Kelapa Sawit dan Produknya Stasiun Penerimaan Buah Stasiun Rebusan

5 Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk Lewat matang II Sumber : Pusat Penelitian Marihat, 1982 Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, 2, dan 3. Tim Penulis, 1997

2.3. Kelapa Sawit dan Produknya

Kelapa sawit merupakan tanaman tropis penghasil minyak nabati yang hingga saat ini diakui paling produktif dan ekonomis dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, misalnya kedelai, kacang tanah, kelapa, bunga matahari, dan lain-lain. Jenis-jenis tanaman penghasil minyak beserta jumlah produksi dipaparkan pada table 2. Tabel 2. Jenis Tanaman Penghasil Minyak dan Jumlah Produksi Jenis tanaman Produksi tonhatahun Rata-rata tonhatahun Pasokan Dunia Kedelai 0,2 - 0,8 0,4 28 Kacang tanah 0,3 – 1,0 0,6 5 Biji rape 0,3 – 1,8 0,7 14 Bunga Matahari 0,4 – 2,1 1,2 13 Kelapa 0,4 – 2,3 0,7 5 Kelapa Sawit 2,5 – 12,5 4,2 23 Lain-lain 0,2 – 0,6 0,3 12 Sumber: The Oil Palm Helmut Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain, minyak kelapa sawit mamiliki keistimewaan tersendiri, yakni rendahnya kandungan kolesterol dan dapat diolah lebih lanjut menjadi suatu produk yang tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara minyak goring, margarine, vanaspati, lemak, dan lain-lain, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non pangan gliserin, sabun, deterjen, BBM, dan lain-lain Hadi, M. M. 2004.

2.4. Minyak Kelapa Sawit

Warna daging buah ialah putih kuning di waktu muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi matang. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit palm kernel meal atau pellet . Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat , refining loss , plasticity dan spreadability , sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua faktor-faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Komposisi Kimia Minyak Kelapa sawit

Adapun komposisi kimia asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit dipaparkan pada table 3. Tabel 3. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa sawit Kelapa sawit mengandung buah kurang lebih 80 persen perikrap dan 20 persen yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikrap sekitar 34-40 persen. Minyak kelapa sawit adalah minyak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Kandungan karotena dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari janis tenera kurang lebih 500 – 700 ppm; kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh pananganan selama produksi.

2.4.2. Sifat Fisiko – Kimia

Sifat fisisoko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor , kelarutan, slipping point , shot melting point , shot melting point ; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point , titik asap, titik nyala dan titik api. Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit Asam kaprilat - 3 – 4 Asam kaproat - 3 – 7 Asam laurat - 46 – 52 Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17 Asam palmitat 40 - 46 6,5 – 9 Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5 Asam Oleat 39 - 45 13 – 19 Asam Linoleat 7 - 11 0,5 - 2 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secra alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelpa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta iodine . Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbeda-beda Ketaren,A. 1986.

2.4.3. Standar Mutu Minyak Kelapa sawit

Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standarmutu yaitu: kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair dan kandungan gliserida, refining loss , plastisitas dan spreadability , kejernihan kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin kurang lebih 2 persen atau kurang, bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam Ketaren,S. 1986. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak kelapa sawitdapat langsung dari sifat pohon induknya penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan penganakutannya. Adapun faktor-faktornya yaitu : 1. Asam lemak bebas Asam lemak bebas dengan konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. 2. Kadar zat menguap dan kotoran Pada umumnya, penyaringan hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan, yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan sentrifugasi. 3. Kadar logam Beberapa jenis bahan logam yang dapat terikut dalam mimyak sawit antara lain besi, tembaga, dan kuningan. Logam-logam tersebut berasal biasanya berasal dari alat-alat pengolahan yang digunakan. Mutu dan kualitas minyak yang mengandung logam tersebut akan turun. Sebab dalam kondisi tertentu, logam- logam itu dapat menjadi katalisator yang menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Angka oksidasi Proses oksidasiyang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif akan mengakibatkan ketengikan dan perubahan warna menjadi semakin gelap. Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit manjadi menurun. 5. Pemucatan Pemucatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan warna minyak sawit yang lebih memikat dan sesuai dengan kebutuhannya. Keintesifan pemucatan minyak sawit sangat ditentukan oleh kualitas minyak sawit yang bersangkutan. Semakinjelak mutunya, maka biaya pemucatan juga semakin besar. Tim Penulis. 1997

2.5. Pengolahan Minyak dan Inti sawit

Stasiun proses pengolahan tandan buah segar TBS menjadi minyak kelapa sawit MKS dan inti kelapa sawit IKS umumnya terdiri dari:

2.5.1. Stasiun Utama

Stasiun utama berfungsi sebagai berikut :

a. Stasiun Penerimaan Buah

Sebelum diolah dalam pabrik kelapa sawit PKS, tandan buah segar TBS yang berasal dari kebeun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang weight bridge dan di tampung sementara di penampingan buah loading ramp . Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

b. Stasiun Rebusan

sterilizer Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki sterilizer . Sterilizer yang banyak digunakan pada umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa menampung lori per unit 25 – 27 ton TBS. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135 o C dan tekanan 2,0 – 2,8 kgcm 2 selama 80 – 90 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang optimal Pahan, I. 2006. Tujuan perebusan adalah : - merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB Asam Lemak Bebas, - mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti cangkang, - memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, serta - untuk mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga memudahkan pemisahan Minyak Tim Penulis. 1997 .

c. Stasiun Pemipilan

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan Kadar Minyak Inti Sawit dengan Ekstraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

5 100 47

Penentuan Kadar Air Inti Sawit dengan Menggunakan Alat Moisture Balance dan kadar Minyak Inti Sawit dengan Ektraksi Sokletasi di PTPN IV Medan

13 121 45

Analisa Kehilangan Minyak Berdasarkan Perbedaan Tekanan Pada Ampas Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PKS Rambutan PTPN III Tebing Tinggi

10 57 49

Pengaruh Kehilangan Inti Sawit Terhadap Mutu Minyak Inti Sawit Di PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi

1 39 49

Upaya Memperkecil Kehilangan Minyak (Losses) Dengan Pengaturan Tekanan Screw Press Pada Ampas Press Pada Stasiun Pressing Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi

47 187 40

Analisis Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Air Kondensat Unit Perebusan Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

34 157 51

Penentuan Kadar Air Dan Kadar Kotoran Minyak Inti Sawit Di PTPN III PKS Kebun Rambutan – Tebing Tinggi

3 76 47

Pengaruh Fraksi Buah (Kematangan Panen) Kelapa Sawit Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dalam CPO (Crude Palm Oil) Di PTPN III Rambutan Tebing Tinggi

56 274 50

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Unit Perebusan Yang Terdapat Pada Air Kondensat Dan Air Kolam Fat Fit Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di Ptpn Iii Pks Rambutan Tebing Tinggi

5 39 38

Penentuan Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Air Kondensat Unit Perebusan Di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi

4 70 38