Latar Belakang Distribusi Pendapatan Dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir Kabupaten Deli Serdang Dan Kabupaten Serdang Bedagai

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa pesisir merupakan desa perbatasan laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut. Secara normatif, kekayaan sumberdaya pesisir dikuasai oleh Negara untuk dikelola sedemikian rupa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, memberikan manfaat bagi generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Ironisnya, sebagian besar tingkat kesejahteraan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir justru menempati strata ekonomi yang paling rendah bila dibandingkan dengan masyarakat darat lainnya Dahuri, 2001. Penduduk yang tinggal di daerah pantai secara umum dapat dikatakan tingkat pendapatannya relatif belum mencukupi dan memenuhi kebutuhan kehidupan sehari- hari. Hal ini dikarenakan bahwa rumah tangga pantai sumber pendapatannya lebih mengandalkan sektor pertanian dengan subsektor perikanan, peternakan, dan lainnya. Disamping itu daerah pantai merupakan lokasi yang terpencil, untuk itu perlu diperhatikan dan diukur seberapa besar tingkat pendapatan penduduk pantai. Dengan mengukur dan memperhatikan hal tersebut diharapkan dapat diketahui peningkatan kesejahteraan penduduk desa pantai BPS Sumut, 2007. Perbedaan tingkat kehidupan rumah tangga pantai yang menyolok antara daerah kabupaten dan kota, dipengaruhi oleh sumber penghasilan utamanya. Didaerah kota sumber penghasilan rumah tangga semata-mata tidak terbatas pada sektor pertanian saja tetapi menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya. Sedangkan di daerah kabupaten pada umumnya hanya mengandalkan pada sektor pertanian yang ditinjau Universitas Sumatera Utara dari segi pendapatan yang relatif kurang menguntungkan dan mendukung kebutuhan kehidupan rumah tangga BPS Sumut, 2004. Pada dasarnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan pendapatan yang meningkat, maka kebutuhan hidup semakin tercukupi, kesejahteraan penduduk akan meningkat Munandir, 2002. Salah satu indikator untuk melihat sejauh mana keberhasilan program pemerataan pembangunan yang telah dilaksanakan, adalah dengan melihat kesenjangan distribusi pendapatan penduduk. Kesenjangan pendapatan yang tinggi menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang rendah. Sebaliknya kesenjangan pendapatan yang rendah menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang tinggi BPS Deli Serdang, 2006. Pendapatan masyarakat yang merata sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan. Indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan masyarakat adalah distribusi pendapatan masyarakat diantara golongan pendapatan penduduk Yustika, 2002. Pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Di negara yang sedang berkembang, pemenuhan kebutuhan makanan masih menjadi prioritas utama, karena untuk memenuhi kebutuhan gizi Suryana, 2002. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka proporsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran pangan ke pengeluaran non pangan. Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi terhadap Universitas Sumatera Utara kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama kendaraan, perhiasan dan sebagainya biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah Santosa, 2008. Indikator lainnya adalah kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat yang baik dapat disebabkan oleh karena gizi yang semakin membaik. Pemenuhan konsumsi, karbohidrat, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penduduk yang cukup makan adalah penduduk yang relatif sejahtera. Kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilihat dari pengeluarannya Smith, 2005. Struktur pengeluaran juga merupakan indikator kesejahteraan yang sama pentingnya dengan indikator lainnya pada rumah tangga. Tingkat pemerataan pengeluaran rumah tangga dapat dilihat dari distribusi antar komponen pengeluaran yang dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran untuk pangan dan non-pangan. Dalam kondisi yang berimbang, total pendapatan seharusnya merupakan total dari pengeluaran dan tabungan. Dengan kata lain bila total pengeluaran rumah tangga lebih rendah dari total pendapatan, maka ini mencerminkan bahwa rumah tangga tersebut memiliki tabungan Suhaeti, 2005. Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian mengenai Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara

1.2 Identifikasi Masalah