ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah.
2. Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah penerimaan daerah dalam bentuk pendapatan transfer yaitu pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah yang bersumber dari
transfer pemerintah atasan yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan ini meliputi Dana Bagi Hasil DBH pajak, Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam DBH-SDA, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK.
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah
Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah pendapatan yang bersumber dari Pendapatan hibah, Pendapatan dana darurat dan Pendapatan lainnya.
Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada Lampiran IVc diuraikan bahwa keseluruhan
jenis pendapatan daerah tersebut di atas dikonversi dalam penyajian laporan keuangan dikelompokkan menjadi:
1. Pendapatan Asli Daerah PAD yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asl daerah yang sah;
2. Pendapatan transfer yang terdiri dari pendapatan transfer dari pemerintah pusat
dana perimbangan yang terdiri dari DBH-SDA, DAU dan DAK, transfer pemerintah pusat lainnya dana otonomi khusus dana penyesuaian; transfer
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
pemerintah provinsi yang terdiri dari pendapatan bagi hasil pajak dan pendapatan bagi hasil lainnya;
3. Lain-lain pendapatan yang sah yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan
dana darurat dan pendapatan lainnya. Sedangkan komponen belanja daerah menurut Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 adalah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.
1. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak terikat langsung dengan program dan kegiatan yang dipergunakan untuk mendanai belanja pegawai, belanja
barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada provinsi, kabupaten kota dan pemerintah desa dan belanja tak terduga.
2. Belanja Langsung
Belanja langsung adalah belanja yang terikat langsung dengan program dan kegiatan yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja barang dan jasa
dan belanja modal. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan keseluruhan jenis belanja daerah tersebut di atas dikonversi dalam penyajian laporan keuangan dikelompokkan menjadi belanja
operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer. 1.
Belanja operasi yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
2. Belanja modal yang terdiri dari belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan irigasi dan jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.
3. Belanja tak terduga adalah belanja yang dianggarkan untuk mendanai kegiatan
yang sifatnya darurat dan belum dapat diperkirakan sebelumnya. 4.
Belanja transferbagi hasil ke desa; yang meliputi bagi hasil pajak, bagi hasil retribusi, bagi hasil pendapatan lainnya.
Reformasi dalam pengelolaan anggaran daerah adalah merupakan kebutuhan mendesak yang perlu dilakukan mengingat anggaran daerah sebagai rencana kerja
pemerintah daerah dalam bentuk uang rupiah dalam periode tertentu satu tahun, selama ini belum mampu memberikan hasil secara optimal. Hal ini disebabkan karena
selama ini anggaran daerah lebih merupakan instrumen pembinaan pemerintah atasan kepada pemerintah di bawahnya. Namun demikian di era reformasi, memang telah
terlihat adanya perubahan yang mendasar dalam peran dan fungsi anggaran daerah seiring dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Dengan reformasi ini diharapkan anggaran daerah mampu
memainkan perannya sebagai instrumen kebijakan dan instrumen manajemen bagi pemerintah daerah.
Menurut Jones 1996, sebagai instrumen kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas
pemerintah daerah. Oleh karena itu, anggaran daerah harus mampu secara optimal
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
difungsikan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi
pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai dan alat
koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Berdasarkan Organisasi Komunitas Perpustakaan Online Indonesia diakses
tanggal 18 Agustus 2010 dijelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan
fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum. Oleh karena itu ada 3 tiga bentuk kebijakan anggaranpolitik anggaran yang dapat dilakukan sesuai kondisi
perekonomian daerah, yaitu: 1.
Anggaran defisit defisit budget atau disebut juga kebijakan fiskal ekspansif yaitu suatu bentuk kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran surplus surplus budget atau disebut juga kebijakan fiskal kontraktif
yaitu suatu bentuk kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Sebaiknya politik anggaran surplus dilaksanakan
ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas overheating untuk menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran berimbang balanced budget, yaitu suatu bentuk kebijakan
anggaran di mana pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin. Uraian di atas menunjukkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
tidak terlepas dari kebijakan anggaran dengan titik berat pada kebijakan penerimaan dan pengeluaran. Dari sisi kebijakan penerimaan misalnya, selain upaya
meningkatkan PAD, pemerintah daerah juga diharapkan mampu mengelola seluruh pendapatan dan pengeluaran atau belanja daerahnya. Hal ini dapat dinyatakan sebagai
suatu prestasi dan merupakan salah satu ukuran kinerja pemerintah daerah tersebut. Ukuran kinerja dari sisi ini dilihat dengan membandingkan antara rencana atau target
pendapatan maupun pengeluaran atau belanja daerah untuk berbagai kegiatan dan program dengan realisasinya.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Hubungan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah dengan
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Identitas keseimbangan pendapatan nasional adalah konsumsi C ditambah Investasi I, Pembelian atau Pengeluaran Pemerintah G, dan Ekspor X dikurangi
Impor M yang dirumuskan dengan persamaan Y = C + I + G + X-M merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan
pemerintah dalam perekonomian. Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan dalam mengatur pengeluarannya. Pemerintah tidak cukup hanya meraih
tujuan akhir
dari setiap
kebijakan pengeluarannya,
tetapi juga
harus memperhitungkan sasaran yang akan menuikmati kebijakan tersebut Rahmansyah,
2004: 15. Pendapat di atas berarti bahwa memperbesar pengeluaran dengan tujuan
semata-mata untuk meningkatkan pendapatan nasional atau memperluas kesempatan kerja adalah kurang memadai, melainkan perlu diperhitungkan siapa yang akan
terpekerjakan atau meningkat pendapatannya. Di samping itu pemerintah perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru
melemahkan pihak swasta. Menurut Wijaya 2000, pengeluaran pemerintah mempunyai efek pengganda
multiplier effect dan merangsang kenaikan pendapatan nasional dan akan menaikkan pendapatan serta produksi secara berganda sepanjang perekonomian
belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh full employment karena ia menaikkan permintaan agregatif didasarkan pada anggapan bahwa pengeluaran
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
pemerintah tidaklah pada proyek-proyek yang dapat menghalangi atau menggantikan investasi sektor swasta.
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dengan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan
kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja atau pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau
surplus. Anggaran berfungsi sebagai pernyataan kebijakan publik, sebagai target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan dan
pembiayaan yang diinginkan, menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum, serta menjadi landasan penilaian kinerja pemerintah KSAP,
2005: 13. Oleh karena itu, APBN suatu negara atau APBD suatu daerah dapat kita
yakini mempunyai hubungan yang sangat signifikan terhadap perekonomian, khususnya sektor riil. Signifikansi tersebut tercermin dari kontribusinya terhadap
produk domestik bruto. Kebijakan fiskal suatu negara merupakan instrumen untuk melaksanakan fungsi stabilitasi, distribusi dan alokasi yang diarahkan pada stimulus
pertumbuhan ekonomi dan mendorong penciptaan lapangan kerja. Di Indonesia misalnya, dampak APBN terhadap sektor riil merupakan salah satu indikator yang
mengidentifikasikan dampak dari kebijakan fiskal terhadap perekonomian tahun 2008. Dalam kondisi perekonomian yang lesu, kebijakan diarahkan pada stimulus
fiskal antara lain melalui pengeluaran pemerintah yang bersifat autonomous yang mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pada saat overheating
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, intervensi kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah bersifat kontraktif untuk menyeimbangkan permintaan agregat aggregate demand dengan penyediaan
sumber-sumber daya perekonomian BPKP-RI, 2009: 38. Meningkatnya pendapatan negara melalui penerimaan dari sumber-sumber
pendapatan merupakan suatu hasil kinerja pemerintah mengelola pos-pos penerimaan negara. Demikian juga halnya dengan meningkatnya penyerapan belanja dan
akuntabilitas keuangan. Penyerapan anggaran merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan berhasilnya program atau kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Rasio realisasi terhadap pagu anggaran mencerminkan terserapnya anggaran dalam melakukan berbagai program yang telah ditetapkan. Sebaliknya, lambatnya
penyerapan anggaran mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi karena eksekusi anggaran memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian.
Di Indonesia, dalam tahun 2008, penyerapan anggaran yang cepat, efisien dan efektif telah menjadi salah satu agenda reformasi manajeman keuangan pemerintah.
