diinginkan, yaitu untuk rendemen minyak sawit rata-rata 20-23 sedangkan untuk rendemen inti sawit rata-rata 5-7.
Adapun proses dalam menganalisa sampel untuk mengetahui potensi minyak kelapa sawit adalah sampel diambil dari alat
digester
pengadukan, dan di sinilah buah diaduk hingga daging buah terlepas dari biji. Alat yang digunakan untuk
pengadukanpencecahan berupa tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencecah di bagian dalamnya. Lengen-lengan pencecah ini diputar oleh motor listrik yang
dipasang di bagian alat pencecah
digester
Pahan. I, 2006. Metode yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan minyak dari kelapa sawit
untuk di pasarkan adalah dengan menggunakan metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang dilakukan pada proses ini adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Adapun
pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Proses ekstraksi berlangsung 4-5 jam dan diperkirakan seluruh pelaruh sudah habis menguap barulah dapat di tentukan seberapa
besar persen potensi minyak dan dapat diketahui juga seberapa besar rendemen minyak. Ekstraksi minyak dengan pelarut minyak, menghasilkan minyak kasar yang cenderung
sama dengan minyak hasil
screw pressing
Ketaren, 1986.
1.2. Permasalahan
1. Apakah hasil analisis kadar minyak yang terdapat pada minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO dengan ekstraksi sokletasi sesuai dengan standar yang
ditetapkan di PTPN III PKS Rambutan tebing Tinggi dan,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2. Apakah rendemen minyak sawit dan minyak inti sawit yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi.
1.3. Tujuan
Tujuan analisis tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui kadar minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO di
PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi dan, 2. Untuk menentukan rendemen minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO di
PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari analisa ini adalah untuk mengetahui kadar dan rendemen minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO yang dihasilkan oleh PTPN III PKS
Rambutan Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Kelapa Sawit
Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia dan baru ditanam secara komersil pada tahun 1991. Istilah kelapa mungkin dimaksudkan sebagai istilah umum
untuk jenis palm. Meskipun demikian perkataan sawit sudah ada sejak lama. Beberapa tempat desa di Pulau Jawa sudah ada ya
ng menggunakan nama “sawit” sebelum kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di kebun Raya Bogor Lubis,
U. A. 2008. Kelapa sawit merupakan tanaman
monoecious
berumah satu. Artinya, bunga jantan dan bungan betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang
sama. Walaupun demikian, kadang-kadang dijumpai juga bunga dan betina pada satu tandan
hermafrodit
. Bunga muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya dapat menghasilkan
satu infloseren bungan majemuk. Biasanya, beberapa bakal bunga majemuk gugur pada fase-fase awal perkembangannya sehingga individu tanaman terlihat beberapa ketiak
daun tidak menghasilkan bunga majemuk infloseren Pahan,I. 2006.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2. Morfologi Kelapa sawit