3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Adapun definisi dan batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persektuan
alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. 2. Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK adalah hasil hutan hayati baik nabati
maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari ekosistem hutan.
3. Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK nabati adalah hasil hutan bukan kayu yang berasal dari jenis tanaman selain kayu beserta produk turunannya berupa getah-
getahan, serat, atsiri, dammar, bahan substitusi kayu bambu dan rotan, bahan pangan, bahan obat – obatan.
4. Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK hewani adalah hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hewan dan produk turunannya.
5. Pemungutan hasil hutan kayu danatau bukan kayu adalah kegiatan untuk mengambil hasil hutan baik berupa kayu danatau bukan kayu dengan batasan
waktu, luas, danatau volume tertentu. 6. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan dan
mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
Universitas Sumatera Utara
7. Nilai perdagangan ekspor adalah volume devisa HHBK yang diperoleh dari tiap kabupaten yang diukur dalam satu tahun yang dinyatakan dalam satuan
dollar Amerikatahun. 8. Nilai perdagangan dalam negeri menunjukkan volume pendapatan dari hasil
penjualan komoditas HHBK di pasar dalam negeri yang diukur di tiap kabupaten tiap tahun, dinyatakan dalam rupiahtahun.
9. Lingkup pemasaran menunjukkan cakupan wilayah perdagangan yang dibedakan dalam 3 lawas yakni; internasional dipasarkan antar negara, nasional
dipasarkan di lingkup antar kabupaten, antar provinsi atau antar pulau, dan lokal dipasarkan dalam wilayah kabupaten untuk penilaian tingkat kabupaten
atau antar kabupaten dalam provinsi untuk penilaian tingkat provinsi. 10.Potensi pasar internasional menunjukkan tingkat permintaan komoditas
tersebut di pasaran internasional. 11.Mata rantai pemasaran menunjukkan tingkat kompleksitas rantai pemasaran
market chain dan saluran pemasaran market channel. 12.Cakupan pengusahaan menunjukkan perkembangan industri dalam upaya
meningkatkan nilai tambah value added. 13.Investasi usaha menunjukkan bahwa melalui investasi, komoditas tersebut
memberikan kontribusi yang nyata bagi pertumbuhan ekonomi. 14.Potensi tanaman menunjukkan tingkat kelimpahan abundance komoditas
tersebut di alam yang diukur dalam persentase antara jumlah pohon atau rumpun per hektar terhadap kondisi tegakan normal.
15. Penyebaran menunjukkan tingkat keberadaan suatu komoditas dalam suatu wilayah.
Universitas Sumatera Utara
16. Status konservasi menunjukkan keleluasaan pemanfaatan dan perdagangan komoditas tersebut dikaitkan dengan ancaman kepunahan.
17. Budidaya menunjukkan upaya memproduksi komoditas HHBK selain dari tegakan alam.
18. Aksesibilitas ke sumber HHBK menunjukkan tingkat kemudahan sumber HHBK untuk dicapai dan dijangkau alat transportasi.
19. Jumlah kelompok usaha produsen menunjukkan tingkat keterlibatan kelompok usaha yang mengusahakan komoditas tersebut.
20. Asosiasi kelompok usaha menunjukkan tingkat ketertarikan kelompok usaha membentuk asosiasi untuk meningkatkan daya saing.
21. Aturan tentang komoditas bersangkutan menunjukkan ketersediaan peraturan dan tingkat pengaturan komoditas tersebut.
22. Peran institusi menunjukkan dukungan dari berbagai institusi, seperti pemerintah pusat, daerah, dan LSM.
23. Standar komoditas bersangkutan menunjukkan ada tidaknya standardisasi dari produk komoditas HHBK bersangkutan.
24. Saranafasilitas pengembangan komoditas bersangkutan menunjukkan ketersediaan fasilitas untuk pengembangan komoditas tersebut, seperti
berupa pusat pelatihan, trade center, clearing house, sarana laboratorium atau networking misal rotan ASEAN.
25. Pelibatan masyarakat diukur dalam persentase jumlah petani yang terlibat dalam mengusahakan memungut, menanam, mengolah, dan
memperdagangkan komoditas tersebut untuk sumber penghasilannya.
Universitas Sumatera Utara
26. Kepemilikan usaha menunjukkan tingkat keikutsertaan atau kolaborasi masyarakat dengan pengusaha dalam mengusahakan komoditas tersebut.
27. Teknologi budidaya menunjukkan tingkat penguasaan teknik budidaya komoditas HHBK.
28. Teknologi pengolahan hasil menunjukkan tingkat penguasaan teknologi pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.
29. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan komoditas HHBK yang berasal dari daerah penelitian, seperti kekuatan dan kelemahan.
30. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan komoditas HHBK yang berasal dari luar daerah penelitian, seperti peluang dan ancaman.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan. 2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2010.
3. Jenis komoditas yang diteliti adalah Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK. 4. Responden yang akan dijadikan sebagai sampel meliputi masyarakat
pengumpul, pedagang perantara, dan pengolah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN