Distribusi Pendapatan Dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir Kabupaten Deli Serdang Dan Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA

KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR DI KABUPATEN

DELI SERDANG DAN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Oleh :

HASANIA ISMA

060304045

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA KONSUMSI MASYARAKAT DESA PESISIR KABUPATEN DELI SERDANG DAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI

SKRIPSI

HASANIA ISMA 060304045 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Thomson Sebayang, MT) (Ir. Iskandarini, MM)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

ABSTRAK

HASANIA ISMA: Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, dibimbing oleh THOMSON SEBAYANG dan ISKANDARINI.

Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, pola konsumsi, dan elastisitas pendapatan terhadap konsumsi pangan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilakukan di desa Percut, dan desa Pantai Labu Pekan kabupetan Deli Serdang serta desa Bogak Besar, dan desa Pekan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai (± 8 mdpl) pada Februari – Maret 2010. Penentuan sampel menggunakan metode ”Proportional Stratified Random Sampling” yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK, diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ”Koefisien Gini Ratio”, ”Pola Konsumsi” dan ”Elastisitas Pendapatan”.

Hasil penelitian mnunjukkan bahwa (1) Ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tergolong tinggi dan ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai tergolong sedang. (2) Di desa pesisir kabupaten deli Serdang dan Serdang bedagai didominasi oleh pola konsumsi pangan. (3) Konsumsi barang pangan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai adalah elastis.


(4)

ABSTRACT

HASANIA ISMA: Distribution of Income and Consumption Patterns of Rural Coastal Communities in the District od Deli Serdang and Serdang Bedagai, supervised by THOMSON SEBAYANG and ISKANDARINI.

Differences in household income in each different business field can cause income inequality among households with each other. Income differences reflect the existence of inequality in income. The income differences also lead to different patterns of consumption and consumption expenditure of a household. This research aims to measure the level of income inequality, consumption patterns, and income elasticity of food consumption of coastal villagers in the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai. This research was conducted in the village percut and the village of Pantai Labu Pekan Deli Serdang Regency and Bogak Besar village, and village of Pekan Tanjung beringin Serdang Bedagai (± 8 mdpl) in February – March 2010. Sampling method use “Proportional Strafied Random Sampling” is stratified random sample selection of the overall population that exists, where each stratum is represented by a sample of the amount determined proportionately. Strata are divide into three groups of field effort are farmers, traders, and fishermen. Number of samples was 60 families, as many as 30 samples taken in the coastal village of Deli Serdang district, and 30 samples in the coastal village Serdang Bedagai. Data obtained were analyzed by using the “Gini Coefficient Ratio”, “Consumption Patterns”, and “Income Elasticity”.

Results showed that (1) Inequality in income in the coastal village of Deli Serdang district is high and income inequality in the coastal village Serdang Bedagai is middle. (2) In the coastal village of the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai dominated by food consumption patterns. (3) Consumption of food items in the coastal village of Deli Serdang regency and Serdang Bedagai is elastic.

Keywords: Income Distribution, Consumption Patterns of Coastal Village Community.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Nopember 1987 dari ayahanda Harmen Matondang dan ibunda Syamsiah Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Al-azhar Medan, pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur pemanduan minat dan prestasi (PMP). Penulis memilih program studi Agribisnis, Departemen Agribisnis.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di desa Gunung Sitember, kecamatan Gunung Sitember, kabupaten Dairi dari tanggal 30 juni sampai 29 juli 2010.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan ibu Ir. Iskandarini, MM selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir.

Penulis juga menghaturkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis ayahanda Harmen Matondang dan ibunda Syamsiah Lubis yang telah memberikan dorongan dan semangat serta dukungan materil dan moril kepada penulis, juga kepada adinda Hasnan Hidayat, dan Hafiz Salim yang telah memberi semangat kepada penulis, serta kepada Yoga Lesmana yang selalu memberikan dorongan dan semangat tiada henti kepada penulis.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program studi Agribisnis Departemen Agribisnis, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK………... i

ABSTRACT………... ii

RIWAYAT HIDUP……… iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. IX PENDAHULUAN Latar Belakang………... 1

Identifikasi Masalah………... 4

Tujuan Penelitian………... 4

Kegunaan Penelitian……….. 4

TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori………... 9

Koefisien gini………. 9

Pola Konsumsi………... 10

Elastisitas Pendapatan……… 12

Kerangka Pemikiran………... 14

Hipotesis Penelitian………... 16

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian……… 17

Metode Penentuan Sampel………. 19

Metode Pengumpulan Data……… 19

Metode Analisis Data………. 20

Definisi dan Batasan Operasional……….. 22

Definisi………...…………. 22

Batasan operasional………. 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian………... 25

Letak geografis daerah penelitian………... 25

Karakteristik Sampel………... 29

Karakteristik sampel di desa Percut Sei Tuan………... 29

Karakteristik sampel di desa Pantai Labu Pekan………... 32

Karakteristik sampel di desa Bogak Besar………... 34

Karakteristik sampel di desa Pekan Tanjung Beringin………... 37

HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Ketimpangan Pendapatan Masyarakat Desa Peisisir………... 40


(8)

Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten

Deli Serdang ………... 40

Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten

Serdang Bedagai 41

Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir………... 43

Pola konsumsi masyarakat desa pesisir kabupaten Deli Serdang……... 43 Pola konsumsi masyarakat desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai….... 47 Tingkat Elastisitas Pendapatan terhadap Konsumsi Barang Pangan di Desa

Pesisir………...………...

51 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang………...………...

51 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai

54

KESIMPULAN DAN SARAN 57

Kesimpulan………...………... 57

Saran………...………...

DAFTAR PUSTAKA………...………... 58


(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1 Rata-rata pengeluaran per bulan kabupaten Deli Serdang 5

2 Elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi 8

3 Jumlah rumah tangga di kabupaten Deli Serdang 18

4 Jumlah rumah tangga di kabupaten Serdang Bedagai 18

5 Kelompok sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang

Bedagai 19

6 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Percut Sei

Tuan 27

7 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pantai Labu

Pekan 27

8 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Bogak Besar 28

9 Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pekan

Tanjung Beringin 28

10 Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan 29

11 Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan 30

12 Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan 31

13 Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan 32

14 Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan 33

15 Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan 33

16 Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar 34

17 Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar 35

18 Karakteristik nelayan sampel di desa Bogak Besar 36

19 Karakteristik petani sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 37

20 Karakteristik pedagang sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 38

21 Karakteristik nelayan sampel di desa Pekan Tanjung Beringin 39

22 Rata-rata pengeluaran konsumsi barang pangan di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang (Rp/KK/bulan) 43

23 Rata-rata pengeluaran konsumsi non pangan di desa pesisir kabupaten

Deli Serdang (Rp/KK/bulan) 44

24 Persentase rata – rata pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan

di desa pesisir Deli Serdang 46

25 Rata-rata pengeluaran konsumsi pangan di desa pesisir kabupaten

Serdang Bedagai 47

26 Rata-rata pengeluaran konsumsi non pangan di desa pesisir kabupaten

Serdang Bedagai 48

27 Persentase rata – rata pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 49

28

Total rata-rata pengeluaran seluruh sampel terhadap konsumsi barang pangan (Rp/KK/bulan) di desa pesisir Deli Serdang dan Serdang Bedagai

