Unsur-unsur Perjanjian Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Antara Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar Dengan Cv. Sibange-Bange Siantar Simarimbun (Studi: Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Pematangsiantar)

lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 15

B. Unsur-unsur Perjanjian

Pasal 1313 KUHPerdata berbunyi “suatu persetujan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih”. Sehingga menurut Abdulkadir Muhammad dalam bukunya menyatakan unsur-unsur perjanjian sebagai berikut : 16 1. Ada pihak-pihak Dalam suatu perjanjian paling tidak terdapat pihak-pihak yang mana pihak-pihak inilah yang kemudian disebut dengan subjek perjanjian.Subjek perjanjian ini dapat berupa manusia pribadi dan badan hukum.Dalam melaksanakan suatu perjanjian para subjek hukum ini haruslah orang-orang yang cakap dalam melakukan perbuatan hukum seperti yang telah ditetapkan dalam undang-undang.Orang-orang yang dibawah umur, orang yang tidak waras dianggap tidak cakap hukum sehingga orang tersebut dianggap tidak boleh melaksanakan perjanjian. 2. Ada persetujuan antara pihak-pihak Perjanjian baru disebut berlaku apabila terdapat persetujan diantara para pihak. Persetujuan disini bersifat tetap, bukan lagi disebut sebagai proses sedang berunding. Adapun yang dimaksud dengan berunding adalah tindakan-tindakan pendahuluan untuk menuju kepada adanya persetujuan.dalam hal ini, persetujuan tersebut ditunjukkan dengan 15 Agus Yudha Hernoko. Op. Cit.hal.18. 16 Abdulkadir Muhammad. Op. Cit. hal. 79. penerimaan tanpa syarat atas suatu tawaran, maksudnya adalah apa yang ditawarkan oleh pihak yang satu diterima oleh pihak yang lainnya. Dalam perundingan tersebut hal-hal yang dibahas umumnya tentang syarat-syarat dan mengenai objek perjanjian.Dengan disetujuinya oleh masing-masing pihak tentang syarat-syarat dan objek perjanjian itu, maka timbullah persetujan dan persetujuan ini yang kemudian menjadi salah satu syarat sahnya suatu perjanjian. 3. Ada tujuan yang dicapai Setiap perjanjian yang lahir tentunya memiliki tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak itu, yang mana kebutuhan tersebut hanya dapat dipenuhi apabila mengadakan perjanjian dengan pihak lain. Perjanjian yang dibuat para pihak tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan tidak dilarang oleh undang-undang. 4. Ada prestasi yang akan dilaksanakan Lahirnya suatu perjanjian mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi para pihak untuk melaksanakan suatu prestasi.Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak sesuai dengan syarat-syarat perjanjian, misalnya dalam hal jual-beli pembeli berkewajiban membayar harga barang dan penjual berkewajiban menyerahkan barang.Dalam Hukum Perdata prestasi diatur dalam Pasal 1234 KUHPerdata. 5. Ada bentuk tertentu Dalam melaksanakan suatu perjanjian, bentuk dari perjanjian tersebut harus ditentukan, karena ada ketentuan undang-undang yang menyatakan bahwa hanya dengan bentuk tertentu suatu perjnjian memilki kekuatan mengikat dan kekuatan bukti.Biasanya bentuk tersebut dibuat berupa akta.Selain perjanjian yang dibuat secara tertulis, ada juga perjanjian yang dibuat secara lisan, yaitu hanya dengan kata-kata yang jelas maksud dan tujuannya yang dapat dipahami oleh pihak-pihak, itu dirasa sudah cukup, kecuali para pihak yang menghendaki supaya dibuat secara tertulis akta. 6. Ada syarat-syarat tertentu Syarat-syarat tertentu yang dimaksud disini sebenarnya sebagai isi perjanjian, karena dari syarat-syarat inilah kemudian diketahui hak dan kewajiban pihak-pihak.Syarat-syarat yang dimaksud adalah syarat subjektif dan syarat objektif. Dari penjelasan diatas, maka unsur-unsur yang ada dalam suatu perjanjian dapat dikelompokkan menjadi : 17 1. Unsur essensialia Unsur essensialia adalah unsur perjanjian yang selalu harus ada dalam setap perjanjian.Tanpa adanya unsur ini maka perjanjian tidak mungkin ada.Sebagai contoh, dalam suatu perjanjian jual-beli harus ada barang dan harga yang disepakati sebab tanpa barang dan harga yang disepakati sebelumnya maka perjanjian jual-beli tidak mungkin dapat dilaksanakan. 2. Unsur naturalia Unsur naturalia adalah unsur perjanjian yang diatur dalam undang- undang, tetapi dapat diganti atau disingkirkan oleh para pihak.Undang- 17 Budiman N.P.D. Sinaga, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari Perspektif Sekretaris Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005, hal. 19. undang dalam hal ini hanya bersifat mengatur atau menambah regelendaan vullend.Sebagai contoh, dalam suatu perjanjian jual beli dapat diatur tentang kewajiban penjual untuk menanggung biaya penyerahan. 3. Unsur accidentalia Unsur accidentalia adalah unsur perjanjian yang ditambahkan oleh pihak sebab undang-undang tidak mengatur tentang hal itu. Sebagai contoh perjanjian jual-beli rumah beserta alat-alat rumah tangga.

C. Syarat Sahnya Perjanjian