5.2. Pengaruh Kemauan Terhadap Partisipasi
Winardi dalam Makmur 2008, mengemukakan bahwa kemauan motivasi berkaitan dengan kebutuhan. Manusia selalu mempunyai kebutuhan yang diupayakan
untuk dipenuhi. Motivasi juga merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu faktor pendorong perilaku
seseorang. Motivasi sangat dipengaruhi oleh persepsi diri yang dimiliki oleh seseorang, dan persepsi itu muncul dari suatu rangkaian proses yang terus menerus
dalam diri individu seseorang dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel kemauan berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi dalam pencegahan penyakit DBD di mana p = 0.05
≤ α = 0.05. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD di
Kecamatan Baiturrahman diduga antara lain disebabkan kurangnya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Dengan demikian kemauan masyarakat untuk
melakukan berbagai tindakan pencegahan penyakit DBD masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini sangat membantu terlaksananya program-program pencegahan penyakit
DBD di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Kemauan yang kurang baik dari masyarakat di Kecamatan Baiturrahman
untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan penyakit DBD, diduga disebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara pencegahan
penyakit DBD, serta kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat di Kecamatan Baiturrahman mengenai cara pencegahan penyakit DBD.
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
Faktor lain kurangnya kemauan masyarakat di Kecamatan Baiturrahman juga disebabkan oleh minimnya sarana penyediaan air bersih dan banyaknya masyarakat
yang sibuk bekerja, sehingga kurang memiliki waktu untuk melakukan berbagai kegiatan pencegahan penyakit DBD. Seyogyanya dengan keadaan lingkungan yang
endemis DBD, sesibuk apapun pekerjaan masyarakat hendaknya dapat meluangkan waktunya untuk melakukan berbagai tindakan dan pemikiran yang lebih baik pula
dalam pencegahan penyakit DBD. Ross dalam Notoatmodjo 2005 berpendapat ada tiga prakondisi tumbuhnya
partisipasi, yaitu : 1 Mempunyai pengetahuan yang luas dan latar belakang yang memadai sehingga dapat mengidentifikasi masalah, prioritas masalah dan melihat
secara komprehensif, 2 Mempunyai kemampuan untuk belajar cepat tentang permasalahan, dan belajar untuk mengambil keputusan, 3 Kemampuan mengambil
tindakan dan bertindak efektif. Mardikanto 2003, menyatakan kemauan untuk berpartisipasi merupakan
kunci utama untuk tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab, kesempatan dan kemampuan yang cukup belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan
berkembangnya partisipasi masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk turut membangun.
Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief 2005 di Cipayung di mana ibu yang memiliki kemauan motivasi tinggi berpeluang untuk
berpartisipasi 4,1 kali dalam PSN-DBD dibandingkan para ibu yang tidak memiliki motivasi.
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk mengatasi dan membantu meningkatkan kemauan masyarakat di Kecamatan Baiturrahman, dapat dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi dalam
hal program pencegahan penyakit DBD dan melakukan penyuluhan secara berkelanjutan, yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait, guna mengubah
perilaku masyarakat dan menumbuhkan kemauan masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan penyakit DBD ini.
Rendahnya kemauan masyarakat di Kecamatan Baiturrahman untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan penyakit DBD mengakibatkan adanya
jentik nyamuk DBD baik di dalam maupun di luar rumah. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemauan masyarakat di Kecamatan
Baiturrahman perlu juga dilakukan pengawasan dan sweeping jentik ke setiap rumah, serta memberikan sanksi kepada masyarakat yang rumahnya ada jentik nyamuk DBD.