50

29

Total rata-rata pengeluaran seluruh sampel terhadap konsumsi barang non pangan (Rp/KK/bulan) di desa pesisir Deli Serdang dan Serdang Bedagai


(10)

30 Tingkat elastisitas pendapatan terhadap barang pangan di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 52

31 Tingkat elastisitas pendapatan barang pangan di desa pesisir


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1 Skema kerangka pemikiran 15

2 Kurva Lorenz di desa pesisir kabupten Deli Serdang 40


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal. 1. Karakteristik sampel petani di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tahun

2010 60

2. Karakteristik sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang

tahun 2010 60

3. Karakteristik sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tahun

2010 61

4. Karakteristik sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai

tahun 2010 61

5. Karakteristik sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai

tahun 2010 61

6. Karakteristik sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai

tahun 2010 62

7. Pendapatan petani bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 63

8. Pendapatan pedagang bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 63

9. Pendapatan nelayan bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 64

10. Pendapatan petani bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 64

11. Pendapatan pedagang bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 64

12. Pendapatan nelayan bulan Februari dan Maret tahun 2010 di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 65

13. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 66

14. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 66

15. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng) di

desa pesisir kabupaten Deli Serdang 66

16. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 67

17. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 67

18. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 67

19. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 68

20. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 68

21. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 68

22. Pengeluaran petani terhadap konsumsi Barang Pangan (gula) di desa pesisir


(13)

23. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 69

24. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 69

25. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 70

26. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (sayuran)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 70

27. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 70

28. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 71

29. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu) di

desa pesisir kabupaten Deli Serdang 71

30. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 71

31. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 72

32. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 72

33. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 72

34. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 73

35. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 73

36. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 73

37. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 74

38. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 74

39. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 74

40. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 75

41. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 75

42. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 75

43. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 76

44. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 76

45. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 76

46. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 77


(14)

pesisir kabupaten Deli Serdang

48. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Deli Serdang 77

49. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di

desa pesisir kabupaten Deli Serdang 78

50. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 78

51. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 79

52. Pengeluaran petani terhadap jumlah konsumsi barang non pangan (pakaian)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 79

53. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 80

54. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 80

55. Utang sampel petani per bulan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 81 56. Tabungan sampel petani per bulan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 81 57. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 82

58. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan

(kesehatan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 82

59. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan

(perumahan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 83

60. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 83

61. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi) di

desa pesisir kabupaten Deli Serdang 84

62. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 84

63. Utang sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 85

64. Tabungan sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 85

65. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di

desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86

66. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86

67. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan

(perumahan) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 86

68. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian) di desa

pesisir kabupaten Deli Serdang 87

69. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 87

70. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)

di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 87

71. Utang sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 88

72. Tabungan sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 88

73. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 89

74. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa


(15)

75. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 89

76. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 89

77. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 90

78. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 90

79 Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 90

80. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 90

81. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 91

82. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 91

83. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 91

84. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 91

85. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92

86. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (sayuran)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92

87. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 92

88. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 93

89. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 93

90. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 93

91. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94

92. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94

93. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 94

94. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 95

95. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 95

96. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 95

97. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (beras) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 96

98. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (sayuran) di desa


(16)

99. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak goreng)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 97

100. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (lauk pauk)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 97

101. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (minyak lampu)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 98

102. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gas) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 98

103. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kayu bakar) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 99

104 Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (susu) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 99

105. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (buah) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 100

106. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (gula) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 100

107. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (kopi) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 101

108. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang pangan (teh) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 101

109. Pengeluaran petani terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 102

110. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (kesehatan) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 102

111. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (perumahan) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 102

112. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (pakaian) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 103

113. Pengeluaran petani terhadap konsumsi non pangan (transportasi) di desa pesisir

kabupaten Serdang Bedagai 103

114. Pengeluaran Petani terhadap konsumsi non pangan (uang saku anak) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 103

115. Utang sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104

116. Tabungan sampel petani di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104

117. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 104

118. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105

119. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105

120. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 105

121. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 106

122. Pengeluaran pedagang terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 106

123. Utang sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 107

124. Tabungan sampel pedagang di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 107

125. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pendidikan) di desa


(17)

126. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (kesehatan) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 109

127. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (perumahan)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 109

128. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (pakaian) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 110

129. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (transportasi) di desa

pesisir kabupaten Serdang Bedagai 110

130. Pengeluaran nelayan terhadap konsumsi barang non pangan (uang saku anak)

di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 111

131. Utang sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 112

132. Tabungan sampel nelayan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai 112

133. Perubahan jumlah konsumsi pangan (beras) di desa pesisir kabupaten

Deli Serdang dan Serdang Bedagai 113

134. Perubahan jumlah konsumsi pangan (sayuran) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 114

135. Perubahan jumlah konsumsi pangan (minyak goreng) di desa pesisir kabupaten

Deli Serdang dan Serdang Bedagai 115

136 Perubahan jumlah konsumsi pangan (lauk pauk) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 116

137. Perubahan jumlah konsumsi pangan (minyak lampu) di desa pesisir kabupaten

Deli Serdang dan Serdang Bedagai 117

138. Perubahan jumlah konsumsi pangan (gas) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang

dan Serdang Bedagai 118

139. Perubahan jumlah konsumsi pangan (kayu bakar) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 119

140. Perubahan jumlah konsumsi pangan (susu) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang 120

141. Perubahan jumlah konsumsi pangan (susu) di desa pesisir kabupaten Serdang

Bedagai 121

142. Perubahan jumlah konsumsi pangan (buah) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 122

143. Perubahan jumlah konsumsi pangan (gula) di Desa Pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 123

144. Perubahan jumlah konsumsi pangan (kopi) di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang dan Serdang Bedagai 124

145. Perubahan jumlah konsumsi pangan (teh) di desa pesisir kabupaten Deli Serdang 125 146. Perubahan jumlah konsumsi pangan (teh) di Desa Pesisir kabupaten Serdang

Bedagai 126

147. Analisis gini ratio di Deli Serdang 127

148. Analisis gini ratio di Serdang Bedagai 128

149. Analisis pola konsumsi di Deli Serdang dan Serdang Bedagai 129

150. Analisis perhitungan elastisitas pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli

Serdang 131

151. Analisis perhitungan elastisitas pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang


(18)

ABSTRAK

HASANIA ISMA: Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, dibimbing oleh THOMSON SEBAYANG dan ISKANDARINI.

Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, pola konsumsi, dan elastisitas pendapatan terhadap konsumsi pangan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilakukan di desa Percut, dan desa Pantai Labu Pekan kabupetan Deli Serdang serta desa Bogak Besar, dan desa Pekan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai (± 8 mdpl) pada Februari – Maret 2010. Penentuan sampel menggunakan metode ”Proportional Stratified Random Sampling” yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada, dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional. Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK, diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ”Koefisien Gini Ratio”, ”Pola Konsumsi” dan ”Elastisitas Pendapatan”.

