Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
akan membawa akibat hukum bukan hanya untuk para pihak klien, tapi juga pihak lain yang bersangkutan dan berkepentingan. Mengenai konsekeunsi denda
dan hukuman yang dimaksud dalam Pasal 322 ayat 1 tersebut perlu disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang.
Ketentuan mengenai Rahasia Jabatan harus ditinjau pula dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, yaitu Pasal 170 ayat 2 KUHAP sebagai
pengecualian dari kewajiban untuk tidak membuka rahasia jabatan yang terdapatdalam Pasal 170 ayat 1 KUHAP, secara lengkap bunyinya : “Hakim
menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut”.
B. Kode Etik Notaris
Suatu etika profesi pada umumnya berfungsi internal sebagai penjalin tali silaturahmi ataupun mengembangkan jaringan di antara teman-teman sejawat dan
ada fungsi kontrol di dalamnya terhadap orang-orang yang tergabung di dalam
lingkup profesi yang sama.
Setiap profesi hendaklah dijalankan secara bertanggung jawab dalam arti pekerjaan dan hasilnya atau produknya dapat optimal dan bermutu. Profesi
jugaharus dijalankan dengan tidak boleh merugikan orang lain dan tidak melanggar hak pihak lain. Agar etika profesi dapat dijalankan seperti yang
diharapkan dan yang dituntunkan, maka orang yang akan melaksanakan tersebut terlebih dahulu harus mempunyai tiga ciri moral, yaitu:
49
49
Nico. 2003. Tanggung Jawab Notaris Selaku Pejabat Umum. Cetakan Pertama.
CDSBL.Yogyakarta. hal. 48.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
1. harus menjadi orang yang tidak diselewengkan dari tekadnya oleh segala
macam perasaan seperti takut, malas, malu, emosi, dan lain sebagainya.
Artinya ia harus memiliki kepribadian moral yang kuat;
2. harus sadar bahwa mempertahankan tuntutan etika profesi merupakan
suatu kewajiban yang berat; 3.
harus memiliki cukup idealism. Apabila anggota-anggota dalam suatu lingkup profesi telah mempunyai
tiga ciri moral seperti di atas , maka sudah cukup meyakinkan bahwa etika profesi
yang dibentuk di antara mereka dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Standar etika pada umumnya dipakai sebagai ukuran menilai baik atau
buruknya etika yang terbentuk atau tercipta dalam suatu lingkup organisasiprofesi kode etik, berikut dipaparkan tujuan pokok dari standar-standar etika, yaitu:
50
1. standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada
klien, lembaga institution dan masyarakat pada umumnya;
2. standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa
yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapu dilemma-dilema etika dalam pekerjaannya;
3. standar- standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan
fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan yang jahat dari anggota-anggota tertentu;
4. standar-standar etika mencerminkanmembayangkan pengharapan moral
dari komunitas. Dengan demikian, standar-satndar etika menjamin bahwa
50
Ibid, hal. 62.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
para anggota profesi akan menaati Kitab Undang-Undang etika profesi dalam pelayanannya;
5. standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi sendiri Hal-hal yang telah diutarakan sebelumnya merupakan etika profesipada
umumnya, semua jenis profesi dapat membentuk etika profesi atau kode etik di antara mereka sendiri serta menentukan sanksi di antara mereka sendiri pula.
Notaris bukan semata merupakan profesi biasa, dalam arti kata walaupun Notaris dijadikan sebagai pekerjaan yang menjadi mata pencaharian ada kompensasi,
tetapi eksistensi Notaris lebih merupakan suatu jabatan umum yang melaksanakan sebagian kewibawaan
gezag pemerintah. Oleh karena itu, jika suatu organisasi profesi biasa saja mempunyai kode etik tersendiri, maka notaris sebagai suatu
jabatan yang mempunyai kewibawaan layaknya pejabat negara, juga diperlukan pedoman etika dalam menjalankan jabatan bagi anggota dalam organisasi berupa
kode etik. Berkenaan dengan praktek jabatan Notaris, kode etik yang dianut oleh sebagian besar notaris di Indonesia adalah kode etik notaris dari Ikatan Notaris
Indonesia INI. Notaris menjalankan jabatannya, selain harus memiliki kemampuan
profesional yang tinggi dengan memperhatikan norma-norma hukum tetapi harus juga dilandasi dengan integritas moral, keluhuran dengan integritas moral,
keluhuran martabat, dan etika profesi, sehingga kepercayaan terhadap jabatan Notaris tetap terjaga.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
Kode etik Notaris dari Ikatan Notaris Indonesia INI terdiri dari 5 pasal yang mengatur antara lain tentang kepribadian notaris, notaris dalam menjalankan
tugas, notaris dengan klien, notaris dengan sesama rekan notaris, dan yang terakhir tentang pengawasan.