Sejalan dengan agenda tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya optimal dalam rangka mengurangi berbagai hambatan dalam penyerapan anggaran dan
meminimisasi kecenderungan penarikan anggaran di akhir tahun execution skewed towards the end of fiscal year oleh kementerian negaralembaga. Salah satu langkah
konkrit yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendelegasikan kekuasaan relax control dalam rangka eksekusi anggaran dengan memberikan
berbagai fleksibilitas terhadap kementerian teknis. Namun demikian, juga
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
mensyaratkan adanya akuntabilitas terhadap penggunaan anggaran tersebut BPKP- RI, 2009: 14.
Salah satu indikator kinerja keuangan pemerintah dalam bidang anggaran belanja dapat dilihat dari terealisasinya prioritas alokasi anggaran belanja yang
selaras dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Untuk mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi misalnya, pada
tahun 2008 pemerintah Indonesia telah menetapkan 6 enam prioritas alokasi anggaran, antara lain:
1. Belanja investasi terutama di bidang infrastruktur dasar untuk mendukung
kegiatan ekonomi nasional; 2.
Bantuan sosial, terutama untuk menyediakan pelayanan dasar kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan, dengan
memperhatikan rasio anggaran pendidikan sesuai amanat UUD 1945, serta meningkatkan upaya pemerataan;
3. Perbaikan penghasilan dan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan;
4. Peningkatan kualitas pelayanan dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan
operasional pemerintahan; 5.
Penyediaan subsidi untuk membantu menstabilkan harga barang dan jasa pada tingkat yang terjangkau masyarakat;
6. Pemenuhan kewajiban pembayaran bunga utang BPKP-RI, 2009: 25.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan dan gambaran sebagaimana diuraikan di atas membuktikan bahwa realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan konsep pertumbuhan ekonomi daerah.
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti di Indonesia telah melakukan studi tentang masalah pengelolaan keuangan daerah dengan menggunakan pendapatan asli daerah PAD,
pendapatan transfer, belanja daerah dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel penelitian.
1. Penelitian Saggaf 1999 menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial
terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Kota Pekan baru dalam kurun waktu
tahun 1989 - 1993. Demikian juga halnya dengan jumlah alokasi APBD secara keseluruhan juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
tersebut dalam kurun waktu yang sama. 2.
Penelitian Helmi 2009 menyimpulkan bahwa pendapatan dari sektor pajak dan pendapatan asli daerah berpengaruh positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Riau, di mana PAD dari sektor pertambangan, pertanian dan pariwisata berpengaruh positif terhadap pembentukan PDRB.
3. Fitrianti dan Pratolo 2009, dalam studi tentang pengaruh pendapatan asli daerah
dan belanja pembangunan terhadap rasio kemandirian dan pertumbuhan ekonomi menyimpulkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1999 - 2007 di beberapa
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
kabupatenkota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi,
akan tetapi terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap rasio kemandirian, serta pengaruh signifikan antara belanja
pembangunan terhadap rasio kemandirian. 4.
Penelitian Hamzah 2009 menyatakan bahwa dalam kurun waktu 2001 - 2006, PAD dan Dana Perimbangan baik secara langsung maupun tidak langsung tidak
berpengaruh secara secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 38 kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur.
5. Penelitian Rahmansyah 2004 menyimpulkan bahwa dalam kurun waktu tahun
1999 - 2003 pengeluaran pemerintah yang dialokasikan sebagai belanja daerah dalam APBD berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
pada 11 provinsi di Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Sumatera Utara, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tengah dengan tingkat signifikansi yang berbeda-beda.
