Cara-cara Pemberian Motivasi Proses Pemberian Motivasi

3. Cara-cara Pemberian Motivasi

Ada dua cara pemberian motivasi Hasibuan, 2005: 149 yakni secara langsung dan tidak langsung. a. Motivasi langsung direct motivation Motivasi langsung adalah motivasi baik berupa moril maupun materil bersifat khusus, yang diberikan secara langsung kepada setiap individu atau karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa. b. Motivasi tak langsung indirect motivation Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang tenang dan nyaman, suasana pekerjaan yang serasi, serta penempatan perabot-perabot kantor lainnya yang tepat. Motivasi ini besar pengaruhnya untuk merangsang semangat kerja karyawan sehingga menjadi produktif. Pada PT Bank Mandiri Persero Tbk. Unit Kerja Bills Processing Center Medan sendiri, cara yang digunakan untuk memberikan motivasi kepada karyawan adalah dengan cara langsung berupa pemberian motivasi dalam bentuk moril dan materil seperti penghargaan, pujian, tunjangan hari raya dan tunjangan kesejahteraan lainnya. Serta melalui cara tidak langsung yakni berupa penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung pelaksanaan kerja seperti meja dan kursi kerja, mesin-mesin atau peralatan kerja yang dibutuhkan, ruangan kerja yang nyaman dan teratur, penggunaan cahaya yang terang, perabot kantor yang cukup lengkap, Kebutuhan, keinginan atau ekspektansi-ekspektansi Perilaku Tujuan-tujuan Umpan Balik Feedback Gambar 1. Proses Motivasi tanaman hias yang berada di setiap sudut ruangan dan lain sebagainya. Dengan adanya penerapan cara-cara pemberian motivasi seperti ini, karyawan Bank Mandiri khususnya Unit Kerja Bills Processing Center Medan sudah merasa puas dan betah berada di ruangan kerja mereka.

4. Proses Pemberian Motivasi

Hodgetts dan Luthans Usmara, 2006: 14 mengemukakan motivasi sebagai proses psikologis melalui keinginan yang belum terpuaskan, yang diarahkan pada pencapaian tujuan atau insentif. Defenisi tersebut menunjukkan bahwa motivasi menggambarkan suatu kekuatan yang menggerakkan manusia untuk bersikap dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan. Hal ini memperlihatkan bahwa motivasi muncul karena adanya suatu kebutuhan. Dapat digambarkan pada skema di bawah ini: Pada dasarnya, setiap individu memiliki berbagai kebutuhan bisa berupa kebutuhan dasarfisiologis, psikologis, atau sosiologis, keinginan-keinginan dan ekspektansi atau harapan. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi, maka individu akan berusaha dan terdorong karena adanya kekurangan terhadap kebutuhan tersebut, sehingga menyebabkan manusia berperilaku demi pemenuhan kebutuhannya tersebut. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan, jadi perilaku- perilaku yang ditimbulkan tersebut diarahkan atau dirancang untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain untuk apa perilaku atau tindakan tersebut dilakukan dalam usaha pemenuhan kebutuhan yang masih belum terpenuhi. Selanjutnya, dimulainya perilaku atau tindakan tersebut menyebabkan timbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik atau informasi kepada orang yang bersangkutan tentang dampak perilakunya. Sehingga akan diketahui apakah perilaku atau tindakan yang telah dilakukan tersebut berhasil atau tidak dalam usaha pemenuhan kebutuhan Winardi, 2002: 134-135. Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi merupakan proses interaksi dari beberapa unsur yakni kebutuhan, keinginan atau harapan yang hendak dipenuhi, tingkah laku, tujuan dan umpan balik, yang dapat terjadi bila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Karyawan yang dimiliki oleh perusahaan adalah individu yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, karena karyawan tersebut mempunyai sejarah dan latar belakang yang berbeda- beda. Sehingga, dalam memotivasi mereka untuk meningkatkan potensi dan menjalankan usaha ke arah tujuan yang ingin dicapai hendaknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing karyawan, serta seorang manajer atau pimpinan harus memiliki interest yang kuat terhadap motivasi karyawannya dan hendaknya melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan perusahaan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi karyawan, diantaranya dapat menggunakan motivator positif dan negatif yang telah diuraikan sebelumnya. Berikut diuraikan beberapa hal yang harus dilakukan manajer dalam memotivasi bawahan agar dapat mencapai sasaran perusahaan dari Johnson dan Blanchard dalam bukunya The One Minute Manager yakni: Pertama, membangkitkan inner motivation dari bawahan dengan menetapkan misi atau sasaran yang akan dicapai dan membagikannya. Sebagai pemimpin perlu berbagi dengan tim kerja kita untuk secara bersama melihat visi secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekedar pencapaian target atau sasaran. Sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya. Kedua, memberikan pujian yang tulus. Kita dapat membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian, dorongan atau kata-kata yang positif. Ketiga, memberikan teguran dengan tepat. Kita dapat memberikan kritikan atau teguran dengan cara penyampaian yang baik serta bijaksana. Dengan teguran yang tepat dapat menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif. Sementara itu, di PT Bank Mandiri Persero Tbk. Unit Kerja Bills Processing Center Medan sendiri, tindakan yang dilakukan karyawan untuk bekerja didorong karena adanya kebutuhan yang akan dipenuhi, sehingga akhirnya dapat diperoleh umpan balik atas tindakan yang dilakukan tersebut yang dapat berupa informasi, penerimaan gajiupah, penghargaan, hubungan sosial atau suasana kerja yang menyenangkan, serta diterimanya promosi jabatan. BAB III ANALISA DAN EVALUASI Analisa dan evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan apakah teori sesuai dengan praktek di lapangan. Jadi analisa dan evaluasi disini bertujuan untuk membandingkan apakah uraian teoritis sudah dilaksanakan pada PT Bank Mandiri Persero Tbk. Unit Kerja Bills Processing Center Medan.

1. Struktur Organisasi