Hasil penelitian mnunjukkan bahwa (1) Ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang tergolong tinggi dan ketimpangan pendapatan di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai tergolong sedang. (2) Di desa pesisir kabupaten deli Serdang dan Serdang bedagai didominasi oleh pola konsumsi pangan. (3) Konsumsi barang pangan di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai adalah elastis.


(19)

ABSTRACT

HASANIA ISMA: Distribution of Income and Consumption Patterns of Rural Coastal Communities in the District od Deli Serdang and Serdang Bedagai, supervised by THOMSON SEBAYANG and ISKANDARINI.

Differences in household income in each different business field can cause income inequality among households with each other. Income differences reflect the existence of inequality in income. The income differences also lead to different patterns of consumption and consumption expenditure of a household. This research aims to measure the level of income inequality, consumption patterns, and income elasticity of food consumption of coastal villagers in the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai. This research was conducted in the village percut and the village of Pantai Labu Pekan Deli Serdang Regency and Bogak Besar village, and village of Pekan Tanjung beringin Serdang Bedagai (± 8 mdpl) in February – March 2010. Sampling method use “Proportional Strafied Random Sampling” is stratified random sample selection of the overall population that exists, where each stratum is represented by a sample of the amount determined proportionately. Strata are divide into three groups of field effort are farmers, traders, and fishermen. Number of samples was 60 families, as many as 30 samples taken in the coastal village of Deli Serdang district, and 30 samples in the coastal village Serdang Bedagai. Data obtained were analyzed by using the “Gini Coefficient Ratio”, “Consumption Patterns”, and “Income Elasticity”.

Results showed that (1) Inequality in income in the coastal village of Deli Serdang district is high and income inequality in the coastal village Serdang Bedagai is middle. (2) In the coastal village of the district of Deli Serdang and Serdang Bedagai dominated by food consumption patterns. (3) Consumption of food items in the coastal village of Deli Serdang regency and Serdang Bedagai is elastic.

Keywords: Income Distribution, Consumption Patterns of Coastal Village Community.


(20)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa pesisir merupakan desa perbatasan laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut. Secara normatif, kekayaan sumberdaya pesisir dikuasai oleh Negara untuk dikelola sedemikian rupa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, memberikan manfaat bagi generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Ironisnya, sebagian besar tingkat kesejahteraan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir justru menempati strata ekonomi yang paling rendah bila dibandingkan dengan masyarakat darat lainnya (Dahuri, 2001). Penduduk yang tinggal di daerah pantai secara umum dapat dikatakan tingkat pendapatannya relatif belum mencukupi dan memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan bahwa rumah tangga pantai sumber pendapatannya lebih mengandalkan sektor pertanian dengan subsektor perikanan, peternakan, dan lainnya. Disamping itu daerah pantai merupakan lokasi yang terpencil, untuk itu perlu diperhatikan dan diukur seberapa besar tingkat pendapatan penduduk pantai. Dengan mengukur dan memperhatikan hal tersebut diharapkan dapat diketahui peningkatan kesejahteraan penduduk desa pantai (BPS Sumut, 2007).

Perbedaan tingkat kehidupan rumah tangga pantai yang menyolok antara daerah kabupaten dan kota, dipengaruhi oleh sumber penghasilan utamanya. Didaerah kota sumber penghasilan rumah tangga semata-mata tidak terbatas pada sektor pertanian saja tetapi menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya. Sedangkan di daerah kabupaten pada umumnya hanya mengandalkan pada sektor pertanian yang ditinjau


(21)

dari segi pendapatan yang relatif kurang menguntungkan dan mendukung kebutuhan kehidupan rumah tangga (BPS Sumut, 2004).

Pada dasarnya pembangunan ekonomi bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan pendapatan yang meningkat, maka kebutuhan hidup semakin tercukupi, kesejahteraan penduduk akan meningkat (Munandir, 2002).

Salah satu indikator untuk melihat sejauh mana keberhasilan program pemerataan pembangunan yang telah dilaksanakan, adalah dengan melihat kesenjangan distribusi pendapatan penduduk. Kesenjangan pendapatan yang tinggi menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang rendah. Sebaliknya kesenjangan pendapatan yang rendah menggambarkan tingkat pemerataan pembangunan yang tinggi

(BPS Deli Serdang, 2006).

Pendapatan masyarakat yang merata sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan. Indikator yang cukup baik untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan masyarakat adalah distribusi pendapatan masyarakat diantara golongan pendapatan penduduk (Yustika, 2002).

Pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan berkaitan erat dengan tingkat pendapatan masyarakat. Di negara yang sedang berkembang, pemenuhan kebutuhan makanan masih menjadi prioritas utama, karena untuk memenuhi kebutuhan gizi (Suryana, 2002).

Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka proporsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran pangan ke pengeluaran non pangan. Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi terhadap


(22)

kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama (kendaraan, perhiasan dan sebagainya) biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah (Santosa, 2008).

Indikator lainnya adalah kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat yang baik dapat disebabkan oleh karena gizi yang semakin membaik. Pemenuhan konsumsi, karbohidrat, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Penduduk yang cukup makan adalah penduduk yang relatif sejahtera. Kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilihat dari pengeluarannya (Smith, 2005).

Struktur pengeluaran juga merupakan indikator kesejahteraan yang sama pentingnya dengan indikator lainnya pada rumah tangga. Tingkat pemerataan pengeluaran rumah tangga dapat dilihat dari distribusi antar komponen pengeluaran yang dapat dikelompokkan menjadi pengeluaran untuk pangan dan non-pangan. Dalam kondisi yang berimbang, total pendapatan seharusnya merupakan total dari pengeluaran dan tabungan. Dengan kata lain bila total pengeluaran rumah tangga lebih rendah dari total pendapatan, maka ini mencerminkan bahwa rumah tangga tersebut memiliki tabungan (Suhaeti, 2005).

Perbedaan pendapatan dalam setiap rumah tangga yang berbeda lapangan usahanya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan antara rumah tangga yang satu dengan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut mencerminkan adanya ketidakmerataan pendapatan. Perbedaan pendapatan tersebut juga mengakibatkan perbedaan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian mengenai Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi Masyarakat Desa Pesisir di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai.


(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa peisisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai, bagaimana pola konsumsi masyarakat desa pesisir di daerah penelitian, dan bagaimana tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di daerah penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

Mengukur tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan di kabupaten Serdang Bedagai, mengidentifikasi pola konsumsi masyarakat desa pesisir di daerah penelitian, dan mengukur tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dilakukan penelitian ini adalah:

Sebagai bahan masukan bagi pengambilan keputusan dalam kerangka upaya pemerataan pendapatan, dan sebagai informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.


