Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan televisi di Indonesia saat ini sudah sangat maju, hal ini berkaitan dengan demikian banyaknya stasiun televisi yang bermunculan. Pada awal tahun 2005 sudah banyak stasiun televisi yang mengudara yaitu: TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, Global TV, Trans TV, Trans 7, O Channel, jak TV dan MetroTV 1 . Dengan banyaknya stasiun televisi yang mengudara maka semakin banyak pula informasi yang disampaikan oleh televisi baik dari berbagai daerah maupun negara lain. Salah satu program yang wajib ada di stasiun televisi yaitu tayangan adzan. 2 Media komunikasi yang termaksud media massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik surat kabar dan majalah 3 . Televisi merupakan sistem bercerita yang tersentralisasi. Dapat saja berbentuk sinetron, iklan komersial, berita ataupun program lainnya yang di siarkan dari ruang produksi terkendali dan di sebar luaskan melalui transmitter ke setiap rumah yang memiliki televisi 4 . 1 Perkembangan Televisi Indonesia, Artikel diakses dari, http:www.id.metapencarian.comweb?q=+perkembangan+televisi+indonesia. 2 Tayangan Adzan, Artikel diakses pada 10 Mey 2014 dari http:obor- lampu.blogspot.comtayangan-adzan-di-tv.html 3 Onong U Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004 Cet.Ke-18,h.22-26. 4 Iswandi Syahputra, jurnalistik Infotainment , kancah Baru Jurnalistik Dalam Industri TelevisiYogyakarta:Pilar Media, 2007, h.70-71. 2 Masalah komunikasi yang terus berkembang selalu akan ada keterkaitan dengan keberadaan media sebagai alat komunikasi. Dengan perkembangan komunikasi yang semakin pesat memudahkan orang dalam menyampaikan pesan kepada khalayak luas dalam waktu yang bersamaan. Dengan hadirnya media televisi dalam kehidupan sehari-hari memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Media merupakan sarana yang dapat digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan kepada komunikan. Televisi adalah salah satu media yang telah dikenal oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar 5 . Berbagai macam acara yang disiarkan, dan khalayaklah yang dinilai berhak untuk memilih acara apa yang akan ditonton. Pada dasanya media massayang sangat berpengaruh tetapi pengaruh ini disaring, diseleksi, bahkan mungkin ditolak sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi mereka. Pendidikan masyarakat yang semakin baik, diharapkan sebagai peran utama yang mampu membantu masyarakat untuk menyeleksi dengan baik acara-acara televisi tersebut. Rajawali Citra Televisi RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama di indonesia. yang memiliki jangkauan terluas di Indonesia, mengudara untuk pertama kalinya pada 13 november 1988 dan baru di resmikan pada 24 agustus 1989, dan pada waktu itu siaran RCTI masih bersifat lokal 6 . melalui 48 stasiun relaynya program-program RCTI disaksikan oleh lebih dari 190,4 juta pemirsa yang tersebar di 478 kota diseluruh 5 Sunandar, TelaahFormatKeagamaan di Televise, TesisMagister Agama Jakarta:Perpustakaan UIN syahid,1999, h. 3. 6 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 18-19 3 nusantara, atau kira-kira 80, 1 persen. Disertai dengan program atau tayangan yang menarik sehingga mengambil minat pengiklan untuk menayangkan promo mereka di RCTI. Seperti halnya pada tayangan adzan magrib, hampir semua stasiun televisi mempunyai alur cerita masing-masing namun RCTI disini mengemas dengan cara berbeda yang mulai ditanyangkan pada 8 juli 2013 sampai sekarang dengan versi “merindu Ibu kepada anaknya” dengan mengemas tayangan dengan alur cerita dengan teks adzan magrib. Sekitar pukul 18.00 WIB, akan terdengar kumandang adzan magrib di wilayah Indonesia bagian barat yang sebelumnya telah berkumandang dari wilayah Indonesia bagian timur dan tengah. Adzan merupakan pemberitahuan kepada umat muslim untuk segera melaksanakan salah satu kewajiban mereka yaitu melakanakan ibadah shalat. Kewajiban tersebut merupakan perintah Allah yang telah tercantum dalam Al Qur‟an sebagai pedoman umat islam. Mentri agama RI, Suryadhamra Ali mengatakan bahwa saat ini 85 penduduk di Indonesia atau sekitar 199.959.285 jiwa adalah penganut agama islam. Oleh karena itu, selain di kumandangkan melalui mesjid-mesjid di seluruh plosok, adzan magrib juga ditayangkan melalui stasiun-stasiun televisi. Selain untuk menghargai mayoritas umat muslim, tayangan adzan magrib melalui televisi mampu menjangkau masyarakat secara lebih luas dan lebih dekat karena adzan dapat hadir di rumah, di kantor hingga di kamar tidur. Sehingga mereka yang lalai, malas, sibuk, atau lupa dapat diingatkan kembali akan kewajiban mereka. 