Penulis akan menguraikan tentang kesimpulan isi pesan dakwah

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan ketentuan pada waktu yang akan dating Ciri lain metode deskriptif adalah menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah prilaku. Mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun kelapangan. 2 Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Biasanya metode deskriptif ini menggunakan metode survey. 3

B. Pengertian Hadis

Kata hadits berasal dari bahasa Arab yakni Al-hadis, bentuk jamaknya adalah al-ahaadis, al-hidsan dan al-hudsan. Dari segi bahasa hadis mempunyai beberapa arti, yaitu : a. Baru Jadid, lawan dari terdahulu Qadim. b. Dekat Qarib, lawan dari jauh Ba’id. c. Warta Berita Khabar, sesuatu yang dipercakapkan atau dipindahkan seseorang kepada orang lainya. Hadits yang bermakna khabar ini 2 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1984, h. 24 3 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 35 dihubungkan dengan kata tahdis yang berarti riwayat, ikhbar mengkhabarkan. 4 Hadits yang jamaknya ahadits memiliki padanan kata yang cukup beragam. Dari sisi bahasa, hadis dapat diartikan baru sebagai lawan dari kata qadim yang berarti lama, abadi, dan kekal. Pengistilahan hadis sebagai ucapan, perbuatan, taqrir dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk membedakan hadis dengan Al- Qur‟an yang diyakini kaum ahlu sunnah wa al-jama’ah sebagai firman Allah yang Qadim . Ibnu Mas‟ud berkata: “sebaik-baik hadis adalah kitab Allah Al- Qur’an dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad Hadis”. 5 Kata ahadits merupakan jamak yang tidak menuruti qiyas dan jamak yang syad-inilah yang dipakai jamak hadis yang bermakna khabar dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, hadis-hadis Rasul dikatakan ahadits al Rosul bukan yang lainnya. Ada juga yang berpendapat ahadits bukanlah jamak dari hadis, melainkan merupakan isim jamaknya. Dalam hal ini, Allah juga menggunakan kata hadis dengan arti khabar, dalam firman-Nya;        “Maka hendaklah mereka mendatangkan khabar yang sepertinya jika mereka orang yang benar” QS. At-Thur; 34. Makna sunnah menurut ulama hadits sangat luas mencakup segala aspek kehidupan Nabi semenjak lahir hingga wafat. Hadits mengandung empat macam unsur, yakni perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat atau keadaan-keadaan 4 Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits Bandung: Pustaka Setia, 2004, h. 11. 5 Yusuf Saefullah dan Cecep Sumama, Pengantar Ilmu Hadits Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004, h. 1-2.