Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
yang lebih baik dalam semua aspek kehidupannya meskipun sedang menghadapi situasi-situasi dengan banyaknya kesulitan terutama sebagai
anak underachiever dan dalam keadaan keluarga broken home.
Para orang tua siswa agar mempunyai pemahaman tentang Educational Resiliency yang dimiliki putra-putrinya dan dapat membantu anak mereka
agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam seluruh aspek kehidupannya meskipun dalam situasi keluarga broken home.
1.4. Metode Penelitian
Penelitian ini untuk menghasilkan modul program pelatihan dan melihat signifikansinya terhadap peningkatan derajat Educational Resiliency dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah sebelum dan sesudah pelatihan pada siswa- siswi underachiever yang berasal dari keluarga broken home di
SMP “X” Bogor. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan desain
penelitian One Group Pre-Post Test Design. Pre-Post Test Design yang menjelaskan perbedaan dua kondisi sebelum dan sesudah intervensi dilakukan
Graziano Laurin, 2000. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purpossive Sampling, yaitu sampel diambil dari unit
populasi yang ada pada saat penelitian dan semua individu yang memenuhi karakteristik populasi diambil sebagai sampel. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistic non parametric Wilcoxon Signed-rank test.
114
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang Program Pelatihan untuk meningkatkan derajat Educational Resiliency pada pada
siswa-siswi underachiever yang berasal dari keluarga broken home di SMP “X” Bogor, disimpulkan hal-hal berikut:
1. Modul Pelatihan Educational Resiliency ini telah teruji melalui level reaction
dan level learning namun perlu dilakukan revisi lebih lanjut untuk dapat mengetahui efektifitasnya dalam meningkatkan derajat educational resiliency.
2. Peserta menghayati bahwa secara keseluruhan pelatihan ini bermanfaat, sangat
menarik, dan mendorong mereka untuk melaksanakan hasil yang mereka dapatkan dari setiap sesi. Hal ini menunjang terjadinya peningkatan derajat
Educational Resiliency setelah diberikan pelatihan. 3.
Sesi yang dianggap paling menarik, bermanfaat, penting dan mudah dipahami adalah sesi 4 yaitu sesi Yes I Can yang merupakan penegasan dan
pemberian motivasi kepada peserta melalui pemutaran film.
Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
4. Sesi yang dianggap paling tidak menarik, kurang bermanfaat, dan kurang
mudah dipahami adalah sesi pertama yaitu Who Am I? yang dirasa kurang aktif bergerak dan terlalu banyak refleksi diri.
5. Seluruh peserta pelatihan Educational Resiliency mengalami peningkatan
derajat Educational Resiliency. Hal ini menandakan bahwa modul pelatihan Educational Resilency ini dapat digunakan untuk meningkatkan derajat
Educational Resiliency. 6.
Terjadi peningkatan derajat aspek-aspek Educational Resiliency yang berbeda- beda pada masing-masing peserta pelatihan. Namun yang menonjol adalah
sebagian besar peserta mengalami peningkatan derajat aspek untuk aspek Social Competence.
5.2. Saran Penelitian