Upaya meningkatkan hasil belajar PKn melalui penggunaan Teams Games Tournament di kelas IV MI AL - Islamiyah kecamatan Beji Kota Depok

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DI KELAS IV MI

AL - ISLAMIYAH KECAMATAN BEJI KOTA DEPOK Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh : Anshori

NIM : 1811018300060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MI(PGMI ) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Anshori Nim 1811018300060 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Model Teams Games Tournament di Kelas 4 MI Al-Islamiyah Kecamatan Beji Kota Depok Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Hasil belajar

Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn masih rendahdikarenakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan lebih menekankan pada membuat catatan dari buku paket, keaktifan siswa untuk bertanya dan dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan KBM masih belum optimal sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar PKn dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PKn dalam materi lembaga negara pada siswa kelas 4 MI Al-Islamiyah Kecamatan Beji Kota Depok, dengan menggunakan metode Teams Games Tournament.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama dua siklus tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas 4 MI Al-Islamiyah Sedangkan untuk tekhnik pengumpulan data penulis melakukan tes, wawancara dan observasi. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi lembaga negara. Dimana pada saat pretes nilai rata-rata kelas hanya 51,33 atau 33,33% setelah diberikan tindakan pada siklus I dengan pendekatan TGT pada pelaksanaan postes nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,33 atau 59,40%, kemudian pada tindakan siklus II nilai rata-rata meningkat signifikan menjadi 82,50 atau ketuntasan belajar mencapai 93,33%. Dengan demikian maka dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 MI Al-Islamiyah Kecamatan Beji Kota Depok.


(6)

ABSTRACK

Anshori Nim 1811018300060 The Efforts Improving Learning Result in Civic Through Teams Games Tournament Method in 4th Class of MI Al-Islamiyah Beji, Depok PGMI Major FacultyFaculty of Tarbiyah Knowledge and Teaching University of Islamic State Syarif Hidayaullah Jakarta.

Keywords: learning, The Resulat of Learning

The problem in this researc is the result of student learning in civic that still low becouse that teacher using only speech method and emphasze on making notes from textbooks, The activation of students to ask and answer the questions in class is still not optimal. So that, the students are less of motivation in learning. The purposes in this research is are for increase the learning result of Civic and to improve theactivation of students in Civics learning process that material is state institute in the 4th grade students of MI Al-Islamiyah Beji, Depok, by using Teams Games Tournament Method.

The form of this rearch is class measure that it goes on for two cycle and each cycle consist of four phase that are planning, action, observation and reflection. As the the research subject is the 4th grade students of MI Al-Islamiyah While for technique of data collection the author makes test, interview and observation. From the result of data analysis obtain the increasing resultof student in Civic subject that material is state institute. The average score class only 51.33 or 33.33%, when pre-test,but after they are given measure in 1st cycle by using TGT method on post-test it is increase become 71.33 or 59.40%, then in measure of 2nd cycle the averagescore is increase significantly become 82.50 or 93.33%, In conclusion, the learning by using Teams Games Tournament method be able to increase the result learning in Civics subject 4thgrade students in MI Al-Islamiyah Beji, Depok.


(7)

i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan salah satu peryaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pendidikan ( S.Pd ) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan baik. Mudah-mudahan ilmu yang penulis peroleh menjadi ilmu yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain serta mendapatkan keberkahan dan dapat mengamalkannya. Amin

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda nabi besar yaitu Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapat syafa’at di hari kemudian nanti.

Penulis sadar betul bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi penulis telah berusaha maksimal untuk mencapai segala kesempurnaan itu. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada penulis dapat menyelesaikan skripsi walaupun banyak sekali hambatan-hambatanya. Tetapi dengan do’a dan semangat yang ada, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari dukungan moril dari berbagai pihak, baik lingkungan keluarga, teman-teman guru, kepala sekolah MI Islamiyah , Universitas, Fakultas dan program studi. Oleh karena itu paling pertama penulis sampaikan dengan sepenuh hati mengucapkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan motivasi baik moril maupun materil dalam mendidik demi kemajuan dan keberhasilan anak-anaknya, penulis tidak dapat membalas kebaikannya dan hanya bisa berdoa semoga kebaikan beliau dibalas oleh dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :


(8)

ii

1. Nurlena Rifa’i,Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah(PGMI), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Didin Syafruddin, MA, Ph.D.,Pembimbing Skripsi yang disela-sela

kesibukannya masih bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah(PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kepala sekolah dan dewan Guru Madrasah Ibtidaiyah MI Al- Islamiyah yang telah membantu dan memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Dual Mode System Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Keluarga yang mendukung hingga selesainya penulisan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang turut membantu demi selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dan bermanfaat sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat menjadi masukan bagi pengelola MI Al-Islamiyah selain bermanfaat bagi pembaca umumnya dan menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis.