(24)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besar kebutuhan rumah tangga dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar, yaitu kebutuhan pangan dan non pangan. Dengan demikian pada tingkat pendapatan tertentu, rumah tangga akan mengalokasikan pendapatannya untuk memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Secara alamiah kuantitas pangan yang dibutuhkan seseorang akan mencapai titik maksimum sementara kebutuhan non pangan, tidak akan ada batasnya. Dengan demikian, besaran pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan dari suatu rumah tangga dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut. Dengan kata lain semakin tinggi pengeluaran untuk pangan, berarti semakin kurang sejahtera rumah tangga yang bersangkutan. Sebaliknya, semakin kecil pangsa pengeluaran pangan maka rumah tangga tersebut semakin sejahtera (Mulyanto, 2005).

Tabel 1. Rata-rata pengeluaran per bulan kabupaten Deli Serdang

Pengeluaran 2001 2003 2006

Pangan 102.649 129.356 163.475

Non Pangan 49.479 64.052 114.103

Rata-rata pengeluaran 152.128 193.408 277.578

Sumber : Susenas Deli Serdang, 2001, 2003, dan 2006

Dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran penduduk tahun 2001, rata-rata pengeluaran rumah tangga pada tahun 2003 dan 2006 terlihat mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2001 rata-rata pengeluaran perkapita per bulan sebesar Rp 152.128, maka pada tahun 2003 naik menjadi sebesar Rp. 193.408 dan kembali naik lagi pada tahun 2006 menjadi sebesar Rp 277.578. Jika diperhatikan tabel pengeluaran diatas, terlihat jelas bahwa rata-rata pengeluaran per bulan rumah tangga naik dari tahun ke tahun, baik untuk pengeluaran pangan maupun pengeluaran non pangan. Rata-rata pengeluaran rumah tangga dari tahun ke tahun didominasi oleh pengeluaran pangan (Susenas Deli Serdang, 2001,2003, dan 2006).


(25)

Pola pengeluaran konsumsi penduduk merupakan informasi untuk melihat kesejahteraan penduduk. Besarnya nilai nominal (dapat diukur dalam satuan uang) yang dibelanjakan baik dalam bentuk pangan maupun non pangan, secara tidak langsung dapat mencerminkan kemampuan ekonomi rumah tangga, untuk mencukupi kebutuhan yang mencakup barang dan jasa (Aminuddin, 2006).

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar dan peningkatan kehidupan juga menjadi berubah (Sumardi, 2003).

Setiap orang atau keluarga mempunyai tingkat kebutuhan konsumsi yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang (Prayudi, 2000).

Dalam realitanya tingkat pengeluaran akan berbanding lurus dengan tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan masyarakat maka akan semakin besar tingkat pengeluaran. Asumsi ini menjadi acuan dalam kajian untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat (Rosida, 2007).

Distribusi pendapatan menjadi ukuran yang relatif cukup mewakili untuk menggambarkan kesejahteraan penduduk atau rumah tangga. Pengukuran distribusi pendapatan dimaksudkan agar pemerintah dapat melihat ada tidaknya peningkatan kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah dan dalam periode tertentu


(26)

Ukuran yang lebih umum digunakan untuk melihat tingkat pemerataan pendapatan adalah dengan menggunakan koefisien gini ratio. Nilai koefisien gini ratio mempunyai interval 0 sampai dengan 1. Dari data susenas 2006 di kabupaten Deli Serdang, diperoleh koefisien gini ratio sebesar 0.49. Jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2006 di Serdang Bedagai, terlihat sedikit ada kenaikan yang tidak begitu besar, yaitu koefisien gini ratio nya sebesar 0.45 (Susenas, 2006).

Pengeluaran rumah tangga dapat menjadi ukuran kesejahteraan, makin besar pengeluaran untuk bahan non pangan menandakan semakin sejahtera kehidupan rumah tangga tersebut (BPS Sumut, 2004).

Proporsi pengeluaran masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi terhadap kebutuhan non pangan seperti: perumahan, barang dan jasa, pakaian, dan barang tahan lama (kendaraan, perhiasan, dan sebagainya) biasanya lebih besar dibanding masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah (Royyan, 2006).

Pergeseran pola pengeluaran dari pangan ke non pangan terjadi karena elastisitas permintaan terhadap pangan pada umumnya rendah, sebaliknya permintaanterhadap barang non pangan pada umumnya tinggi. Keadaan ini terlihat jelas pada kelompok

penduduk yang tingkat konsumsi pangannya mencukupi maksimal, sehingga

peningkatan pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang non pangan, ditabung, ataupuninvestasi (Kuncoro, 2007).

Distribusi pendapatan akan menentukan bagaimana pandapatan yang tinggi mampu menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan - perbaikan dalam masyarakat, seperti mengurangi kemiskinan, penganguran dan kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat. Distribusi pendapatan nasional yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja


(27)

(Sondang, 2005).

Elastisitas pendapatan merupakan perubahan jumlah konsumsi suatu barang disebabkan adanya perubahan penghasilan konsumen. Untuk mengetahui tingkat elastisitas barang pangan, disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi

Barang pangan Elastisitas pendapatan

susu 0.07

beras 0.42

telur 0.37

daging 0.35

Buah-buahan 0.7

Margarine - 0.2

Sumber : Wold, 2000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa barang pangan merupakan barang yang bersifat inelastis, tetapi untuk daerah yang berbeda, waktu yang berbeda, kelas masyarakat yang berbeda, besar kemungkinan elastisitas pendapatan dari beberapa komoditi tersebut tidak sama. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa klasifikasi barang-barang itu sifatnya relatif. Dalam arti, bagi rumah tangga lain di tempat, waktu, dan kelas masyarakat dengan penghasilan tertentu merupakan barang necessities, tetapi mungkin bagi masyarakat lain, di tempat, dan waktu yang berbeda merupakan barang

luxuries (Sudarman, 2000).

2.1Landasan Teori

Koefisien Gini (Gini Ratio)

Koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan secara agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan/pemerataa yang tidak sempurna). Koefisien gini ratio berasal dari nama seorang ahli statistik italia C.Gini, orang pertama yang memformulasikannya pada tahun 1912. Angka ketimpangan untuk negara-negara


(28)

yang sedang berkembang berkisar antara 0,50 hingga 0,70. Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif paling baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35 Distribusi pendapatan makin merata jika nilai Koefisien gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai koefisien gininya makin mendekati satu

(Kadariah, 2004).

Rumus untuk mencari gini ratio adalah :

GR = 1 – ∑ fi ( Yi + Yi – 1 ), 0 < GR< 1

dimana :

GR : gini ratio

fi : persentase kumulatif jumlah rumah tangga Yi : persentase kumulatif jumlah pendapatan

Kriteria uji ketimpangan pendapatan sebagai berikut : Bila GR = 0 ketimpangan sempurna (perfect quality)

Bila GR = 1 ketimpangan tidak sempurna (perfect inequality)

Kriteria uji gini ratio :

1. Bila GR < 0,3 : ketimpangan rendah

2. Bila 0.3 < GR < 0,4 : ketimpangan sedang

3. Bila GR > 0,4 : ketimpangan tinggi


(29)

Pola Konsumsi

Konsep konsumsi, yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa inggris ”Consumption”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang - barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi

(Cahyono, 2003).