6. Penelitian Nurlina 2004 menyimpulkan bahwa dalam kurun waktu 1999 - 2003
anggaran belanja rutin daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan
tingkat kepercayaan 99 persen. Dengan adanya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, di Indonesia telah
terjadi pergeseran tanggung jawab pengelolaan keuangan daerah dari vertical
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
accountability bertanggung jawab kepada Presiden melalui Mendagri ke horizontal accountability bertanggung jawab kepada DPRD. Dalam kondisi tersebut pula telah
terjadi hasil-hasil yang bervariasi yang menciptakan opini yang kontroversial, yaitu antara optimis dan pesimis dalam peningkatan realisasi kinerja keuangan daerah.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep untuk melihat pengaruh realisasi pendapatan dan belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi daerah adalah ditunjukkan oleh Gambar 3.1
berikut.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Analisis Pengaruh Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Justifikasi dengan dasar teoritis untuk melihat kebenaran adanya pengaruh masing-masing konsep realisasi pendapatan dan belanja daerah terhadap
Realisasi PAD RPAD
Realisasi Pendapatan Transfer
RPT Raealisasi
Lain-lain Pendapatan yang Sah
RLPYS
Realisasi Belanja Daerah
RBD Pertumbuhan
Ekonomi Daerah PED
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi daerah untuk dijadikan sebagai variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pendapatan Asli Daerah PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan
peraturan daerah
sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. PAD bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi sebagai perwujudan desentralisasi. Meningkatnya realisasi PAD tentu akan meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintah daerah yang menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu dapat diyakini bahwa realisasi
PAD akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pengaruh Realisasi Pendapatan Asli Daerah RPAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah PED dapat juga diyakini berdasarkan analog keseimbangan pendapatan nasional dengan model Y = C Y – T + I + G + X – M
sebagaimana diuraikan pada persamaan 2.4 poin 2.1.2 bab II, di mana penerimaan pemerintah yang bersumber dari pajak T akan mempengaruhi
pendapatan nasional Y; dan dengan rumusan dY = MPC.dY – MPC.dG + dG persamaan 2.6, di mana PAD yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah
dianalogikan sebagai pajak yang disimbolkan dengan T secara parsial berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang dianalogikan
sebagai pendapatan nasional yang disimbolkan dengan Y. 2.
Pendapatan transfer adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan desentralisasi. Pendapatan transfer ini dapat dibedakan dalam 2 dua bagian. Yang pertama adalah pendapatan transfer dalam bentuk dana
alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana penyesuaian. Dana ini dialokasikan ke daerah tanpa memperhitungkan besarnya kontibusi daerah terhadap
penerimaan negara. Yang kedua adalah pendapatan transfer dalam bentuk dana bagi hasil dalam bentuk bagi hasil pajak dan bagi hasil sumber daya alam yang
dialokasikan kepada daerah secara proporsional berdasarkan kontribusi daerah yang bersangkutan terhadap penerimaan Negara. Dengan analogi yang sama
dengan realisasi pendapatan asli daerah RPAD, realisasi pendapatan transfer RPT juga diyakini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah PED;
di mana pendapatan transfer adalah pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah dari pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan dan dana
penyesuaian serta pendapatan bagi hasil pajak dan pendapatan bagi hasil lainnya dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupatenkota. Pajak yang
dipungut oleh pemerintah pusat dari suatu daerah kabupatenkota secara parsial akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang
bersangkutan yang juga digambarkan oleh persamaan 2.4 dan 2.6, yaitu: Y = C Y – T + Tr + I + G + X-M dan dY= MPC.dY - MPC.dT + MPC.dTr +
dG, maka jika -MPC.dT + MPC.dTr menunjukkan angka positif berarti realisasi pendapatan transfer akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
3. Pengaruh Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah RLPYS terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah PED juga diyakini berdasarkan alanog keseimbangan pendapatan nasional Y = C Y – T + Tr + I + G + X-M dan
dY = MPC. dY - MPC.dT + MPC.dTr + dG, di mana konsep Realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah RLPYS yang terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat,
bagi hasil pajak dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus serta bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau
pemerintah lainnya dapat dianalogikan sebagai transfer dana untuk pemerintah daerah yang bukan bersumber langsung dari potensi daerah yang bersangkutan.
Oleh karena itu lain-lain pendapatan yang sah yang dapat disimbolkan sebagai Tr dalam persamaan tersebut di atas, maka secara parsial
RLPYS akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah PED.