4 Shalat merupakan kewajiban bagi umat muslim yang telah memasuki usia akil baligh, namun akan sangat baik jika kewajiban ini ditanamkan pada anak- anak sejak dini. Rasulullah Saw berkata, “Ajarilah anak-anakmu shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan ketika mereka berusia sepuluh tahun, hukumlah jika mereka melalaikan shal at” Wahf al-qahthani, 2006, h. 46. Oleh karena itu akan sangat baik jika tayangan adzan magrib di televisi dapat merangsang dan menarik perhatian bagi masyarakat yang mendengarkannya, sehingga mereka termotivasi untuk melaksanakan shalat.Televisi tampaknya mempunyai sifat yang istimewa dibandingkan dengan media massa lainnya radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainnya ”. Sebagai media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyampaikan pesan. Karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-olah di alami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang bersamaan. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Secara umum tanyangan adzan harus bisa mengungkapkan gambaran konsep kultur Islam yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan serta aktivitas ibadah ritual kepada Tuhan rabbaniyah. Saat ini tayangan adzan magrib di televisi telah menampilkan simbol- simbol kultur Islam, baik berupa keindahan bangunan-bangunan masjid, serta keagungan ciptaan Tuhan seperti alam semesta beserta isinya. Selain itu juga tanyangan tersebut ada yang mengandung usur-unsur seperti sikap toleransi sesama umat beragama, ini menggambarkan hubungan horizontal manusia 5 dengan sesama. Adapula yang menampilkan aktivitas hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya seperti melaksanakan shalat, mengaji, ataupun berdoa. Tayangan adzan di televisi berdurasi sekitar empat menit. Isi dari tayangan adzan tersebut telah mengungkapkan gambaran kultur islam dengan kemampuan yang dimiliki televisi, maka pemahaman mengenai makna dan fungsi adzan dapat disampaikan secara menarik dan tidak membosankan. Adzan merupakan lafal yang istimewa dan terdapat banyak keutamaan bagi yang mengumandangkan adzan. Kreatifitas awak produksi televisi tak pernah berhenti. Mereka terus terpacu untuk membuat karya yang lebih baik lagi. sering kita temukan kumandang azan Maghrib, yang kalau kita perhatikan gambarnya, ternyata film pendek tersebut ada alur ceritanya. Gambar dikemas dengan teknik sinematografi yang indah kisah yang diangkat pun juga tak kalah indah. keseluruhan stasiun televisi mengangkat tema atau alur cerita tayangan adzan yang menggambarkan representasi nilai keislaman dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Alur cerita dan gambar visualnya tidak lepas dari adegan orang adzan, sekelompok orang yang berami-ramai berjalan menuju mesjid untuk menjalankan ibadah shalat berjamaah, orang berwudhu di sertai dengan adegan sebagian orang yang sedang mengaji plus pemandangan alam indonesia yang indah, suatu pedesaan yang masih asri dengan pemandangan sawah, jembatan, pemukiman, gunung serta langit senja yang menunjukkan waktu mendekati magrib. Kadang juga di selang seling dengan pemandangan mesjid-mesjid berikut ragam arsitektur islami yang terkenal yang di padukan 6 dengan lafal adzan serta maknanya. Penyampaiannya menggunakan bahasa arab dan untuk maknanya menggunakan bahasa indonesia. Ada beberapa alur cerita yang pernah diangkat menjadi ilustrasi kumandang azan Maghrib di beberapa stasiun televisi . Ada kisah tentang dua orang pendaki gunung suami istri yang sholat berjamaah di puncak gunung Trans TV, kisah tentang sebuah keluarga yang ceritanya sedang bepergian. Ayah Ibu dan putrinya. Hujan deras, jalan mereka terhalang tiang antena televisi yang ambruk, di sebuah rumah sederhana di pedesaan. Ayah keluar ingin menegakkan kembali antena anaknyapun tidak mau ketinggalan, dia keluar mobil dan bermain hujan-hujanan. Melihat ada seorang gadis penghuni rumah sederhana yang tertarik ikut juga bermain hujan. Mereka menjadi akrab dan Sholat berjamaah. Sambil menunggu orangtua anak penghuni rumah sederhana ini pulang. Dan akhirnya ketika mereka berpamitan, mereka bertukar cindera mata. Ini juga cerita yang indah menurut saya. Persahabatan yang tidak mengenal strata sosial SCTV dan kisah seorang anak muda yang bersepeda melawati beberapa pepohonan dan berhenti di salah satu tempat yang menjjual berbagai makanan, pemuda tersebut membeli sebungkus makanan dan air mineral lalu mengayunkan kembali sepedanya menuju masjid besar, di depan masjid tersebut terlihat anak yang sedang duduk sendiri, kemudian pemuda tersebut memberikan bungkusan makanan kepada anak tersebut kemudian berjalan menuju masjid untuk menunaikan sholat ANTV. Dari beberapa tayangan atau gambaran adzan tersebut sangat berbeda dengan tayangan atau alur cerita adzan yang di sajikan pada stasiun televisi RCTI edisi 8 Juli 2013 Yang mana RCTI mengemas dengan alur cerita yang 7 tidak menggambarkan atau merepresentasikan perintah berwudhu dan sholat melainkan merepresentasikan nilai kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti sebuah tayangan adzan pada televisi RCTI Maka judul penelitian adalah: “Representasi kultur Islam dalam tayangan adzan magrib di RCTI ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah