Materi Dakwah Pesan Dakwah

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau perasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya di atas hal tersebut. 26 Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Islam Aqidah dan Syari’ah, aqidah merupakan ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedangkan pengertian aqidah dalam agama adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. Aqidah merupakan suatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya, apakah berwujud agama atau lainnya. Aqidah atau agama yang dimaksud di sini adalah agama Islam. Jadi, orang-orang yang mengambil dalil dalam aqidahnya selain dari Al- Qur‟an dan As-Sunnah yang shahih bukanlah orang Islam, sekalipun Ia mengaku agama Islam. 27 Dalam konteks aqidah, materi dakwah meliputi Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-Nya, Iman kepada Kitab-kitab-Nya, Iman kepada Rasul-rasul-Nya, Iman kepada Hari Akhir, Iman kepada Qadha dan Qadhar. 26 Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari, Definisi Aqidah. Di akses pada hari Senin 28 Januari 2013, pukul 08.21 WIB dari http:alislamu.comaqidah683-definisi-aqidah.html. 27 Zainal Arifin Djamiris, Islam Aqidah dan Syari’ah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1996, h. 19. B. Pesan Syari‟ah Secara etimologis kata syariat, ةعيّش berasal dari kata syara’a عّش yang berarti jalan ke tempat keluarnya air untuk minum atau tempat lalu air di sungai. Dalam perkembangannya, kata syari‟ah digunakan orang Arab untuk konotasi jalan lurus ةميقّسملا ةقيّطلا . Kata syariat tersebut mengandung arti jalan yang lurus dan jelas menuju kebahagiaan hidup. Syari‟at merupakan peraturan-peraturan yang diciptakan Allah agar manusia berpegang kepada aturan-Nya dalam berhubungan kepada Allah, saudara sesama Muslim, sesama manusia, dan hubungan kepada seluruh alam. 28 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Jaatsiyah ayat 18, yang berbunyi:               “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat peraturan dari urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” QS. Al-Jaatsiyah: 18. Kata syari‟at dalam ayat di atas, identik dengan agama yang mengandung arti mengesakan Allah, mematuhi dan mengimani utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, hari pembalasan, dan mentaati segala sesuatu perintah dan, atau larangan Allah yang membawa seseorang menjadi muslim dalam arti sesungguhnya. 28 Sjaich Mahmoud Sjaltout, Al- Islamu “aqidah Wa Syari’ah. Penerjemah Bustami A. Gani dan Hamdany Ali Jakarta: Bulan Bintang. 1967, h. 22-23 Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Islam Aqidan dan Syariah, syari‟ah adalah apa-apa yang disyari‟atkan atau diharuskan oleh agama atau yang lainnya kepada seseorang untuk dilaksanakan, berupa peraturan- peraturan dan hukum-hukum sebagai manifestasi atau konsekuensi dari aqidah tersebut. Syari‟ah Islam adalah segala sesuatu yang disayari‟atkan Allah terhadap semua hamba-Nya, berupa sunnah atau peraturan-peraturan dan hukum-hukum untuk dilaksanakan dan diamalkan sebagai perwujudan, manifestasi dan konsekuensi dari aqidah yang dianut, yaitu aqidah Islam. 29 Menurut Mahmûd Syaltût, syariat adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah atau hasil penalaran atas dasar ketentuan tersebut, untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan umat manusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan umat manusia; sesama muslim atau non muslim, maupun dengan alam sekitarnya. 30 Definisi di atas juga menunjukkan, bahwa syariat sebagai ketentuan yang mengatur persoalan-persoalan amaliah. ketentuan-ketentuan hukum yang secara langsung ditetapkan oleh Syâri‟ Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Qur`an dan Sunah. Ketentuan-ketentuan tersebut bersifat abadi dan tidak berubah, karena tidak ada yang punya wewenang merubahnya kecuali Allah. 31 29 Zainal Arifin Djamiris, Islam Aqidah dan Syari’ah Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1996, h. 19-20. 30 Djazuli, Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam Jakarta: Kencana. 2005, h. 3-4. 31 Djazuli, Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam Jakarta: Kencana. 2005, h. 3. Pesan syari‟ah yang menjadi bagian dari materi dakwah meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji, serta mu‟amalah. C. Pesan Akhlak Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah perangai, ath- thabi’ah kelakuan, tabi‟at, watak dasar, al-‘adat kebiasaan, kelaziman, al-maru’ah peradaban yang baik, dan bisa juga ad-din agama. 32 Menurut Ibnu Miskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak menurut Imam Al-Ghazali ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dan pada jiwa itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan fikiran. 33 Jiwa manusia merupakan sumber dan pangkal dari segala perbuatan dan kelakuannya. Jika jiwa seseorang baik maka segala perbuatan dan amalnya akan baik juga. Sebaliknya jika jiwanya jelek dan busuk maka segala amal perbuatannya akan jelek dan buruk pula. Sabda Rasulullah SAW : “Dari Amir dari Abdullah bin Numan bin Basyir r.a. beliau berkata: Saya mendengar Rasulallah bersabda, sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang subhat samara-samar yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap subhat berarti dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara subhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang 32 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet-9, 2010, h. 1. 33 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 3. menggembala hewan gembalaannya di sekitar ladang yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati .” HR. Bukhari dan Muslim Oleh karena itu, perbuatan seseorang dan amalnya merupakan cermin dari apa yang terkandung di dalam dirinya. Dan jiwa itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat, diraba dan diketahui oleh manusia, maka kelakuan lahiriah dari seseorang yang menandakan baik-buruknya isi hati dan jiwanya. Karena luasnya ajaran Islam maka setiap da‟i harus selalu berusaha dan terus menerus mempelajari dan menggali ajaran Islam serta mencermati tentang situasi dan kondisi sosial masyarakat, sehingga materi dakwah dapat diterima oleh objek dakwah dengan baik. Dalam hal ini pesan akhlak yang menjadi bagian dari materi dakwah meliputi akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap makhluk yang meliputi akhlak kepada manusia, diri sendiri, tetangga, masyarakat lainnya, dan sebagainya. 34

D. Komik

1. Pengertian Komik

Komik berasal dari bahasa Yunani yaitu Komikos yang artinya sesuatu yang lucu dan berhubungan dengan komedi atau diartikan juga sebagai sebuah buku atau gambar yang terdiri dari komik strip. Komik strip merupakan cerita melalui gambar-gambar yang terpisah, dimana setiap karakter gambar 34 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 20. berkelanjutan dengan gambar yang lain disertai dengan dialog dalam gambar. 35 Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Secara umum, komik sendiri sering diartikan dengan cerita bergambar dalam majalah, suratkabar, atau dapat pula berbentuk buku, yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu, dan ada pula yang menampilkan cerita- cerita serius. Tujuan utama komik adalah sebagai hiburan dalam bentuk bacaan ringan, meski cerita yang disajikan beberapa diantaranya relatif panjang, namun tidak selalu terkait dengan pesan-pesan moral tertentu. Namun secara umum, komik terdiri dari teks dan gambar dan hal ini menjadi ciri utama komik dibanding media serupa lainnya. 36 Maestro komik Will Eisner pada tahun 1986, membuat buku yang berjudul Comics and Sequential Art, dalam buku ini Eisner mendefinisikan komik sebagai Sequential Art yakni susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide. Kemudian pada sepuluh tahun berikutnya 1996 Will Eisner menerbitkan sebuah buku yang berjudul 35 Setiawan G. Sasongko, Kartun Sebagai Media Dakwah Jakarta: Sisma Digi Media, 2005, h. 53. 36 Mangozie, Komik sebagai Media Komunikasi Visual. Di akses pada hari Senin 21 Januari 2013, pada pukul 10.28 WIB dari http:mangozie.net. Graphic Storytelling. Dalam buku ini Eisner memaknai komik sebagai tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, dalam sebuah komik. Menurut Scott McCloud seni Squential dan komik merupakan gambar- gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi berdekatan, bersebelahan dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembaca. Dengan demikian, komik memanfaatkan ruang dalam media gambar untuk meletakkan gambar demi gambar sehingga membentuk alur cerita. Kata comic dalam bahasa Inggris memiliki pengertian yang sama dengan kata komik dalam bahasa Indonesia yang memang sering menyerap bahasa-bahasa lain. penyerapan kata tersebut diubah dan sisesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Dalam perjalanan sejarah komik di Indonesia muncul istilah „tjergam‟ yang merupakan kepanjangan dari „tjerita bergambar‟. Istilah ini mengekor penyebutan dalam ranah sastra yaitu cerpen atau cerita pendek dan cerbung atau cerita bersambung, bahkan muncul IKASTI atau Ikatan Seniman Tjergamis Indonesia yang hadir pasca peristiwa Oktober 1965. Dengan demikian pada masa sejarah komik di Indonesia penyebutan tjergam sebenarnya lebih dikenal dan diakui oleh para pelaku seni pada waktu itu. 37 Dalam konteks perannya sebagai media komunikasi, komik turut berperan dalam merepresentasikan aspek-aspek kehidupan sosial sebuah masyarakat. Adegan-adegan komik yang menggelitik biasanya malah mampu 37 Indiria Maharsi, KOMIK Dunia Kreatif Tanpa Batas Yogyakarta: KATA BUKU, 2011, Cet. Ke-1, h. 4.