4. Pengaruh realisasi belanja daerah RBD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
PED juga diyakini berdasarkan analogi keseimbangan pendapatan nasional Y = C + I + G + X – M. Berbeda halnya dengan pendapatan, belanja daerah yang
dianalogikan sebagai pengeluaranbelanja pemerintah government expenditure yang disimbolkan dengan G berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah. Belanja daerah yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer adalah sejumlah belanja yang bersumber dari
pendapatanpenerimaan pemerintah daerah yang teralokasi terhadap sektor-sektor ekonomi daerah, sehingga dapat diyakini bahwa semakin besar bagian dari
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
penerimaan pemerintah yang dibelanjakan ke sektor-sektor ekonomi tersebut maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.
Dari uraian di atas dapat dibenarkan bahwa pendapatan pemerintah dalam bentuk pajak yang langsung menjadi beban masyarakat suatu daerah yang
bersangkutan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang artinya jika pendapatan pemerintah dari sektor pajak yang menjadi beban masyarakat
daerah semakin tinggi, maka pertumbuhan ekonomi daerah akan menurun. Akan tetapi belanja atau pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Semakin besar bagian dari penerimaan pemerintah yang dibelanjakan ke sektor-sektor ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi. Sebaliknya
semakin kecil bagian dari penerimaan pemerintah yang dibelanjakan ke sektor-sektor ekonomi tersebut maka pertumbuhan ekonomi akan semakin rendah. Masing-masing
konsep pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, lain-lain pendapatan yang sah dan belanja daerah yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini diukur
berdasarkan realisasi pencapaian atau realisasi kinerjanya. Sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan tingkat pendapatan regional yang dikenal
sebagai tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan tahun 2000. Pengaruh masing-masing variabel bebas, yaitu variabel-variabel
pendapatan dan belanja daerah terhadap pertumbuhan ekonomi akan dianalisis, baik secara parsial maupun secara simultan.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
3.2. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan peneliti terdahulu serta mengacu pada kerangka konsep pada Gambar 3.1, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “
Realisasi pendapatan asli daerah, realisasi pendapatan transfer, realisasi lain-lain pendapatan yang sah dan realisasi belanja daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah baik secara parsial maupun secara simultan”.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Dari sudut pandang aplikasi, penelitian ini merupakan suatu penelitian terapan, yaitu suatu penelitian yang diharapkan hasilnya dapat langsung diterapkan
untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Sedangkan dari segi informasi yang dihadapi penelitian ini adalah merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang informasi atau datanya dianalisis menggunakan teknik statistik. Jika informasi yang dikumpulkan dari suatu penelitian
tidak dapat diuji dengan statistik, maka penelitian tersebut disebut penelitian kualitatif Kountur, 2002: 105.
Sesuai dengan analisis yang akan dilakukan, penelitian ini termasuk tipe penelitian korelasional hubungan sebab akibat karena bertujuan melihat apakah ada
hubungan dan pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi dan
Pakpak Bharat dengan mengambil dan mempelajari data sekunder yang didapat dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan setempat, Badan Pusat Statistik
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara dan instansi terkait lainnya. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai Agustus 2010.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Proses
pemilihan sampel dalam penelitian dikenal dengan istilah sampling. Ada 2 dua prosedur yang dapat dilakukan dalam proses pemilihan sampel, yaitu random
sampling dan non random sampling. Menurut Kountur 2002, random sampling adalah proses pemilihan sampel
dengan seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih, sedangkan non random sampling adalah proses pemilihan sampel di mana tidak
semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih. Metode non random sampling terdiri dari systematic sampling dan convenience sampling. Systematic
sampling adalah cara memilih sampel di mana setiap anggota ke-n dari populasi diambil sebagai sampel, sedangkan convenience sampling adalah cara memilih
anggota dari populasi yang akan dijadikan sampel secara suka-suka dengan dipermudah. Hal ini dapat dibenarkan tetapi dianjurkan agar penelitian yang
