Pengertian Analisis Deskriptif LANDASAN TEORI
dihubungkan dengan
kata tahdis
yang berarti
riwayat, ikhbar
mengkhabarkan.
4
Hadits yang jamaknya ahadits memiliki padanan kata yang cukup beragam. Dari sisi bahasa, hadis dapat diartikan baru sebagai lawan dari kata qadim yang
berarti lama, abadi, dan kekal. Pengistilahan hadis sebagai ucapan, perbuatan, taqrir dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk membedakan hadis
dengan Al- Qur‟an yang diyakini kaum ahlu sunnah wa al-jama’ah sebagai firman
Allah yang Qadim . Ibnu Mas‟ud berkata: “sebaik-baik hadis adalah kitab Allah Al-
Qur’an dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad Hadis”.
5
Kata ahadits merupakan jamak yang tidak menuruti qiyas dan jamak yang syad-inilah yang dipakai jamak hadis yang bermakna khabar dari Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, hadis-hadis Rasul dikatakan ahadits al Rosul bukan yang lainnya. Ada juga yang berpendapat ahadits bukanlah jamak dari hadis, melainkan merupakan
isim jamaknya. Dalam hal ini, Allah juga menggunakan kata hadis dengan arti khabar, dalam firman-Nya;
“Maka hendaklah mereka mendatangkan khabar yang sepertinya jika
mereka orang yang benar” QS. At-Thur; 34. Makna sunnah menurut ulama hadits sangat luas mencakup segala aspek
kehidupan Nabi semenjak lahir hingga wafat. Hadits mengandung empat macam unsur, yakni perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat atau keadaan-keadaan
4
Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits Bandung: Pustaka Setia, 2004, h. 11.
5
Yusuf Saefullah dan Cecep Sumama, Pengantar Ilmu Hadits Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 1-2.
Nabi Muhammad SAW yang lain, yang semuanya hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tidak termasuk hal-hal yang disandarkan kepada sahabat dan
tidak pula kepada tabiin.
6
Pemberitaan tentang empat unsur tersebut yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut berita yang marfu,
7
yang disandarkan kepada para sahabat disebut berita mauquf,
8
dan yang disandarkan kepada tabiin disebut
maqthu’.
9
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam perkataan dimaksud adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW. Namun
sering kali kata ini mengalami perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah sehingga berarti segala perkataan, perbuatan, ketetapan maupun persetujuan
dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada
tingkatan sumber hukum dibawah Al- Qur‟an.
Menurut bahasa, kata Sunnah memiliki arti jalan yang lurus dan perilaku terbiasa, baik terpuji maupun tercela. Orang Arab mentasybihkan menyerupakan
perilaku terbiasa dengan air yang mengalir, karena berkesinambungannya bagian- bagian dari aliran air itu pada satu arah jalan, sehingga seakan air yang mengalir itu
6
Idri, Studi Hadits Jakarta: Kencana, 2010, h. 3
7
Marfu adalah Hadits yang sandarkan terhadap Nabi Muhammad SAW dari ucapan, perbuatan, taqrir, dan sifat Beliau.
8
Mauquf merupakan hadits yang disandarkan kepada Sahabat, berupa ucapan, perbuatan atau Taqrir.
8
Sedangkan Maqthu’ adalah perkataan, perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada tabi`in
atau orang yang berada pada tingakat dibawahnya.
9
Abbas Mutawali Hammadah, Sunnah Nabi Kedudukannya Menurut Al- Qur’an Bandung:
Gema Risalah Press, 1997, h. 20-21.