Notaris sebagai pejabat umum dalam melaksanakan tugasnya dijiwai oleh Pancasila, sadar, dan taat kepada hukum serta berkepribadian baik dan
menjunjung tinggi martabat dan kehormatan Notaris, baik di dalam maupun di luar jabatannya Pasal 1 Kode Etik Notaris. Berkaitan dengan Pasal 1 ini,
dijelaskan dalam bagian Penjelasan atas Kode Etik Notaris Indonesia, bahwa taat kepada hukum termasuk di dalamnya menertibkan diri sesuai dengan fungsi,
kewenangan, serta kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Jabatan Notaris.
Seorang Notaris harus memiliki perilaku profesional Professional
behaviour. Unsur-unsur perilaku profesional adalah:
51
1. Perilaku profesional harus menunjuk pada keahlian yang didukung oleh
pengetahuan dan pengalaman tinggi; 2.
dalam melakukan tugas profesionalnya harus mempunyai integritas moral, dalam arti segala pertimbangan moral harus melandasi pelaksanaan tugas-
tugas profesionalnya. Sesuatu yang bertentangan dengan yang baik harus dihindrkan walaupun dengan melakukannya, ia akan memperoleh imbalan
jasa yang tinggi. Pertimbangan moral dalam melaksanakan tugas profesi tersebut, harus diselaraskan dengan nilai-nilai kemasyarakatan, nilai-nilai
51
Ibid, hal. 93.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
sopan santun dan agama yang berlaku. Tidak penting bahwa seorang hanya memiliki kemampuan profesional, tanpa moral yang baik;
3. harus jujur, tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga pada
dirinya sendiri; 4.
sekalipun sebenarnya keahlian seorang tenaga profesional Notaris dapat dimanfaatkan sebagai upaya untuk mendapatkan uang, namun
dalammelaksanakan tugas profesionalnya ia tidak boleh semata-mata didorong oleh pertimbangan uang. Bahkan ia harus siap untuk
memberikan jasanya tanpa imbalan apapun; 5.
notaris harus memegang teguh kode etik notaris. Memegang teguh Kode Etik sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan tugas jabatan dengan
baik, karena dalam Kode Etik itulah ditentukan segala perilaku yang harus dimiliki oleh seorang Notaris;
Notaris yang melakukan profesinya di bidang hukum dengan sebaik- baiknya haruslah juga berbahasa Indonesia yang sempurna, sesuai dengan
perkembangan bahasa Indonesia dan Nasional. Notaris dalam bertugas juga harus menjaga kepribadian dan martabatnya dengan bertata kehidupan yang baik dan
menyesuaikan diri dengan norma-norma kebiasaan yang baik di tempat dimana ia bertugas.
Dalam Pasal 2 Kode Etik Notaris menerangkan bahwa Notaris dalam melaksanakan tugas jabatannya harus sadar akan kewajibannya, bekerja mandiri,
jujur, dan tidak berpihak, dengan penuh rasa tanggung jawab, tidak mengadakan kantor cabang, maupun tidak menggunakan perantara-perantara serta
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
menggunakan mass-media yang bersifat promosi. Dijelaskan bahwa dalam memasang tanda papan nama harus dilakukan menurut ukuran yang berlaku.
