Pembagian Para Ahli Waris a. Ahli Waris Utama

sarasehan yang melalui pemilihan beberapa tempat tadi dan ternyata yang terpilih adalah Srengseng Sawah Jakarta Selatan, karena lebih diunggulkan pada tahun 1994. 2 Pada tanggal 13 September 1997 dibuat acara konsep acaranya satu hari di setu babakan atau festival setu babakan, kemudian pada saat itu muncul budayanya, komunitasnya, masyarakatnya, kekentalan budayanya sehingga menjadi kekuatan yang lebih tinggi dari tempat lain. Tetapi sayangnya, acara tersebut tertunda, karena pada tahun 1998 kita mengalami krisis ekonomi. 3 Pada tahun 2000, muncul SK Gubernur Nomor 92 Tahun 2000 dan sekaligus ditetapkannya SK tersebut tanggal 18 Agustus Tahun 2000. Yang berbunyi:’’ Penataan perkampungan budaya Srengseng Sawah’’. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta menguatkan dengan memberikan aset 65 Hektar danau, dan dari masyarakat 100 Hektar, menjadi 165 di kelurahan Srengseng Sawah. 4 Dan para tokoh dan masyarakat sepakat untuk memunculkan konsep budaya, kearifan lokal, agar tidak hilang atas kampungnya budaya itu sendiri. Tanggal 20 Januari Tahun 2001 Peresmian Perkampungan Budaya Betawi oleh Gubernur pada saat itu Sutiyoso. 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Indra Tokoh Masyarakat Betawi,Srengseng Sawah, Jakarta, 24 November 2013. 3 Wawancara pribadi dengan Bapak Indra Tokoh Masyarakat Betawi,Srengseng Sawah, Jakarta, 24 November 2013. 4 Wawancara pribadi dengan Bapak Indra Tokoh Masyarakat Betawi,Srengseng Sawah, Jakarta, 24 November 2013. Semenjak itu terus mengalir dan memunculkan konsep-konsep baru, bahkan didorong dengan regulasi yang makin kuat, dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005, yang berbunyi :’’ Penetapan Perkampungan Budaya Betawi di kelurahan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Yang terdiri dari 156 RT, 19 RW, dan populasinya 60.000 Jiwa, dan menjadi 289 Hektar, Seolah-olah ini adalah dapurnya budaya. 5 Perkampungan budaya betawi adalah suatu kawasan di jakarta selatan dengan komunitas yang ditumbuh kembangkan oleh budaya yang meliputi gagasan dan karya baik fisik maupun non fisik yaitu: adat istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian serta arsitektur yng bercirikan kebetawian. 6 Kawasan perkampungan budaya betawi terletak di kel.srengseng sawah, kecamatan jagakarsa kota administrasi jakarta selatan, dengan luas sekitar 289 hektar. Dengan batas fisik sebelah utara: jl. Mochammad Kahfi ii sampai dengan jl. Desa putra jl. H. pangkat , sebelah timur: jl. Desa putra jl. H. pangkat jl. Pratama Wika, mangga bolong timur, jl. lapangan merah, sebelah selatan: Batas wilayah provinsi DKI Jakarta dengan kota depok, sebelah barat, jl. Mochmmad Kahfi ii. 7 5 Wawancara pribadi dengan Bapak Indra Tokoh Masyarakat Betawi, Srengseng Sawah, Jakarta, 24 November 2013. 6 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suku Dinas Dan Budaya, Betawi Culture Village. 7 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suku Dinas Dan Budaya, Betawi Culture Village. Dalam kawasan seluas itu dapat dengan mudah dijumpai aktifitas keseharian masyarakat kampung betawi seperti: latihan pukul pencak silat, ngederes, aqiqah, injek tanah, ngarak pengantin sunat,memancing, menjala, budi daya ikan air, tawar, bertani, berdagang sampai pada kegiatan memasak makanan khas betawi seperti: sayur asem, sayur lodeh, soto mie, soto babat, ikan pecak, bir pletok, jus, belimbing, kerak telor, laksa, toge goreng, tape uli, geplak, wajik, dll. 8 Perkampungan yang diampit oleh dua danau setu dan situ ini mempunyai luas wilayah sekitar 289 hektar dan sebagian besar penduduknya adalah orang asli betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat dan Kalimanatan yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun ini. 9 Sebagai kawasan wisata budaya, wisata agro, dan wisata air. Perkampungan budaya betawi memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan sangat menarik, yang sulit dijumpai ditengah hiruk pikuknya kota jakarta. Dua buah setua alam yang ada di perkampungan budaya betawi yaitu: setu babakan, dan setu mangga bolong yang dikelilingi hijau dan rindangnya pohon-pohon buah khas betawi seperti: kecapi, belimbing, rambutan, sawo, pepaya, pisang, jambu, nangka, dan tumbuhan yang hidup sehat di halaman depan, disamping dan diantara rumah-rumah penduduk betawi sebagai objek wisata yang paling lengkap dan 8 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suku Dinas Dan Budaya, Betawi Culture Village. 9 Fitri Utami Ningrum, Strategi Meningkatkan Jumalah Pengunjung Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Universitas Indonesia, 2009, h.30 menarik serta menjadi pilihan bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. 10 Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya terlebih dulu bernegoisasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia diperkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam- nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.

B. Tujuan, Sasaran dan Fungsi Perkampungan Betawi

Tujuan perkampungan budaya betawi adalah membina dan melindungi secara sungguh-sungguh dan terus menerus tata kehidupan serta nilai-nilai budaya betawi, menciptakan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya betawi sesuai dengan akar budayanya, menata dan memanfaatkan potensi lingkungan fisik, baik alami maupun buatan yang bernuansa betawi, mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik dan non fisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan ciri khas betawi. 10 Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Suku Dinas Dan Budaya, Betawi Culture Village. Perkampungan budaya betawi mempunyai fungsi yang sangat membantu penduduk setempat khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Fungsi dari perkampungan budaya betawi setu babakan, antara lain: sarana pemukiman, sarana ibadah, sarana informasi, sarana seni budaya, sarana penelitian, sarana pelestarian dan pengembangan, dan sarana pariwisata. 11 Pemanfaatan dan pengembangan perkampungan budaya betawi termasuk fasilitasnya menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat dengan didukung oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah berkewajiban melengkapi sarana dan program yang dianggap perlu. 12 Visi dari perkampungan budaya betawi ini adalah pembangunan prioritas ditingkat madya kotamadya diarahkan pada bagian wilayah kota yang memilki peran besar dan fungsi strategis bagi pengembangan ekonomi sosial, budaya dan lingkungan kota, seperti pengembangan perkampungan budaya betawi yang merupakan satu kesatuan budaya betawi yang didukung hutan kota yang serasi untuk kawasan wisata budaya. 13 Misi yang dimiliki perkampungan budaya betawi setu babakan merupakan pola pengembangan dan pelestarian seni budaya rencana tata ruang bagian dari wilayah jakarta selatan meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti lapangan 11 Fitri Utami Ningrum, Strategi Meningkatkan Jumalah Pengunjung Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Universitas Indonesia, 2009, h.30 12 Faradillah , Konservasi Kawasan Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Universitas Pendidikan Indonesia , h.60 13 Faradillah , Konservasi Kawasan Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Universitas Pendidikan Indonesia , h.60