BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit
semula berkembang di daerah Sumatera Utara dan Nanggoe Aceh Darussalam. Namun, sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, jambi, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua Sunarko, 2007.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas dapat dikelompokkan dalam 3 faktor, yakni : 1 faktor lingkungan; 2 faktor bahan tanaman; 3
faktor jaringan kultur teknis. Ketiga faktor tersebut saling terkait dan saling memepengaruhi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan dan produksi kelapa sawit
Riska.S, 1994. Dengan adanya faktor tersebut maka akan dihasilkan potensi minyak kelapa sawit
yang bagus dan rendemen minyak sawit dan inti sawit yang sesuai dengan norma yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
diinginkan, yaitu untuk rendemen minyak sawit rata-rata 20-23 sedangkan untuk rendemen inti sawit rata-rata 5-7.
Adapun proses dalam menganalisa sampel untuk mengetahui potensi minyak kelapa sawit adalah sampel diambil dari alat
digester
pengadukan, dan di sinilah buah diaduk hingga daging buah terlepas dari biji. Alat yang digunakan untuk
pengadukanpencecahan berupa tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencecah di bagian dalamnya. Lengen-lengan pencecah ini diputar oleh motor listrik yang
dipasang di bagian alat pencecah
digester
Pahan. I, 2006. Metode yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan minyak dari kelapa sawit
untuk di pasarkan adalah dengan menggunakan metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang dilakukan pada proses ini adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Adapun
pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Proses ekstraksi berlangsung 4-5 jam dan diperkirakan seluruh pelaruh sudah habis menguap barulah dapat di tentukan seberapa
besar persen potensi minyak dan dapat diketahui juga seberapa besar rendemen minyak. Ekstraksi minyak dengan pelarut minyak, menghasilkan minyak kasar yang cenderung
sama dengan minyak hasil
screw pressing
Ketaren, 1986.
1.2. Permasalahan