Nur Hidayati : Fungsi Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar Pada PT. Syuhbhrasta Medan, 2008
USU Repository © 2009
melakukan pembuatan anggaran tersebut dan setiap anggaran yang diajukan departemen terlebih dahulu sudah dibuat petunjuk teknisnya seperti laporan
harga Tandan Buah Segar TBSunit yang sedang berlaku di pasar.
B. Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar TBS
Untuk mengetahui apakah pengawasan yang dilakukan oleh PT.Syuhbhrasta telah berlangsung efektif atau belum, maka dapat dilihat dari
realisasi anggaran sebagai berikut:
1. Biaya Produksi Tandan Buah Segar TBS
a. Biaya Produksi Langsung Pada tahun 2006, laporan realisasi anggaran biaya produksi langsung
mengalami penyimpangan yang merugikan unfavourable varians sebesar Rp.46.987.225,- karena biaya produksi langsung yang telah dianggarkan adalah
sebesar Rp.920.396.900,- namun pada realisasinya besarnya biaya produksi langsung adalah sebesar Rp.967.384.125,- Hal ini terjadi karena perusahaan
mengalami kerugian pada pengeluaran countour teras, dongkel pedu, dan pupuk. Sedangkan pada tahun 2007, laporan realisasi anggaran biaya produksi
langsung dapat dilihat bahwa biaya produksi langsung melampaui target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Biaya produksi langsung yang dianggarkan
mengalami penyimpangan yang menguntungkan favourable varians dari target awal sebesar Rp.124.663.100,- karena biaya produksi langsung yang
dianggarkan adalah sebesar Rp. 1.045.060.000,- namun realisasinya sebesar
Nur Hidayati : Fungsi Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar Pada PT. Syuhbhrasta Medan, 2008
USU Repository © 2009
Rp.930.396.900,- Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meminimalisasi semua pengeluaran pada biaya produksi langsung.
Jadi, dari data diatas pada tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian biaya produksi langsung sebesar Rp. 46.987.225,- dan pada tahun 2007
mengalami keuntungan biaya produksi langsung sebesar Rp. 124.663.100. b. Biaya Produksi Tidak Langsung
Pada tahun 2006, anggaran biaya produksi tidak langsung adalah sebesar Rp.463.633.260,-
Dari data tersebut terlihat penyimpangan yang menguntungkan favourable varians sebesar Rp.57.678.410,- karena pada
realisasinya biaya produksi tidak langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.405.954.850,- Hal ini terjadi karena perusahaan dapat
meminimalisasi pengeluaran biaya produksi tidak langsung, yaitu pengeluaran untuk biaya BBM dan Oli, sparepart kendaraan dan mesin, konsolidasi jalan
produksi, biaya perawatan bangunan, biaya perawatan mesin-mesin, biaya perawatan jalan, parit, dan jembatan, dan biaya perawatan instalasi listrik dan
air. Walaupun perusahaan mengalami kerugian pengeluaran pada biaya pemeliharaan emplasmen, dan biaya aktiva lain, namun biaya tersebut dapat
tertutupi. Sedangkan pada tahun 2007, biaya produksi tidak langsung yang
dianggarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.462.251.000,- dari data tersebut terlihat penyimpamgan yang merugikan unfavourable varians sebesar
Rp.1.382.260,- karena pada realisasinya biaya produksi tidak langsung adalah
Nur Hidayati : Fungsi Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar Pada PT. Syuhbhrasta Medan, 2008
USU Repository © 2009
sebesar Rp.463.633.260,-. Hal ini disebabkan karena tingginya penyimpangan yang merugikan unfavourable varians pada biaya pengeluaran BBM, dan oli.
Jadi, dari data diatas perusahaan mengalami keuntungan biaya produksi tidak langsung sebesar Rp. 57.678.410,- di tahun 2006 dan kerugian biaya
produksi langsung sebesar Rp. 1.382.260,- di tahun 2007. c. Amortisasi Tanaman Menghasilkan dan Penyusutan
Pada tahun 2006, anggaran yang direncanakan untuk amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan adalah sebesar Rp.135.676.320,- namun pada
realisasinya biaya yang dikeluarkan untuk amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan adalah sebesar Rp.118.176.320,- Berarti terjadi penyimpangan
yang menguntungkan favourable varians sebesar Rp.17.500.000,- Hal ini terjadi karena antara anggaran dan realisasi pengeluaran untuk amortisasi
tanaman sama besarnya, dan perusahaan dapat meminimalisasi biaya penyusutan bangunan.
Sedangkan pada tahun 2007, keadaannya seimbang karena amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan yang telah dianggarkan oleh perusahaan
sama besarnya dengan realisasi. Jadi, dari data diatas pada tahun 2006 perusahaan mengalami keuntungan
pada pengeluaran amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan sebesar Rp.17.500.000,- dan seimbang pada tahun 2007.
d. Harga Pokok Penjualan Pada tahun 2006, anggaran yang direncanakan untuk harga pokok
penjualan TBS adalah sebesar Rp.1.519.706.480,- namun pada realisasinya
Nur Hidayati : Fungsi Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar Pada PT. Syuhbhrasta Medan, 2008
USU Repository © 2009
biaya yang dikeluarkan untuk harga pokok penjualan adalah sebesar Rp.1.491.515.295,- Berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan
favourable varians sebesar Rp.28.191.185,- Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalisasi pengeluaran untuk biaya produksi tidak langsung, dan
biaya amortisasi dan penyusutan. Walaupun perusahaan mengalami kerugian pada pengeluaran biaya produksi langsung, namun hal itu dapat tertutupi.
Sedangkan pada tahun 2007,harga pokok penjualan TBS yang telah dianggarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.1.642.987.320,- dari data
tersebut terlihat penyimpangan yang menguntungkan favourable varians sebesar Rp.123.280.840,- karena pada realisasinya harga pokok penjualan TBS
adalah sebesar Rp.1.519.706.480,-. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meminimalisasi biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung, dan
biaya amortisasi tanaman menghasilakan dan penyusutan. Jadi, dari data diatas besarnya keuntungan dari harga pokok penjualan
pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 57.678.410,- sedangkan pada tahun 2007 besarnya
keuntungan dari harga pokok penjualan adalah sebesar Rp.123.280.840.
2. Produksi dan Penjualan Tandan Buah Segar TBS