Seorang ahli ekonomi yang bernama Christian Lorent Ernst Engel mengemukakan sebuah ”hukum konsumsi”. Hukum ini didasarkan pada hasil penelitiannya yang dilakukan pada abad 19 di Eropa. Menurut pendapat Engel, semakin miskin suatu keluarga atau bangsa, akan semakin besar pula persentase pengeluaran yang digunakan untuk barang pangan (Sudarman, 2004).

Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Selama ini berkembang pengertian bahwa besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi pangan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumah tangga tersebut. Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi pangan mengindikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk pangan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non pangan.


(30)

Rumus untuk mencari pengeluaran konsumsi pangan adalah sebagai berikut :

% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi pangan konsumsi pangan x 100% Jumlah total pengeluaran rumah tangga

Rumus untuk mencari pengeluaran konsumsi non makanan adalah sebagai berikut :

% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi non pangan

konsumsi non pangan x 100% Jumlah total pengeluaran rumah tangga

Kriteria Uji :

• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan > % pengeluaran konsumsi non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi pangan (kebutuhan pokok).

• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan < % pengeluaran konsumsi non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi non pangan (kebutuhan sekunder) (Purwitasari, 2007).

Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat perubahan pendapatan dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan.

Konsep elastisitas ini mengukur sejauh mana kuantitas permintaan berubah mengikuti perubahan pendapatan. Elastisitas pendapatan dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas barang yang dikonsumsi dibagi persentase perubahan pendapatan (Lipsey, 2000).

Berdasarkan besarnya elastisitas pendapatan, komoditi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kebutuhan pokok (necessities) dan luks (lux). Komoditi dengan


(31)

elatisitas pendapatan kecil disebut barang kebutuhan pokok, di lain pihak, komoditi yang mempunyai elastisitas pendapatan lebih besar dari satu diklasifikasikan sebagai barang luks (Mankiw, 2001)

Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase perubahan pendapatan

Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %

Persentase perubahan pendapatan

Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %

Kriteria uji elastisitas pendapatan :

• Bila Ep < 1 (inelastis) untuk barang kebutuhan pokok : apabila terjadi perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil.

• Bila Ep > 1 (elastis) untuk barang mewah : apabila terjadi perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan konsumsi dalam jumlah yang lebih besar.

• Bila Ep = 1 (unitary) : besarnya perubahan pendapatan akan sama dengan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi.

Persentase perubahan jumlah barang pangan yang dikonsumsi Ep =

= Konsumsi pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %

Persentase perubahan jumlah barang non pangan Ep =


(32)

Keterangan kriteria uji elastisitas pendapatan :

• Bila Ep = positif untuk barang normal : peningkatan dalam jumlah barang yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah.

• Bila Ep = negatif untuk barang inferior : pengurangan dalam jumlah barang yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah (Danny, 2002).

Untuk suatu barang normal, elastisitasnya adalah positif karena kenaikan pendapatan mengakibatkan kenaikan pembelian akan barang tersebut. Selain barang normal, di pasar juga tersedia barang inferior. Untuk barang inferior, elastisitasnya adalah negatif karena kuantitas permintaannya menurun ketika pendapatan konsumen meningkat. Dengan kata lain, barang inferior adalah barang yang dibeli oleh orang – orang yang tidak mampu membeli barang lain yang lebih baik atau karena harganya lebih tinggi. Contohnya adalah angkutan umum bis kota. Jika pendapatan masyarakat meningkat, mereka tentu akan membeli mobil sendiri akibatnya permintaan jasa angkutan bis kota menurun. Alasannya, karena barang pangan merupakan kebutuhan pokok sehingga naik atau tidaknya pendapatan, orang tetap akan membelinya. Jika pendapatan naik, kuantitas permintaannya memang bertambah, tapi tidak banyak. Berbeda dengan barang – barang mewah seperti mobil atau barang – barang elektronik, baru akan dibeli jika pendapatan meningkat. Itu sebabnya kuantitas permintaan barang – barang mewah naik mencolok ketika pendapatan masyarakat meningkat (Sukirno, 2008).


(33)

2.2 Kerangka Pemikiran

Rumah tangga petani, pedagang, dan nelayan memiliki pendapatan yang berbeda. Perbedaan pendapatan setiap rumah tangga tersebut disebabkan karena lapangan usaha yang digeluti berbeda. Perbedaan pendapatan rumah tangga ini mengakibatkan ketimpangan pendapatan antara satu dan lainnya. Perbedaan pendapatan tersebut juga dapat mengakibatkan perubahan pola konsumsi dan pengeluaran konsumsi.

Ketimpangan pendapatan tersebut dapat diukur dengan gini ratio yang dapat melihat ketimpangan pendapatan melalui persentase kumulatif jumlah penduduk dan jumlah pendapatan secara keseluruhan. Pola konsumsi dapat diukur dengan persentase rata – rata pengeluaran konsumsi yang dapat melihat jumlah pengeluaran konsumsi baik pangan maupun non pangan terhadap jumlah total pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran konsumsi dapat diukur dengan elastisitas pendapatan dimana perubahan pendapatan menyebabkan perubahan pola konsumsi.


(34)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran : Menyatakan sebab

: Menyatakan alat ukur : Menyatakan hasil

Pendapatan rumah tangga: Petani

Pedagang Nelayan

Ketimpangan pendapatan

Pola Konsumsi

Gini ratio Persentase

rata-rata pengeluaran

konsumsi

Pengeluaran Konsumsi

Elastisitas pendapatan

ketimpangan sempurna

ketimpangan tidak sempurna

Dominan terhadap konsumsi

pangan

Dominan terhadap konsumsi non pangan


(35)

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat desa pesisir di kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai termasuk dalam kategori tinggi, pola konsumsi masyarakat desa pesisir didominasi oleh pengeluaran kebutuhan pokok (pangan), dan tingkat elastisitas pendapatan terhadap konsumsi barang pangan di daerah penelitian adalah ”inelastis”.


(36)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), yakni suatu cara pemilihan daerah penelitian berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan rencana pengembangan agromarinpolitan yang merupakan kawasan yang mempunyai pantai dan laut serta sektor ekonomi yang dominan seperti perikanan tangkap dan selanjutnya akan dikembangkan menjadi objek pariwisata laut, dan ke-4 daerah tersebut berbatasan dengan laut serta mempunyai KK terbanyak.

Daerah penelitian adalah kecamatan Percut Sei Tuan dan kecamatan Pantai Labu di kabupaten Deli Serdang serta kecamatan Teluk Mengkudu dan kecamatan Tanjung Beringin di kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan ke-4 kecamatan ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan lokasi pusat pengembangan daerah pesisir di kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai (Barita, 2008).

Dari masing-masing kecamatan ditentukan 1 desa, desa Percut mewakili kecamatan Percut Sei Tuan, dan desa Pantai Labu Pekan mewakili kecamatan Pantai Labu di kabupaten Deli Serdang, serta desa Bogak Besar mewakili kecamatan Teluk Mengkudu, dan desa Pekan Tanjung Beringin mewakili kecamatan Tanjung Beringin di kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan ke-4 desa tersebut didasarkan pada perbatasan laut (desa pantai) dan memiliki jumlah KK yang terbanyak dibandingkan desa lainnya.