menggunakan metode ini direplikasi agar dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 kabupatenkota yang ada di Sumatera Utara sampai akhir tahun 2008. Berdasarkan kemungkinan secara
metodologi di atas, maka penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Convenience Sampling serta Judgement Sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan pertimbangan. Dengan pertimbangan letak geografis, potensi daerah dan kondisi perekonomian sebagaimana diuraikan pada Bab I, dan sesuai dengan jenis
tipe penelitian ini yaitu penelitian korelasional, maka sebaiknya jumlah sampel yang memadai adalah minimal 30 n ≥ 30. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui
bahwa data yang tersedia adalah data tahun 2004 - 2008 5 tahun terakhir. Oleh karena itu penulis mempertimbangkan bahwa agar jumlah sampel yang diinginkan
dapat diperoleh, maka dipilih dan ditentukan beberapa daerah kabupatenkota yang dianggap lebih mudah untuk dijangkau dalam rangka pengumpulan data. Selanjutnya
penulis memutuskan memilih 8 delapan daerah kabupatenkota menjadi sampel penelitian yaitu Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba
Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi dan Pakpak Bharat. Dengan cara ini jumlah sampel yang diinginkan akan dapat dipenuhi yaitu sebesar 39 objek, dan
untuk memberikan hasil penelitian yang cukup dapat diandalkan maka survei ini dilakukan dengan direplikasi dari 3 tiga hasil penelitian sebelumnya.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi gambaran umum objek penelitian serta data rencana dan realisasi pendapatan
asli daerah PAD, pendapatan transfer, lain-lain pendapatan yang sah dan belanja daerah, yang diperoleh dengan cara:
1. Mengakses data dan informasi yang dibutuhkan melalui situs resmi masing-
masing obyek penelitian; 2.
Mengunjungi beberapa daerah-daerah obyek penelitian pada lembaga pemerintahan daerah yang diyakini memiliki data yang akurat tentang variabel-
variabel yang akan diteliti. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang tidak cukup tersedia pada situs resmi obyek penelitian;
3. Menghimpun berbagai data pengelolaan keuangan, data pertumbuhan ekonomi
dan data statistik lainnya sebagai data sekunder dari setiap laporan tahunan objek penelitian dengan teknik dokumentasi dan studi pustaka.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan 4 empat variabel independen yaitu realisasi pendapatan asli daerah RPAD, realisasi pendapatan transfer RPT, realisasi lain-
lain pendapatan yang sah RLPYS dan realisasi belanja daerah RBD, dan 1 satu variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi daerah PED.
Realisasi pendapatan asli daerah merupakan angka realisasi penerimaan daerah yaitu hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih yang
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
bersumber dari potensi daerah itu sendiri sesuai kewenangan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Variabel ini diukur dengan menjumlahkan semua
komponen-komponen pendapatan asli daerah dalam jutaan rupiah. Realisasi pendapatan transfer merupakan angka pencapaian pendapatan transfer,
yaitu pendapatan pemerintah daerah tanpa kewajiban mengembalikan atau membayar kembali yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih yang bersumber dari
pemerintah atasan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Variabel diukur dengan menjumlahkan semua komponen-komponen pendapatan transfer
dalam jutaan rupiah. Realisasi lain-lain pendapatan yang sah merupakan angka pencapaian
penerimaan pemerintah daerah dalam bentuk hibah, dana darurat dan pendapatan lainnya tanpa kewajiban mengembalikan atau membayar kembali yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih yang bersumber dari pemerintah atasan, pemerintah lainnya, badan atau lembaga tertentu berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Variabel diukur dengan menjumlahkan semua komponen-komponen lain-lain pendapatan yang sah dalam jutaan rupiah.
Realisasi belanja daerah merupakan tingkat pencapaian belanja daerah yaitu beban pengeluaran daerah tanpa keharusan untuk menagih kembali yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi,
khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Variabel ini diukur dengan menjumlahkan semua komponen-komponen belanja daerah dalam jutaan rupiah.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan ekonomi daerah adalah persentase perubahan produk domestik regional bruto PDRB suatu daerah yang diukur atas dasar harga konstan, pada tahun
tertentu t dibandingkan dengan tahun sebelumnya t-1. Variabel ini diukur dengan menghitung PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, kemudian digunakan rumus
sebagai berikut:
PDRB
t
– PDRB
t-1
PED = x 100 PDRB
t-1
Tabel 4.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No. JenisNama Variabel
Definisi Operasional Parameter
Skala 1.