Jakarta, 2014 Anshori


(9)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian ………...32

Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen PKn siklus I ………39

Tabel 3.3 Kisi – kisi instrumen PKn siklus II... ………..40

Tabel 3.4 Hasil uji validitas instrumen Siklus I……….43

Tabel 3.5 Hasil uji validitas instrumen siklus II …….…………...43

Tabel 3.6 Hasil uji daya beda siklus I...44

Tabel 3.7 Hasil uji daya beda siklus II...44

Tabel 3.8 Klasifikasi kegiatan guru...46

Tabel 3.9 Kriteria nilai presentase instrumen nontest...46

Tabel 4.1 Data hasil belajar PKn siswa pada siklus I ………...53

Tabel 4.2 Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I ………...54

Tabel 4.3 Data observasi guru pada kegiatan pembelajaran siklus I……….55

Tabel 4.4 Data hasil belajar PKn siswa pada siklus II………..….………...59

Tabel 4.5 Data hasil observasi siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II.…….60

Tabel 4.6 Data observasi guru pada kegiatan pembelajaran siklus II …………...61


(10)

iv DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………....

LEMBAR PERSETUJUAN /PENGESAHAN………...

ABSTRAK………..

KATA PENGANTAR……….... i

DAFTAR TABEL………... iii

DAFTAR ISI………... iv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah………... 1

B. Identifikasi Masalah………..………... 4

C.Pembatasan Masalah………..………... 4

D. Perumusan Masalah………...…………... 5

E. Tujuan Penelitian………...…... 5

F. Kegunaan Penelitian………... ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti………... 7

1. PKn ( Pendidikan Kewarganegaran ) ………... 7

a . Pengertian Kewarganegaraan ………... 7

b . Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan…………... 8

c . Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan ………... 10

2. Pembelajaran PKn di kelas IV SD/MI... 10

a. Lembaga Legislatif... 10

b. Lembaga Eksekutif... 12

c. Lembaga Yudikatif... 13

3. Hasil belajar dan belajar……… ... 14

a . Pengertian hasil belajar…………... 14


(11)

v

c. Mengolah data hasil belajar... 17

d. Menghitung hasil belajar... 18

e . Pengertian Belajar... 19

f . Ciri – ciri Belajar... 21

g. Prinsip – Prinsip Belajar... 22

h . Faktor yang mempengaruhi belajar... 23

2 .Pembelajaran Kooperatif.......... 26

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT …... 27

a . Pengertian TGT(Teams Games Tournament) ... 27

b. Metode TGT (Teams Games Tournament)... 27

c . Langkah-langkah Pembelajaran TGT ………….. 29

B . Hasil Penelitian yang Relevan………... 30

C . Kerangka Berpikir………... 31

D . Hipotesis Tindakan………... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A . Tempat dan Waktu Penelitian………... 32

B . Metode Penelitian dan Hasil Intervensi tindakan ...…... 32

a. Metode Penelitian...………... .... 32

b.Desain Intervensi Tindakan ... 33

C. Subjek /partisipasi yang terlibat dalam Penelitian……... . 36

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……… ... . 36

E. Tahapan Intervensi Tindakan………... 37

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan…………... 38

G. Teknik Pengumpulan Data... 38

H. Data dan Sumber Data……….. 38

I. Instrumen Pengumpulan Data………... 38

a . Uji Valididas... 42

b . Daya beda... 43

J. Teknik Analisa Data dan Interpretasi Data... 45

1 . Teknik analisa data tes ... 45


(12)

vi

3 . Indikator Keberhasilan data ... 47

BAB IV DESKRIPSI,ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data……….. 48

1. Pra Siklus………...…... 48

a . Perencanaan Kegiatan Prasiklus... 48

b . Tindakan ... 49

c . Refleksi ... 49

2. Siklus I………..…………... 49

a . Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I…….. 49

b . Tindakan ... 50

c. Pengamatan... 51

d. Refleksi... 56

e. Keputusan... 56

3. Siklus II………... ... 56

a . Perencanaan ...……….…….... 56

b . Tindakan ...……….. .... 57

c . Pengamatan... 59

d . Refleksi... 62

e . Keputusan... 62

B . Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..……….. 66

B. Saran………... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi pesatnya persaingan pendidikan di era globalisasi, semua pihak perlu menyamakan pemikiran dan sikap untuk mengedepankan peningkatan mutu pendidikan. Pihak-pihak yang ikut meningkatkan mutu pendidikan adalah pemerintah, masyarakat, steakholder, kalangan pendidikan serta semua subsistem bidang pendidikan yang harus berpartisipasi mengejar ketertinggalan maupun meningkatkan prestasi yang telah dicapai saat ini.

