Syarat-syarat mengunakan RAD adalah pihak perekayasa perangkat lunak telah mengetahui dengan jelas kebutuhan user pengguna dengan tepat,
mengetahui proses-proses apa saja yang ada didalam perangkat lunak yang dibuat dan input-output yang dihasilkan. Menurut Kendall Kendall 2003, proses
RAD memiliki fase-fase seperti berikut ini: 1. Fase Perencanaan Syarat-Syarat
Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang
ditimbulkan dari tujuan tersebut.
2. Fase Perancangan Pada tahap ini dilakukan perancangan proses yaitu perancangan
proses-proses yang akan terjadi didalam sistem dan perancangan antarmuka yaitu perancangan antarmuka masukkan dan antarmuka
keluaran. 3. Fase Konstruksi
Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan.
4. Fase Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem dan melakukan
pengenalan terhadap sistem.
2.14.1 Alasan Menggunakan RAD
Dari lima macam model-model perangkat lunak yang dikemukakan oleh Roger S. Pressman, peneliti memilih model RAD sebagai metode pengembangan
sistem dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1. Aplikasi yang dirancang dan dikembangkan merupakan aplikasi yang
sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan tujuan dari model RAD yang dikemukakan oleh Kenneth E.
Kendall dan Julie E. Kendall yaitu RAD digunakan untuk mempersingkat waktu antara perancangan dan penerapan sistem
informasi Kendall dan Kendall, 2006. 2. Dengan menggunakan metode RAD akan dicapai suatu sistem
fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek jika kebutuhan dapat dipahami dengan baik Pressman, 2002.
3. Salah satu fase dalam model sekuensial adalah fase pemeliharaan Pressman, 2002. Aplikasi yang akan dibuat ini tidak memerlukan fase
pemeliharaan dalam implementasinya di lapangan. 4. Pelanggan sangat berperan penting dalam pengembangan perangkat
lunak dalam model prototipe Suyanto, 2005. Aplikasi ini tidak ada campur tangan pelanggan atau user dari awal sampai akhir prosesnya.
5. Kekurangan dalam pengembangan metode formal antara lain banyak memakan waktu dan mahal Pressman, 2002. Aplikasi ini sederhana
dan tidak banyak memakan waktu dan biaya.
2.14.2 Pengujian Black box
Pengujian black box merupakan pendekatan komplementer dari teknik white box, karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkap kelas
kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik white box. Pengujian black box berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk
mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan fungsional suatu program William Perry, 1995.
Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan
untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada
spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai
dengan yang diharapkan William Perry, 1995. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan kinerja
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Berbeda dengan pengujian white box, pengujian black box
cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. William Perry, 1995.
2.15 Studi Literatur Sejenis