38
Dairi. Daerah ini juga merupakan daerah vulkanik. Gunung yang aktif adalah gunung Sinabung dan gunung Sibayak.
Kabupaten dati II Karo ini terletak pada koordinat 2 50
‘
sampai 3 10
‘
lintang utara dan 97 55
’
sampai 98
38
‘
bujur timur , dengan ketinggian 140 m – 1400 m di atas permukaan laut. Luas kabupaten Karo
2.127, 25 Km
2
atau 3,01 dari wilayah Propinsi Sumatera Utara lihat peta kabupaten dati II Karo. Curah hujan tahunan berkisar 1000 hingga 4000
mmtahun. Curah hujan maksimum jatuh pada bulan November dan minimum pada bulan Juli. Suhu udara berkisar dari 16
hinggga 27 celsius dengan kelembaban udara rata- rata 82 .
4.3. Sejarah Terbentuknya Desa Lingga
Asal usul desa Lingga berasal dari daerah Pak-pak. Seorang yang bermarga Lingga di Pak-pak merantau ke kampung tersebut dan namanya
disebut Sitading Lingga, lama kelamaan nama tersebut berubah menjadi Lingga.
Menurut masyarakat yang menghuni rumah adat Karo yang ada di
Universitas Sumatera Utara
39
Lingga orang Karo berasal dari orang Pak – pak yang merantau ke desa Lingga. Hasil wawancara penelitian
4.4. Letak Geografis dan Sistem Sosial Desa Lingga
Suku Karo pada umumnya mendiami daerah tanah Karo sebagai daerah pemirantahan Kabupaten Karo, yang meliputi : Kecamatan Brastagi,
Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Juhar, Kecamatan Kuta Buluh,
Kecamatan Munthe, Kecamatan Mardinding, Kecamatan Merek. Masyarakat Karo memiliki berbagai nilai budaya, salah satu
diantaranya adalah nilai budaya pada arsitektur tradisional yang ada pada rumah adat. Hal ini pula yang menjadi penelitian penulis. Penulis
memfokuskan objek penelitian di kecamatan Simpang Empat, dan menitik beratkan permasalahan pada fungsi ornamen tradisional rumah adat
masyarakat Karo yang ada di desa Lingga kecamatan Simpang Empat Kabanjahe.
Universitas Sumatera Utara
40
Desa Lingga merupakan desa pertanian, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani, pedagang, dan pegawai. Luas
desa lingga adalah 2624 Ha. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Surbakti,
Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kacaribu, Sebelah Timur berbatasan dengan desa Kaban, dan
Sebelah Barat berbatasan dengan desa Nang belawan. Jarak desa Lingga dengan Ibukota Kabanjahe lebih kurang 4,5 km.
4.5. Ornamen Rumah Adat Karo
Rumah adat Karo merupakan bangunan tradisional yang ditandai ornamen yang keseluruhan ornamen memiliki hal – hal yang berhubungan
dengan lambang yang bermakna adat istiadat. Dalam pembuatan ornamen rumah adat Karo akan melewati berbagai proses perencanaan yang matang
dan tidak terlepas dari adat istiadat yang telah ditetapkan sebagai sumber hukum yang berlaku di tengah – tengah masyarakat, melalui sidang adat
raja, yang kemudian dikirim kepada ahli kesenian penggerga yang mendapat perintah dari pengulu taneh.
Universitas Sumatera Utara
41
Setiap lembar papan yang dihiasi ornamen pada masyarakat Karo ada yang bermakna keindahan, kekeluargaan dan yang mengandung unsur
mistik untuk menjaga pemilik rumah dan sebagai pengerat sistim kekeluargaan pada masyarakat Karo. Ornamen yang diteliti pada skripsi ini
adalah ornamen yang terdapat pada Rumah adat Karo.
4. 5.1. Ornamen Lumut-lumut Lawit
a. Bentuk
Ornamen Lumut-lumut lawit berbentuk persegi empat sama sisi yang bagian tengahnya berbentuk kotak-kotak.
Universitas Sumatera Utara
42
Kotak-kotak tersebut terdiri dari empat bagian. Antara bagian yang pertama, kedua, ketiga dan ke empat memiliki sisi yang sama. Adapun
panjang, lebar dan luas dari masing-masing kotak berukuran sama. Kotak- kotak pada bagian tengah tersebut berwarna putih, sedangkan sisi yang
menutupi kotak-kotak tersebut berwarna hitam. Ornamen Lumut-lumut lawit bermotif geometris karena merupakan
gambaran tumbuh-tumbuhan yang ada di alam laut. Adapun ornamen ini diambil dari gambaran rumput laut dengan lumut-lumut yang bertebaran di
laut pada batu karang. Rumput laut yang licin akan menjaga batu karang yang merupakan kekuatan untuk menjaga kelangsungan hidupnya di alam
laut dari segala macam gangguan yang di timbulkan oleh alam dan manusia untuk merusak laut.
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi masyarakat Karo membentuk ornamen Lumut-lumut lawit yang mereka percaya dapat menggelincirkan
segala niat jahat yang berusaha mengganggu ketentraman pemilik rumah.
Universitas Sumatera Utara
43
Ornamen ini terbuat dari bambu yang dibelah dan dianyam sedemikian rupa membentuk segi empat yang diletakkan pada ayo-ayo
depan rumah adat Karo. Adapun bambu yang dianyam itu diberikan warna hitam dan putih
yang merupakan tiruan dari batu karang dan Lumut yang mana lumut berwarna hitam sedangkan batu karang berwarna putih.
b.Fungsi