2.2. Morfologi Kelapa sawit
2.2.1. Daun
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk pelepah yang panjangnya mencapai
lebih dari 7,5-9m Fauzi,Y. 2002. Semakin pendek pelepah daun semakin banyak populasi kelapa sawir yang dapat
ditanam persatuan luas sehingga semakin tinggi prokdutivitas hasilnya per satuan luas Pahan,I. 2008.
2.2.2. Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 75cm. Tinggi batang bertambah sekitar 25-60cm per tahun tergantung varietas. Umur ekonomis
tanaman sangat dipengaruhi oleh pertambahan tinggi batang per tahun. Semakin rendah pertambahan tinggi batang, semakin panjang umur ekonomis tanaman Pahan,I. 2008.
2.2.3. Akar
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga
mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
hingga tanaman berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna putih atau kekuningan Fauzi,Y. 2002.
2.2.4. Bunga
Bunga muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen bungan majemuk. Biasanya, beberapa bakal infloresen gugurnpada fase-fase
awal perkembangannya sehingag pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun tidak menghasilkan infloresen Pahan,I. 2008.
2.2.5. Buah
Secara botani, buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah
drupe
, terdiri dari
pericrap
yang terbungkus oleh
exocrap
atau kulit,
mesocrap
yang secara salah kaprah biasanya disebut
pericrap
, dan
endocrap
cangkang yang membungkus 1-4 inti kernel umumnya hanya satu. Inti memiliki
testa
kulit,
endosperm
yang padat dan sebuah embrio.
Berdasarkan ketebalan cangkang, kelapa sawit dibedakan menjadi 3 tipe sebagai berikut :
1. Tipe
pisifera
Umumnya, tanaman
pisifera
tidak membentuk membentuk cangkang dan umumnya mengalami aborsi.
Pisifera
yang fertil dapat mengandung 40 minyak. 2.
Tipe
dura
Kelapa sawit jenis
dura
dengan tebal cangkang 2-8 mm, ekstraksi minyak 16-18, umumnya digunakan sebagai pohon induk untuk menghasilkan varietas komersial.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dan kandungan minyak dalam buah rendah. 3.
Tipe
tenera
Kelapa sawit jenis
teneri
ini merupakan hibrida dari
dura x pisifera
dengan cangkang tipis 0,5-4,0mm, ekstraksi minyak 22-32 atau lebih tergantung varietas Pahan,I.
2008. Berdasarkan warnanya ada 3 varitas, yakni:
Nigrescens
,
Virescens
, dan
Albescens
. Varitas yang dipakai untuk tanamankomersial adalah varitas
Nirescens
yang berasal dari Afrika. Varitas lainnya hanya dipakai untuk program pemuliaan Risza, S. 1994.
Komposisi fraksi tandanyang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi perlakuan sejak awal panen lapangan. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah
kematangan buah yang dipanen dan cepat tidaknya pengangkutan buah ke pabrik. Berdasarkan hal tersebut di atas, dikenal ada beberapa tingkatan fraksi dari TBS yang
dipanen. Fraksi-fraksi TBS Tandan Buah Segar tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk juga kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada lima fraksi TBS
pada 3 jenis kematangan yang ditunjukkan pada table 1.
Tabel 1. Beberapa Tingkatan Fraksi TBS Pada Tiga Jenis Kematangan
No Kematangan Fraksi
Jumlah Brondolan Keterangan
1. Mentah
00 Tidak ada, buah
berwarna hitam Sangat mentah
1-2,5 buah luar membrondol
Mentah 2.
Matang 1
12,5-25 buah
luar membrondol Kurang matang
2 25-50 buah luar
membrondol Matang I
3 50-75 buah luar
membrondol Matang II
3. Lewat Matang
4 75-100 buah luar
membrondol Lewat matang I
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5 Buah dalam juga
membrondol, ada buah yang busuk
Lewat matang II Sumber : Pusat Penelitian Marihat, 1982
Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan-tandan yang dipanen berada pada fraksi 1, 2, dan 3. Tim Penulis, 1997
2.3. Kelapa Sawit dan Produknya