Dalam hubungan Notaris dengan Kliennya, disebutkan bahwa Notaris memberikan beberapa pelayanan dan jasa, yaitu: pelayanan kepada masyarakat
yang memerlukan jasanya dengan sebaik-baiknya, memberikan penyuluhan hukum, serta memberikan jasanya kepada masyarakat yang kurang mampu secara
gratis Pasal 3 Kode Etik Notaris. Di dalam bagian penjelasan, dijelaskan bahwa Notaris dalam melakukan tugas jabatannya tidak menerima
strooman, yang berarti dalam melaksanakan tugasnya, notaris tidak boleh terpengaruh oleh masukan atau
pendapat dari pihak-pihak lain, misalnya pengacara, sesama notaris, ataupun jabatan dan profesi yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga independensi
dan netralitas notaris sebagai pejabat umum. Mengenai Penyuluhan hukum yang dilakukan, haruslah yang berguna bagi masyarakat sesuai dengan pembangunan
nasional khususnya di bidang hukum. Pasal 4 Kode Etik Notaris menegaskan seharusnya hubungan Notaris
dengan sesama rekan notaris, yaitu hendaklah saling hormat-menghormati, menjauhkan dari persaingan tidak sehat, dan harus mau menjaga kehormatan
Korps Notaris. Pada bagian Penjelasan Kode Etik Notaris Indonesia, dijelaskan perihal Pasal 4 beserta ayatnya satu persatu. Notaris harus saling hormat-
menghormati, yaitu dengan tidak mengkritik, menyalahkan akta-akta yang dibuat rekan sesama Notaris lainnya di hadapan Klien atau masyarakat, tidak
membiarkan rekannya berbuat salah dalam jabatannya, dan seharusnya memberitahukan kesalahan rekannya dan menolong memperbaikinya. Dalam hal
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
ini notaris yang ditolong jangan langsung merasa curiga. Hal lain yang tidak boleh dilakukan adalah menarik karyawan dari Notaris lainnya secara tidak wajar.
Pada ayat selanjutnya disebutkan mengenai persaingan tidak sehat, dijelaskan bahwa Notaris dilarang mengadakan persaingan tidak sehat dengan
jalan merendahkan tarif ongkos jasa yang telah disepakati di Cabang dan Daerah Tingkat I . Dalam menjalankan pekerjaannya tidak dibenarkan mempergunakan
calo perantara yang mendapatkan upah daripadanya. Pada ayat ketiganya mengenai menjaga dan membela kehormatan dan nama baik Korps, dijelaskan
bahwa Notaris dilarang mencampurkan usaha lain dengan mempergunakan jabatan Notaris, contohnya: Notaris membuka Kantor Administrasi dan bertindak
sebagai yang menyewakan dan penagih sewa rumah orang lain atas nama Notaris. Di dalam menerapkan Rasa solidaritas dan sikap tolong-menolong pun
harus benar, misalnya dengan memberi informasi black list klien-klien yang nakal
setempat kepada rekan sesama Notaris. Pengawasan tentang pelaksanaan Kode Etik Notaris diatur dalam Pasal 5 yang menyatakan bahwa pengawasan atas Kode
Etik Notaris dilakukan oleh Majelis Kehormatan daerah Cabang INI Ikatan Notaris Indonesia dan Majelis Kehormatan pusat INI Ikatan Notaris Indonesia .
Notaris yang melanggar Kode Etik, baik yang diketahui sendiri oleh Majelis Kehormatan daerah Cabang maupun yang dilaporkan kepada Mejelis
Kehormatan daerah, disampaikan kepada Pengurus Cabang, ataupun yang dilaporkan oleh pihak lain akan ditindaklanjuti oleh Majelis Kehormatan daerah.
Putusan sidang Majelis Kehormatan daerah Cabang wajib dikirim kepada notaris yang melanggar tersebut. Pengiriman dapat dilakukan dengan surat tercatat atau
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
ekspedisi.Tembusannya disampaikan kepada Pengurus Cabang, Pengurus Daerah, Pengurus INI Pusat, dan Majelis Kehormatan Pusat. Keseluruhan proses
penyampaian hasil putusan sidang dan tembusannya tersebut harus dijalani dalam waktu 7 hari setelah dijatuhkan putusan oleh sidang Majelis Kehormatan daerah
Cabang. Sanksi yang dikenakan atas pelanggaran Kode Etik berupa :
a. Teguran
b. Peringatan
c. Schorsing dari keanggotaan INI Ikatan Notaris Indonesia
d. Pemecatan dari keanggotaan INI Ikatan Notaris Indonesia
Sanksi atas pelanggaran Kode Etik ini diputuskan oleh Majelis Kehormatan daerah. Notaris yang dikenakan sanksi pemberhentian sementara
Schorsing atau pemecatan dari keanggotaan INI Ikatan Notaris Indonesia dapat mengajukan permohonan naik banding kepada Majelis Kehormatan pusat.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
BAB IV TINDAK PIDANA PENGGELAPAN PEJABAT NOTARIS