(37)

Tabel 3. Jumlah rumah tangga di kabupaten Deli Serdang kabupaten Deli Serdang

kecamatan Percut Sei Tuan kecamatan Pantai Labu

No. Desa Jumlah RT Desa Jumlah RT

1. Amplas 1,107 Bagan Serdang 331

2. Kenangan 5,930 Binjai Bakung 359

3. Tembung 7,254 Denai Kuala 433

4. Sumber Rejo Timur 4,174 Denai Lama 549

5. Sei Rotan 4,384 Denai Sarang Burung 631

6. Bandar Klippa 6,393 Durian 1,018

7. Bandar Khalipah 6,156 Kelambir 421

8. Medan estate 2,453 Kubah Sentang 268

9. Laut Dendang 2,783 Paluh Sibaji 712

10. Sampali 5,134 Pantai Labu Pekan 670

11. Bandar Setia 3,422 Pantai Labu Baru 177

12. Kolam 3,347 Pematang Biara 735

13. Saentis 3,526 Perkebunan Ramunia 496

14. Cinta Rakyat 2,832 Ramunia I 181

15. Cinta Damai 1,442 Ramunia II 572

16. Pematang Lalang 492 Rantau Panjang 568

17. Percut 2,690 Rugemuk 580

18. Tanjung Rejo 2,043 Sei Tuan 247

19. Tanjung Selamat 1,143 Tengah 201

20. Kenangan baru 5,992 Jumlah 9,149

Jumlah 72,697

Sumber : Deli Serdang dalam angka, 2009

Tabel 4. Jumlah rumah tangga di kabupaten Serdang Bedagai kabupaten Serdang Bedagai

kecamatan Teluk Mengkudu kecamatan Tanjung Beringin

No. Desa Jumlah RT Desa Jumlah RT

1. Sungai Buluh 2,200 Pematang Terang 842

2. Liberia 445 Pantai Cermin 1,061

3. Pematang Setrak 890 Tebing Tinggi 1,023

4. MATA Pao 445 Bagan Kuala 281

5. Makmur 456 Pekan Tj. Beringin 1,839

6. Pasar Baru 670 Mangga Dua 916

7. Pekan Sialang Buah 910 Nagur 1,200

8. Sialang Buah 783 Sukajadi 375

9. Pem.Guntung 815 Jumlah 7,537

10. Sentang 540

11. Bogak besar 984

12. Pematang Kuala 570

Jumlah 9,708


(38)

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode Proportional Stratified Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan populasi yang ada dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional (Nazir, 2005).

Strata dibagi atas tiga kelompok lapangan usaha yakni petani, pedagang, dan nelayan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 KK. Dalam penelitian ini diambil sebanyak 30 sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang, dan 30 sampel di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai, hal ini sesuai dengan teori Bailey yang menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan analisis statistik, ukuran responden paling minimal adalah 30 sampel (Hasan, 2002).

Untuk melihat pendapatan dan pola konsumsi rumah tangga, distribusinya sebagai berikut :

Tabel 5. Kelompok sampel di desa pesisir kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai

No. Kelompok

sampel

kab. Deli Serdang

desa Percut dan desa Pantai Labu Pekan

kab. Serdang Bedagai desa Bogak Besar dan desa

Pekan Tanjung Beringin

Populasi Sampel Populasi Sampel

1. Petani 1,088 1,088/3,014 x 30 = 11 323 323/2,638 x 30= 4

2. Pedagang 1,245 1,245/3,014 x 30 = 12 512 512/2,638 x 30= 6

3. Nelayan 681 681/3,014 x 30 = 7 1,803 1,803/2,638 x 30=20

Total 3,014 30 2,638 30

Sumber : BPS kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai, 2009

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung ke masyarakat desa melalui survei maupun daftar kuesioner yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder diperoleh


(39)

melalui kantor BPS kabupaten Deli Serdang, kantor BPS Serdang Bedagai, kantor camat, kantor kepala desa, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dan instansi lain yang terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis hipotesis 1 digunakan alat ukur gini ratio dengan formulasi sebagai berikut :

GR = 1 – ∑ fi ( Yi + Yi – 1 ), 0 < GR< 1

dimana :

GR : gini ratio

fi : persentase kumulatif jumlah rumah tangga Yi : persentase kumulatif jumlah pendapatan

Kriteria uji ketimpangan pendapatan sebagai berikut : Bila GR = 0 ketimpangan sempurna (perfect quality)

Bila GR = 1 ketimpangan tidak sempurna (perfect inequality)

Kriteria uji gini ratio :

1. Bila GR < 0,3 : ketimpangan rendah

2. Bila 0.3 < GR < 0,4 : ketimpangan sedang

3. Bila GR > 0,4 : ketimpangan tinggi


(40)

Untuk menganalisis hipotesis 2 digunakan dengan formulasi sebagai berikut :

% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi pangan konsumsi pangan x 100 % Jumlah total pengeluaran rumah tangga

% rata – rata pengeluaran : Jumlah pengeluaran konsumsi non pangan konsumsi non pangan x100 %

Jumlah total pengeluaran rumah tangga

Kriteria Uji :

• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan > % pengeluaran konsumsi non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi pangan (kebutuhan pokok).

• Bila % rata – rata pengeluaran konsumsi pangan < % pengeluaran konsumsi non pangan : pola konsumsi keseluruhan rumah tangga dominan terhadap pengeluaran konsumsi non pangan (kebutuhan sekunder) (Purwitasari, 2007).

Untuk menganalisis hipotesis 3 digunakan elastisitas pendapatan dengan formulasi sebagai berikut :

% Perubahan jumlah barang pangan yang dikonsumsi Ep =

% Perubahan pendapatan

= Konsumsi barang pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %

Pendapatan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %

% Perubahan jumlah barang non pangan Ep =

% Perubahan pendapatan

= Konsumsi barang non pangan bulan Maret-Februari / Februari x 100 %


(41)

Kriteria uji elastisitas pendapatan :

• Bila Ep < 1 (inelastis) untuk barang kebutuhan pokok : apabila terjadi perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi dalam jumlah yang kecil.

• Bila Ep > 1 (elastis) untuk barang mewah : apabila terjadi perubahan pendapatan menimbulkan pertambahan konsumsi dalam jumlah yang besar.

• Bila Ep = 1 (unitary) : apabila perubahan pendapatan sama dengan perubahan jumlah barang yang dikonsumsi

Keterangan kriteria uji elastisitas pendapatan :

• Bila Ep = positif untuk barang normal : peningkatan dalam jumlah barang yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah.