Variabel Dependen :
Pertumbuhan Ekonomi
Daerah PED Persentase perubahan produk
domestik regional
bruto PDRB suatu daerah yang
diukur atas
dasar harga
konstan tahun 2000, pada tahun tertentu dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi Daerah Tahun 2004-2008,
dinyatakan dalam persentase
Rasio
2. Variabel
Dependen : Realisasi
Pendapatan Asli Daerah
Merupakan angka penjumlahan dari
realisasi penerimaan
bendahara umum daerah yang berasal dari potensi daerah yang
bersangkutan sesuai
kewenangannya Angka Realisasi
Pendapatan Asli Daerah.
dalam Ribuan rupiah Rp 000,-
Rasio
3. Variabel
Independen : Realisasi
Pendapatan Transfer
RPT Merupakan angka penjumlahan
dari realisasi dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil sumber
daya alam, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana
penyesuaian dan transfer dari pemerintah provinsi.
Angka Realisasi Pendapatan Transfer.
dalam Ribuan rupiah Rp 000,-
Rasio
4. Variabel
Independen : Realisasi Lain-Lain
Pendapatan yang Sah
RLPYS Merupakan angka penjumlahan
dari realisasi
lain-lain pendapatan yang sah yang
bersumber dari
pendapatan hibah, pendapatan dana darurat
dan pendapatan lainnya. Angka Realisasi Lain-
lain Pendapatan Yang Sah dalam Ribuan
rupiah Rp 000,- Rasio
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
5. Variabel
Independen : Realisasi Belanja
Daerah RBD
Merupakan tingkat
pencapaian realisasi belanja daerah
yaitu beban
pengeluaran daerah
yang terdiri dari belanja operasi,
belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer.
Angka Realisasi Belanja Daerah
dalam Ribuan rupiah Rp 000,-
Rasio
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
4.6. Metode Analisis Data
4.6.1. Model Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis yaitu model regresi panel dengan fixed effect model FEM. Menurut Pratomo 2007, fixed effect model adalah suatu
model yang digunakan dalam mengestimasi parameter dari persamaan dengan data panel yang memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan
pada setiap individu data cross section, sementara itu slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Analisis regresi panel digunakan untuk
mengukur atau mengetahui apakah faktor-faktor realisasi pendapatan asli daerah, realisasi pendapatan transfer, realisasi lain-lain pendapatan yang sah, dan realisasi
belanja daerah mempunyai pengaruh, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi dan Pakpak Bharat. Formulasi model regresi panel dengan fixed effect model FEM
dalam penelitian ini adalah:
PED
i
=
e
i +
a
1
LnRPAD +
a
2
LnRPT +
a
3
LnRLPYS +
a
4
LnRBD +
e
it
Di mana: PED
i
= pertumbuhan ekonomi daerah kabupatenkota e
i
= efek tetap fixed effect masing-masing kabupatenkota
a
1
,
a
2
,
a
3
,
a
4
= koefisien regresi LnRPAD
= logaritma natural realisasi pendapatan asli daerah
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
LnRPT = logaritma natural realisasi pendapatan transfer
LnRLPYS = logaritma natural realisasi lain-lain pendapatan yang sah
LnRBD = logaritma natural realisasi belanja daerah
e
it
= residual kurun waktu. Keempat variabel independen disederhanakan angkanya dengan menjadikan
nilai logaritma natural Ln masing-masing variabel, hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan besaran angka variabel independen dengan variabel dependen agar
tidak terjadi hasil regresi yang terlalu kecil, jadi pinsip penyederhanaan angka dalam hal ini semata-mata adalah untuk menghindari besaran regresi yang terlalu kecil.
Formulasi regresi panel dipergunakan karena secara teoritis variabel terikat yang diteliti memiliki kecenderungan hubungan linier dengan masing-masing
variabel bebas. Penggunaan model regresi panel harus memenuhi asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Menurut Santoso 2002: 214, pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan cara melihat diagram pencar scatter diagram data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Jika scatter diagram data menyebar jauh dari garis diagonal dan
atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Cara lain untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB-test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
probability lebih besar dari á, misalnya 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability lebih kecil dari á misalnya 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal Pratomo, 2007: 93.
2. Uji Multikolinieritas