- Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu : Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, Cr,
Te, Pd, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi. -
Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu: Ti, Ht, Zr, W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru dan Br Nugroho, 2006.
Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk kedalam perairan tersebut dapat berasal dari:
- pelapukan batuan yang mengandung logam berat pencemaran ini
bersifat alamiah. -
industri yang memproses biji tambang. -
pabrik - pabrik dan industri yang mempergunakan logam berat didalam prosess produksinnya.
- pencucian logam dari sampah baik sampah organik maupun anorganik.
- logam berat yang berasal dari ekskreta manusia dan hewan karena
tidak sengaja mengkonsusmsi sumber makanan yang terkontaminasi oleh logam berat Nugroho, 2006.
2.5 Kromium
Kromium merupakan ion dengan berat atom 51,996 gmol, bewarna abu- abu, tahan terhadap oksidasi meskipun pada suhu tinggi, mengkilat, keras,
memiliki titik cair 1.857°C dan titik didih 2.672°C, bersifat paramagnetik sedikit tertarik oleh magnet,Widowowati, 2008.
Kromium adalah bahan kimia yang bersifat persisten, biokumulatif dan toksik yang tinggi serta tidak mampu terurai di dalam lingkungan, sulit diuraikan
dan akhirnya diakumulasi dalam tubuh manusia melalui rantai makanan. Kestabilan kromium akan mempengaruhi toksisitasnya terhadap manusia secara
berurutan, mulai dari tingkat toksisitas terendah yakni, Cr0, CrIII, CrVI. CrVI pada umumnya 1000 kali lipat lebih toksik dibandingkan CrIII.
Kromium CrIII bersifat kurang toksksik dibandingkan CrVI. Tidak bersifat iritatif, serta tidak korosif Widowati,W 2008.
Kromium sebagai ion bervalensi enam bersifat karsinogenik pada saluran pernapasan kumulatif pada tingkat konsentrasi mgl dalam air minum. Konsentrasi
unsur ini dalam air minum yang melebihi standar maksimum yang ditetapkan kemungkinan dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada sistem
pencernaan dan sistem pernapasan Palar, 2008. Konsentrasi maksimal kromium dalam air minum yang ditetapkan sebagai
standar oleh Depatemen Kesehatan R.I adalah sebesar 0,05 mgl angka ini sesuai dengan angka standar yang ditetapkan baik oleh US Public Health Service,
maupun WHO European, maupun WHO Internasional. Sutrisno, 2004.
2.6 Seng
Seng adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi. Seng adalah memiliki karakteristik cukup reaktif, bewarna putih-kebiruan, pudar bila terkena
uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang.Seng bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam. Seng memiliki nomor atom 30 dan
memiliki titik lebur 419,73°C Widowati, 2008. Seng sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas
memiliki toksisitas tinggi. Meskipun seng merupakan unsur esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Konsumsi zn
berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral. Toksisitas seng bisa bersifat akut dan kronis. Intake zn 150-450 mghari mengakibatkan penurunan kadar Cu,
perubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density lipoprotein HDL kolestrol Widowati, 2008.
2.7 Metode Spektrofotometri
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu
larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan
sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan Lestari,2010.
Jika absorbansi di plot terhadap konsentrasi, maka diperoleh garis lurus. Grafik ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi kontaminan dalam
suatu larutan yang diperoleh dari sampel gas dan uap. Perubahan intensitas warna