kadar keasamannya. Hidrogen peroksida 30 dibuat H 2 O 2 5-10 dengan ditambah amoniak sampai pH-nya antara 9,5-10,5. Masukkan kertas yang akan diputihkan ke dalam larutan tersebut sampai tingkat keputihan yang dikehendaki tercapai. Setelah cukup, angkat kertas tersebut dan bersihkan dengan air bersih dengan merendamnya selama 30 menit. Kemudian dianginkan sampai kering. Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulisi, baik tulisan cetak, maupun tulisan tangan. Tetapi kalau memang dianggap sangat perlu, dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.

3. Mengganti halaman yang robek

Halaman yang robek dan robekannya tak dapat diperbaiki dengan menambalnya, atau sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan foto kopinya. Foto kopi tersebut dipotong sesuai dengan luas halaman buku. Kemudian disisipkan dan ditempelkan dengan lem secara hati-hati pada bagian yang hilang. Karena penyisipan di lakukan pada buku yang terjilid, ada kemungkinan terjadi kelebihan lebar halaman tambahan tersebut. Untuk itu kelebihan perlu dipotong. Agar tidak perlu memotong pada akhir pekerjaan, sebaiknya kertas yang akan disisipkan dikurangi lebarnya pada bagian yang akan ditempelkan. Sedangkan waktu menyisipkannya pinggiran kertas Universitas Sumatera Utara 29 diratakan dengan kertas halaman buku yang ada. Ini lebih mudah dan hasil akhir bisa rata, karena sudah disesuaikan dengan ukurannya.

4. Mengencangkan benang jilidan yang kendur

Kalau masih belum terlalu parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya. Dengan jarum benang kita jahit dan matikan benag yang longgar tadi. Kalau sudah terlalu parah bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus. Lihat benangnya. Kencangkan yang longgar, sambung yang putus, atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu,pasanglah lembar pelindung dan smpulnya lagi. Kalau ada yang rusak waktu dibongkar tadi, maka gantilah dengan lembar pelindung yang baru.

5. Memperbaiki punggung buku, engsel, atau sampul buku yang rusak.

Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan di atas dapat diperbaiki. Seperti pada perbaikan benang jilidan diatas, maka kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku harus di lakukan dengan membongkar buku yang rusak itu, kemudian perbaiki atau menggantinya dengan yang baru.

2.6.2 Pencegahan kerusakan bahan pustaka

1. Pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama bertujuan agar : a. Kerusakan yang lebih hebat dapat dihindarkan. Koleksi yang dimakan oleh serangga atau dirusak binatang mengerat dapat diselamatkan; b. Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati, yang terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki; c. Koleksi yang masih baik dan dapat terhindar dari penyakit maupun kerusakan lainnya; d. Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga; e. Kelestarian informasi yang terkandung dalam bahan pustaka tersebut dapat terjaga; f. Pustakawan atau pegawai yang bekerja di perpustakaan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan; Universitas Sumatera Utara 30 g. Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta ikut menjaga keselamatannya; h. Semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemakai perpustakaan selalu menjaga kebersihan lingkungan; 2. Berbagai usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang di lakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat di lakukan dengan cara-cara berikut : a. Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia b. Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus c. Kerusakan yang disebabkan oleh serangga d. Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur e. Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir f. Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran g. Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu h. Mencegah kerusakan sampul buku i. Mencegah kerusakan pada punggung buku j. Mencegah kerusakan pada engsel buku k. Mencegah kerusakan pada jilidan buku l. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena lembaran yang terlepas m. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena coretan tinta n. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penyobekan halaman atau pengambilan gambar o. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penempelan selotip p. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda makanan dan minuman q. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena pemudaran kertas Universitas Sumatera Utara 31 r. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena bercak noda merah kecoklatan foxing s. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda air dan kebocoran t. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena kerapuhan u. Mencegah kerusakan bahan pustaka karena rendahnya mutu bahan

2.7 Penyiangan

Penyiangan weeding adalah kegiatan pemilahan terhadap koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Kegiatan penyiangan ini di lakukan agar bahan pustaka yang tidak sesuai lagi diganti dengan bahan pustaka yang baru. Bahan pustaka yang perlu disiangi biasanya bahan pustaka yang isinya tidak relevan lagi, sudah usang, isinya tidak lengkap, bahan pustaka yang sudah ada edisi terbarunya dan bahan pustaka yang fisiknya sudah sangat rusak. Tujuan kegiatan penyiangan ini antara lain : 1. Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan 2. Memperbaiki kinerja perpustakaan 3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang dan koleksi 4. Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi 5. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi 6. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi 7. Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi 8. Meningkatkan nilai informasi Prosedur penyiangan di lakukan dengan langkah sebagai berikut : 1. Menentukan bahan perpustakaan yang perlu disiangi 2. Menyisihkan bahan perpustakaan yang masih dapat diperbaiki 3. Menyisihkan bahan perpustakaan yang masih bermanfaat untuk perpustakaan lain 4. Membutuhkan stempel atau tanda ditarikdikeluarkan dari perpustakaan universitas tanpa nama pada setiap bahan perpustakaan yang dikeluarkan Universitas Sumatera Utara 32 5. Mencabut dan menyisihkan kartu katalog bahan perpustakaan yang disiangi 6. Menghapus bahan perpustakaan dari inventaris, buku induk, komputer atau pangkalan data 7. Menghapus data-data bahan pustaka dari inventarisasi, buku induk dan pangkalan data dari komputer.

2.8 Stock Opname