• Bila Ep = negatif untuk barang inferior : pengurangan dalam jumlah barang yang dikonsumsi apabila pendapatannya bertambah (Danny, 2002).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Definisi

1. Petani sampel adalah individu yang sumber mata pencaharian utamanya dari usaha pertanian.

2. Nelayan sampel adalah individu yang sumber mata pencaharian utamanya dari kegiatan menangkap ikan.

3. Pedagang adalah individu yang mata pencaharian utamanya dari usaha


(42)

4. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil mata pencaharian utamanya ditambah hasil dari mata pencaharian non utamanya dari keluarganya dalam satuan Rupiah.

5. Ketimpangan pendapatan adalah perbedaan pendapatan antar keluarga yang satu dengan yang lainnya.

6. Pengeluaran konsumsi adalah biaya yang dikeluarkan rumah tangga sebulan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.

7. Pola konsumsi adalah pola mengkonsumsi pangan dan non pangan dalam

suatu keluarga yang dilihat dari pengeluaran barang pangan dan non pangan. 8. Gini ratio adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan secara

agregat (secara keseluruhan).

9. Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang dikonsumsi akibat persentase perubahan pendapatan.

10.Persentase rata-rata pengeluaran konsumsi adalah jumlah pengeluaran konsumsi (pangan/non pangan) dibagi dengan jumlah total pengeluaran rumah tangga (pangan + non panagn) dikalikan seratus persen.

11.Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya

Batasan Operasional

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, maka dibuat batasan operasional sebagai berikut :


(43)

2. Tempat penelitian adalah desa Pantai Labu Pekan kecamatan Pantai Labu, desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang dan desa Pekan Tanjung Beringin kecamatan Tanjung Beringin, desa Bogak Besar kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten Serdang Bedagai.


(44)

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Percut kecamatan Percut Sei Tuan dan di desa Pantai Labu Pekan kecamatan Pantai Labu di kabupaten Deli Serdang serta desa Bogak Besar kecamatan Teluk Mengkudu dan desa Pekan Tanjung Beringin kecamatan Tanjung Beringin kabupaten Serdang Bedagai. Daerah ini merupakan lokasi pusat pengembangan daerah pesisir.

4.1.1 Letak Geografis Daerah Penelitian 4.1.1.1 Letak geografis desa Percut Sei Tuan

Letak geografis desa Percut Sei Tuan berada pada ketinggian tanah 2 meter diatas permukaan laut, banyaknya curah hujan 0 – 278 mm/tahun. Terletak di dataran rendah dengan suhu udara rata-rata 23-30ºC.

Secara administratif desa Percut Sei Tuan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan selat malaka

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cinta Rakyat 3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Rejo

4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Cinta Damai dan Pematang Lalang (Kepala Desa Percut Sei Tuan, 2010)


(45)

4.1.1.2 Letak geografis desa Pantai Labu Pekan

Secara administratif desa Pantai Labu Pekan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Rugemuk/selat malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Ramunia

3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Pematang Biara/desa Kubah Sentang 4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pantai Labu Baru/Paluh Sibaji (Kepala Desa Pantai Labu Pekan, 2010)

4.1.1.3 Letak geografis desa Bogak Besar

Secara administratif desa Pekan Tanjung Beringin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Nagur 3. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sentang

4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Pematang Kuala (Wawancara Kepala Desa Bogak Besar, 2010).

4.1.1.4 Letak geografis desa Pekan Tanjung Beringin

Secara administratif desa Pekan Tanjung Beringin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sei Bedagai

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pematang Cermai 3. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah 4. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Tebing Tinggi (Kepala Desa Pekan Tanjung Beringin, 2010).


(46)

Tabel 6. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang

desa Percut Sei Tuan

PNS 86

ABRI 8

Karyawan 35

Pedagang 1170

Petani 598

Tukang 35

Buruh tani 54

Nelayan 658

Jasa 46

Total 2690

Sumber : Kepala desa Percut Sei Tuan, 2009

Dari tabel diatas diketahui bahwa selain bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan, ada juga rumah tangga di desa Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang yang bermata pencaharian sebagai PNS, ABRI, karyawan, tukang, buruh tani, dan jasa. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai pedagang menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 1170 KK (43.5 %), PNS 86 KK (3.2 %), karyawan dan tukang 35 KK (1.3 %), petani 598 KK (22.2 %), buruh tani 54 KK ( 2 %), nelayan 658 KK (24.5 %), jasa 46 KK (1.7 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu ABRI 8 KK (0.3 %).

Tabel 7. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pantai Labu Pekan kabupaten Deli Serdang

desa Pantai Labu Pekan

Jasa 37

Pedagang 75

Industri 4

Transportasi 37

Pertukangan 4

Petani 490

Nelayan 23

Total 670

Sumber : Kepala desa Pantai Labu Pekan, 2009

Dari tabel diatas diketahui bahwa selain bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan, ada juga rumah tangga di desa Pantai Labu Pekan kabupaten Deli Serdang


(47)

yang memiliki mata pencaharian bergerak dibidang jasa, industri, transportasi, dan pertukangan. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai petani menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 490 KK (71 %), jasa dan transportasi 37 KK (5.5 %), pedagang 75 KK (11.2 %), nelayan 23 KK (3.4 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu tukang dan industri 4 KK (0.6 %). Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa di desa pesisir kabupaten Deli Serdang sumber penghasilan rumah tangga tidak terbatas hanya pada sektor pertanian saja tetapi menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya.

Tabel 8. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai

desa Bogak Besar

Petani 303

Pedagang 195

Nelayan 453

PNS 33

Total 984

Sumber : Kepala desa Bogak Besar, 2009

Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya terdapat 4 sumber mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai petani, pedagang, nelayan, dan PNS. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 453 KK (46 %), petani 303 KK (30.8 %), pedagang 195 KK (19.8 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu PNS 33 KK (3.4 %).

Tabel 9. Jumlah rumah tangga menurut mata pencaharian di desa Pekan Tanjung Beringin

desa Pekan Tanjung Beringin

Petani 20

Pedagang 317

Nelayan 1350

PNS 152

Total 1839


(48)

Dari tabel diatas diketahui bahwa hanya terdapat 4 sumber mata pencaharian di desa Bogak Besar kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebagai petani, pedagang, nelayan, dan PNS. Rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai nelayan menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 1350 KK (73.4 %), pedagang 317 KK (17.3 % ), PNS 152 KK (8.3 %), dan rumah tangga yang menempati posisi yang paling sedikit jumlahnya yaitu petani 20 KK (1.09 %).

Dari kedua tabel diatas dapat diketahui bahwa di desa pesisir kabupaten Serdang Bedagai sumber penghasilan rumah tangga hanya terbatas pada sektor pertanian saja tidak menyebar ke sektor-sektor lapangan usaha lainnya.

4.2 Karakteristik Sampel

4.2.1. Karakteristik sampel di desa Percut Sei Tuan

4.2.1.1 Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan

Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10. Karakteristik petani sampel di desa Percut Sei Tuan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 59 SD Petani Jualan jajan

di sekolah

2

2 42 SMP Petani - 2

3 47 SD Petani Kuli

bangunan

6

4 50 SD Petani - 4

5 61 SD Petani - -

6 35 SD Petani - 3

Rata-rata 49 SD Petani - 3


(49)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan petani adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut.

Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.

Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.

4.2.1.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan

Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik pedagang sampel disajikan pada tabel 11 dibawah ini.

Tabel 11. Karakteristik pedagang sampel di desa Percut Sei Tuan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 32 SD Pedagang Bertani 4

2 39 SMP Pedagang Bertani 3

3 33 SMA Pedagang Ngolah

udang

2

4 40 SMA Pedagang Supir 3

5 32 SD Pedagang Nelayan 2

6 46 SMP Pedagang - 3

Rata-rata 37 SMP Pedagang Bertani 3

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang adalah 37 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan pedagang adalah menengah (SMP). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang di daerah tersebut adalah menengah.


(50)

Rata-rata pedagang di daerah tersebut memiliki usaha sampingan yaitu bertani. Ini berarti bahwa pedagang di daerah tersebut memilki tambahan penghasilan selain pekerjaan utamanya.

Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.

4.2.1.3 Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan

Nelayan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik nelayan sampel disajikan pada tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12. Karakteristik nelayan sampel di desa Percut Sei Tuan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 50 SD Nelayan - 4

2 57 SD Nelayan - 2

3 46 SD Nelayan Bikin pukat 8

Rata-rata 51 SD Nelayan - 5

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur nelayan adalah 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nelayan ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan nelayan adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan nelayan di daerah tersebut

Rata-rata nelayan di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain mencari ikan di laut. Ini berarti bahwa nelayan sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya. Rata-rata jumlah tanggungan (anak) nelayan adalah 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.


(51)

4.2.2. Karakteristik Sampel di desa Pantai Labu Pekan

4.2.2.1 Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan

Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 13.

Tabel 13. Karakteristik petani sampel di desa Pantai Labu Pekan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 32 SMP Petani - 3

2 52 SD Petani Tukang

ojek

6

3 50 SD Petani berdagang 5

4 52 SD Petani - 7

5 65 SD Petani - 1

Rata-rata 50 SD Petani - 4

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan petani adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut.

Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.

Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.

4.2.2.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan

Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik pedagang sampel disajikan pada tabel 14.


(52)

Tabel 14. Karakteristik pedagang sampel di desa Pantai Labu Pekan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama Usaha

sampingan

Jumlah tanggungan (orang)

1 62 SMA Pedagang Rental PS

Pulsa

2

2 50 SMP Pedagang pecel Punya perahu 4

3 40 SMP Pedagang - 2

4 56 SMP Pedagang lontong - 5

5 28 STM Pedagang - 1

6 37 STM Pedagang - 2

Rata-rata 46 SMP Pedagang - 3

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur pedagang adalah 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pedagang ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan pedagang adalah menengah (SMP). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pedagang di daerah tersebut adalah menengah.

Rata-rata pedagang di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan. Ini berarti bahwa pedagang di daerah tersebut sangat tergantung pada pekerjaan utamanya.

Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.

4.2.2.3 Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan

Nelayan yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik nelayan sampel disajikan pada tabel 15.


(53)

Tabel 15. Karakteristik nelayan sampel di desa Pantai Labu Pekan No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 29 SD Nelayan - 1

2 45 SD Nelayan Ternak

Ayam

2

3 25 SD Nelayan - 2

4 40 SD Nelayan - 4

Rata-rata 35 SD Nelayan - 2

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur nelayan adalah 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nelayan ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan nelayan adalah rendah (SD). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan nelayan di daerah tersebut adalah menengah.

Rata-rata nelayan di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain mencari ikan di laut. Ini berarti bahwa nelayan sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya. Rata-rata jumlah tanggungan (anak) nelayan adalah 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan didaerah tersebut masih mengikuti program keluarga berencana.

4.2.3. Karakteristik Sampel di desa Bogak Besar

4.2.3.1 Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar

Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 16.


(54)

Tabel 16. Karakteristik petani sampel di desa Bogak Besar No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama

Usaha sampingan

Jumlah tanggungan

(orang)

1 46 SMA Petani - 4

2 50 SMA Petani - 3

Rata-rata 48 SMA Petani - 4

Sumber : Wawancara sampel, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 48 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani ini masih dalam usia produktif yaitu antara 15-55 tahun sehingga masih memiliki tingkat tenaga kerja yang baik.

Rata-rata pendidikan petani adalah menengah (SMA). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan petani di daerah tersebut dibandingkan daerah lainnya. Rata-rata petani di daerah tersebut tidak memiliki usaha sampingan selain bertani. Ini berarti bahwa petani sangat tergantung dengan pekerjaan utamanya.

Rata-rata jumlah tanggungan (anak) petani adalah 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani didaerah tersebut masih menjaga tingkat pertumbuhan penduduk.

4.2.3.2 Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar

Pedagang yang menjadi sampel dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan utama, usaha sampingan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik pedagang sampel disajikan pada tabel 17.

Tabel 17. Karakteristik pedagang sampel di desa Bogak Besar No.

sampel

Umur (tahun)

Pendidikan Pekerjaan utama Usaha

sampingan

Jumlah tanggungan (orang)

1 36 SMP Pedagang Bertani 3

2 23 SMP Pedagang Kuli tambak 1

3 45 SD Pedagang - 3

Rata-rata 35 SMP Pedagang - 2


(1)

Lampiran 151. Analisis perhitungan elastisitas pendapatan di desa pesisir

kabupaten serdang bedagai

% Perubahan jumlah barang pangan yang dikonsumsi

Ep =

% Perubahan pendapatan

= Konsumsi pangan (beras) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 960-1,230/1230 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = - 21.9

- 10.11 = 2.16

Ep = Konsumsi pangan (sayuran) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 1365-1560/1560 x 100 %


(2)

Ep = Konsumsi pangan (minyak goreng) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 219.5 - 253/253 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 %

= -13.24 - 10.11 = 1.3

Ep = Konsumsi pangan (lauk pauk) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 476.5-637.5/637.5 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = - 25.2

- 10.11 = 2.49


(3)

Ep = Konsumsi pangan (minyak lampu) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 291-369/369 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = -21.1

- 10.11 = 2.09

Ep = Konsumsi pangan (gas) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 153-189/189 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = -19.04

- 10.11 = 1.9


(4)

Ep = Konsumsi pangan (kayu bakar) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 82-50/50 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 %

= 64 - 10.11

= - 6.3

Ep = Konsumsi pangan (susu) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 53-114/114 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = -53.5

- 14.9 = 3.6


(5)

Ep = Konsumsi pangan (buah) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 124-184/184 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = -32.6

- 10.11 = 3.22

Ep = Konsumsi pangan (gula) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 221.25-262/262 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = - 15.55

- 10.11 = 1.54


(6)

Ep = Konsumsi pangan (kopi) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 4.5-7/7 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 % = -35.7

- 10.11 = 3.53

Ep = Konsumsi pangan (teh) bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

Pendapatan bulan Mar-Feb/Februari x 100 %

= 94-58/58 x 100 %

30,650,000-34,100,000/34,100,000 x 100 %

= 62.06 - 10.11 = 6.13