Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
Tiap kejahatan yang diatur dalam KUHP maupun diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lain mempunyai unsur-unsur yang harus dipenuhi
sesuai dengan yang dilakukan. Dalam hal kejahatan penggelapan hampir sama dengan kejahatan pencurian, ada beberapa unsur yang sama. Demikian pula perlu
diperhatikan bahwa jangan sampai ada kekeliruan tentang hukum, tegasnya jika disangka ada penggelapan harus diteliti dahulu, oleh karna dapat terjadi bahwa
yang disankga itu sebenarnya adalah suatu jual beli. Untuk dapat mengemukakan unsur-unsur kejahatan penggelapan, maka
sebaiknya diturunkan dari bunyi ketentuan bunyi pasal 372 KUHP, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat dinyatakan seseorang melakukan kejahatan
penggelapan harus terpenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a.
Yang bersalah harus bermaksud memiliki benda itu b.
Benda itu harus kepunyaan orang lain, baik seluruhnya atau sebahagian c.
Benda itu harus sudah ada di tangan yang melakukan perbuatan itu, bukan dengan jalan suatu kejahatan
d. Memiliki benda itu harus tanpa hak.
8
2. Jenis-jenis Tindak Pidana Penggelapan
Dengan melihat cara perbuatan dilakukan, maka dapat dibagi kejahatan penggelapan dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Penggelapan dalam bentuk pokok
8
Ibid, hal. 82.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
Kejahatan penggelapan ini diatur dalam pasal 372 KUHP sebagaimana telah diterangkan sebelumnya. Benda yang menjadi objek kejahatan ini tidak
ditentukan jumlah atau harganya. b.
Penggelapan ringan lichte verduistering Dikatakan penggelapan ringan, bila objek dari kejahatan bukan dari hewan
atau benda itu berharga tidak lebih dari Rp. 250, tentunya harga ini tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang ini. Namun demikian, dalam praktek disesuaikan
dengan kondisi sekarang dan tergantung dari pertimbangan hakim. Kejahatan ini diatur dalam pasal 373 KUHP dengan ancaman hukuman selama-lamanya 3 bulan
atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 900. Pasal 373 KUHP menentukan bahwa:
Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 372 yang digelapkan bukan hawan dan harganya tidak lebih dari Rp. 250 dihukum, karena penggelapan ringan
dengan hukuman penjara selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 900,-.
c. Penggelapan dengan pemberatan
Kejahatan ini diancam dengan hukuman yang lebih berat, yaitu selama- lamanya 5 tahun. Unsur pokok yang berakibat adanya pemberatan adalah karena
hubungan pekerjaan, jabatan atau menerima upah. Pasal 374 KUHP menyatakan bahwa:
“Penggelapan yang dilakukan oleh pemegang benda itu berhubungan dengan pekerjaannya atau jabatannya, atau karena ia mendapat upah,
dihukum penjara selama-lamanya lima tahun”
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
Kejahatan ini juga diatur dalam pasal 375 KUHP, pasal tersebut berbunyi: “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa disuruh
menyimpan barang itu, atau wali, curator, pengurus, orang yang menjalankan wasiat atau mengurus balai harta derma, tentang sesuatu
benda yang ada dalam tangannya karena jabatan tersebut, dihukum penjara selama-lamanya enam tahun.”
d. Penggelapan di kalangan keluarga
Penggelapan dalam keluarga diatur dalam pasal 376 KUHP. Sebagaimana disinggung sepintas lalu, bahwa kejahatan penggelapan adalah delik aduan relatif,
artinya delik atau kejahatan ini adalah kejahatan bukan delik aduan, tetapi jika dilakukan oleh dan di kalangan keluarga, maka menjadi delik aduan.
Dalam kejahatan terhadap harta benda, pencurian, pengancaman, pemerasan, penggelapan, penipuan apabila dilakukan dalam keluarga, maka dapat
menjadi: a.
Tidak dapat dilakukan penuntutan baik terhadap petindaknya maupun terhadap pelaku pembantunya pasal 376 ayat 1.
b. Tindak pidana aduan, tanpa adanya pengaduan, baik terhadap petindaknya
maupun pelaku pembantunya tidak dapat dilakukan penuntutan pasal 376 ayat 2.
9
9
Ibid, hal. 95.
Erwin Harris Rahman : Tindak Pidana Penggelapan Yang Dilakukan Pejabat Notaris Dikaitkan Dengan Sumpah Jabatan Notaris Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan 2601Pid.B2003 PN.Mdn, 2009.
F. Metode Penelitian