Selain itu perlu juga adanya motivasi dari pemerintah yang positif terhadap masyarakat dengan mengadakan perlombaan kesehatan lingkungan, seperti
perlombaan desa bersih dan rumah bebas jentik nyamuk DBD. Menurut Permadi dalam Makmur 2008, motivasi merupakan dorongan dari
dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif. Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua: 1 motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang
timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang;
dan 2 motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan, adanya ganjaran berupa hadiah reward bahkan karena merasa takut oleh hukuman punishment merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi motivasi. 5.3. Pengaruh Kemampuan Terhadap Partisipasi
Mardikanto 2003 menyatakan, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-kesempatan
untuk membangun. Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa
variabel kemampuan berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi dalam pencegahan penyakit DBD, di mana p = 0.00
α 0.05. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD diduga
disebabkan karena kurangnya kemampuan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan penyakit DBD.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat digambarkan bahwa masyarakat di Kecamatan Baiturrahman masih rendah pengetahuan dan kemampuannya tentang
cara pencegahan penyakit DBD. Hal ini dapat dilihat di mana tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Baiturrahman sebagian adalah SLTA 39.4.
Sehubungan dengan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pencegahan penyakit DBD, tingkat pendidikan yang tinggi cenderung lebih
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
mempunyai cara pikir yang rasional, sehingga dapat mengambil keputusan yang berhubungan dengan dirinya termasuk upaya untuk menjaga kesehatan akan
dilakukan seobjektif dan sepositif mungkin. Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan Achmad 1997 di
Wonosari Kabupaten Gunung Kidul yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan cenderung ikut berpartisipasi dalam PSN-DBD.
Program pencegahan penyakit DBD akan dapat terlaksana dengan baik apabila semua komponen yang ada di lingkungan masyarakat sama-sama mendukung.
Seseorang yang mempunyai kemampuan yang lebih baik akan cenderung melakukan berbagai tindakan dan pemikiran yang lebih baik pula dalam pencegahan penyakit
DBD ini. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan masyarakat baik secara
intelektual dan fisik, masyarakat akan memberikan kontribusi secara maksimal terhadap penyelenggaraan program pemberantasan penyakit DBD. Kesediaan
seseorang untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuannya untuk berkembang secara mandiri.
Tilaar dalam Makmur 2008, mengemukakan bahwa suatu masyarakat yang berpartisipasi adalah masyarakat yang mengetahui potensi dan kemampuannya
termasuk hambatan-hambatan yang dimiliki karena keterbatasannya. Mardikanto 2003 menyatakan, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi
merupakan: 1 Kemampuan untuk menemukan dan memahami kesempatan-
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
kesempatan untuk membangun, atau pengetahuan tentang peluang untuk membangun memperbaiki mutu hidupnya, 2 Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan
yang dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, 3 Kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan
sumberdaya dan kesempatan peluang lain yang tersedia secara optimal. Kemampuan masyarakat dapat ditingkatkan melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan dan pelatihan kader kesehatan, serta melakukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang cara pencegahan penyakit DBD melalui
dinas terkait. Hal ini sangat membantu mengingat Kecamatan Baiturrahman merupakan daerah yang endemis DBD.
Dengan terlaksananya program-program untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dengan baik, maka diharapkan masyarakat dapat
mengetahui penyebab penyakit DBD dan bagaimana cara pencegahan penyakit DBD yang sebenarnya.
Craig dan Mayo dalam Yustina 2003, mengatakan Empoworment is road to participation. Pemberdayaan merupakan syarat bagi terciptanya suatu partisipasi
dalam masyarakat. Belum adanya partisipasi aktif dalam masyarakat untuk menciptakan kondisi yang kondusif pada proses pembangunan mengisyaratkan belum
berdayanya sebagian masyarakat kita. Keberdayaan memang menjadi syarat untuk berpartisipasi, karena merupakan sesuatu yang sulit bagi masyarakat ketika mereka
dikehendaki untuk berpartisipasi namun tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang segala aktivitas yang mendukung proses pembangunan.
Zairina: Pengaruh Kesempatan, Kemauan, Dan Kemampuan Ibu Terhadap Partisipasi Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam tindakan pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi dalam hal program
pencegahan penyakit DBD secara berkelanjutan yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait, antara lain Dinas Kesehatan, puskesmas dan perangkat desakelurahan.
Selain itu perlu juga dilakukan pemutaran film-film dokumenter yang bersifat memperkenalkan bagaimana cara yang tepat dalam pencegahan penyakit DBD.
5.4. Tempat Perindukan Nyamuk DBD dan Keberadaan Jentik Nyamuk DBD