Pembinaan dan usaha yang dapat dilakukan dalam perbaikan pendidikan tidak mungkin berhasil tanpa disertai dengan pembinaan dan perbaikan kualitas pengetahuan serta cara kerja para pelaksananya, yaitu guru-guru. Maka setelah lahirnya Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru menjadi profesi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.

Begitu besarnya peran dan tanggung jawab seorang guru, maka selayaknyalah profesi seorang guru dilakukan secara profesional. Pada dasarnya, guru yang profesional adalah yang dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Hal ini dikarenakan guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya. Tetapi guru juga berperan sebagai perencana (designer), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator).1

Selain itu, didalam UU No 14 Tahun 2005 di dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan

1


(14)

2

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.2

Dalam upaya peningkatan pendidikan, maka standar proses Pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun idealnya standar isi dan standar lulusan serta standar-standar lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang baik dan memadai, maka standar tersebut tidak memilki nilai apa-apa. Oleh karena itulah standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Dalam pelaksanaan pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah upaya peningkatan kualitas pendidikan dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimilki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai oleh satu strategi tertentu saja.3

Dengan demikian apabila guru telah melaksakan profesinya sebagai guru secara profesional serta banyak menguasai strategi pembelajaran, maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai secara optimal.

Akan tetapi faktanya dilapangan pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada pelajaran PKn belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru-guru di Sekolah Dasar belum memahami dengan benar, bagaimana pembelajaran PKn dilakukan dalam suasana menyenangkan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran PKn di SD/MI seperti: malas belajar, membosankan, kurang bergairah tidak menarik dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, ini adalah permasalahan mendasar yang harus segera

2

Martinis Yamin, Profesionalisai Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta: Gunung Persada Press, 2011), Cet. 5 h. 194

3

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. 1 h. 4


(15)

3

diatasi. Keluhan ini muncul akibat dari kurangnya guru memberikan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran, strategi pembelajaran yang variatif, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak berhasil baik.

Seperti yang terjadi di kelas IV MI. AL-ISLAMIYAH Kec. Beji Kota Depok tempat penulis menjalankan tugas sehari-hari. Penulis menyaksikan banyak siswa kelas IV yang kesulitan dalam memahami pelajaran PKn dengan bukti masih rendahnya nilai mata pelajaran PKn sehingga tidak tercapainya nilai KKM, dari 30 siswa hanya 8 siswa (26,66%) yang tuntas, artinya memperoleh nilai setara nilai KKM atau di atasnya dan sisanya 22 orang (73,33%) dinyatakan tidak tuntas karena mendapat nilai dibawah KKM.

Berdasarkan pengamatan,fakta dan data di kelas IV MI AL-ISLAMIYAH, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai proses kegiatan belajar dan mengajar untuk mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif yaitu metode pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament, metode pembelajaran TGT memiliki keunggulan diantaranya adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran lebih tinggi, kegiatan pembelajaran lebih aktif (hidup) karena pembelajaran dikemas dalam bentuk permainan sehingga siswa lebih bergairah, melibatkan siswa tanpa harus ada perbedaan status, melatih ketangkasan dan kecepatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor . Oleh karena itu dengan melihat permasalahan diatas penulis mengambil judul penelitian: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penggunaan Teams Games Tournament di Kelas IV MI Al- Islamiyah Kec. Beji Kota Depok


(16)

4 B. Identifikasi Masalah

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masih rendahnya nilai mata pelajaran PKn di kelas IV MI Al-Islamiyah

2. Metode pembelajaran yang diberikan tidak variatif sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak berhasil baik

3. Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar Pada mata pelajaran PKn

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang penulis kemukakan dalam identifikasi masalah, maka penulis membatasi pada masalah sebagai berikut:

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar PKn siswa kelas 4 MI Al-Islamiyah Kecamatan Beji Kota Depok pada ranah kognitif (C1dan C2).

2. Penggunaan Metode TGT yang dimaksud adalah metode atau model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 MI Al-Islamiyah Kota Depok.

3. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelajaran PKn pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan tingkat pusat dengan Standar Kompetensi:

3.1Mengenal sistem Pemerintahan tingkat pusat Kompetensi Dasar:

3.2 Mengenal Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat seperti Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, MA, BPK, MK, KY . Lebih spesifiknya penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut yaitu:


(17)

5

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penggunaan

Teams Games Tournament di Kelas IV MI Al-Islamiayah Kec. Beji Kota Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar PKn, melalui Penggunaan TGT di kelas IV MI Al-Islamiyah Kec. Beji Kota Depok”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan hasil belajar tentang” Mengenal Lembaga-Lembaga Negara Tingkat Pusat seperti Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, MA, BPK, MK, KY,” dengan menggunakan pendekatan dan model pembelajaran Team Geams Tournament (TGT) pada siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Beji, Kota Depok, dari tujuan Umum di atas dapat ditemukan tujuan khusus sebagai berikut:

1) Untuk mendeskripsikan perencanaan penggunaan model belajar dengan pendekatan Team Games Tournament pada siswa kelas IV dalam mata pelajaran PKn, MI Al-Islamiyah Beji Depok.

2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penggunaan pendekatan Teams Games Tournament dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV MI Al-Islamiya Kec. Beji Kota Depok

3) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian pendekatan Teams Games Tournament dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV MI Al-Islamiya Kec. Beji Kota Depok

4) Untuk mendeskripsikan seberapa besar peningkatan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan pendekat Teams Games Tournament


(18)

6

dalam meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV MI Al-Islamiya Kec. Beji Kota Depok.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk: a. MI Al-Islamiyah

Dengan hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat membuat program guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang memotivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar

b. Guru

Bagi guru sebagai motivasi untuk terus memperkaya penguasaan metode pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal


(19)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang diteliti 1. PKn (Pendidikan Kewarganegaraan)

a. Pengertian Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan bukan hal yang baru dalam sejarah pendidikan nasional di indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education memiliki banyak pengertian dan istilah.

Menurut Azyumardi Azra Pendidikan Kewarganegaraan (Civics

Education) adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidkan demokrasi dan HAM sedangkan menurut Zamroni Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak demokratis.1

Jadi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang menanamkan kesadaran siswa dan masyarakat untuk berpikir demokratis dalam berdemokrasi serta memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Dengan demikian mata pelajaran PKn lebih menitikberatkan pada pendidikan yang menanamkan kesadaran siswa dan masyarakatkat berpikir demokratis serta membentuk warga negara yang memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter. Pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang telah ada dalam budaya bangsa indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan

1

Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi,


(20)

8

dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa indonesia adalah negara yang majemuk yang terdiri atas sejumlah besar kelompok-kelompok etnis, budaya, agama dan bahasa,2 Sehingga menanamkan sikap demokrasi, toleransi untuk saling menghargai dan menghormati sesama warga negara sangat penting diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu agar siswa dapat memahami betul arti dari Pendidikan Kewarganegaraan maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberikan tidak hanya didalam kelas tetapi harus juga diluar kelas seperti ekstrakurikuler, diskusi dan organisasi kegiatan siswa. Sehingga bila para siswa telah mengerti arti dari Pendidikan Keawarganegaraan maka untuk membina para pelajar agar menjadi warga negara yang baik untuk hidup rukun, demokratis, toleransi saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada dalam negara indonesia akan tercapai dengan baik.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya dan mampu mengantisipasi perkembangan dan dan perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi yang berlandaskan nilai keagamaan, nilai moral dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai-nilai tersebut berperan sebagai pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar dapat terhindar dari pengaruh buruk baik yang datang dari lingkungan sekitar maupun dari pengaruh luar.

2

Dasim Budimansyah dan Karim Suryadi, PKn dan Masyarakat Multikultural, (Bandung: Program StudiPendidikan Kewarganegaraan, 2008), h. 28


(21)

9

Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai tujuan utama yaitu

menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku yang bersendikan kebudayaan indonesia.3

Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3, yaitu: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”4

Di lihat dari tujuan pendidikan nasional maka melalui Pendidikan kewarganegaraan rakyat indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi masyarakat bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional UUD 1945.

Seperti kita ketahui, pada dasarnya bangsa indonesia sejak zaman dahulu telah mempunyai nilai-nilai yang baik dan luhur serta rasa nasionalis yang tinggi terhadap negara. Akan tetapi seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri masyarakat bangsa indonesia, oleh karena itu perlu adanya pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut agar tetap terus ada dalam diri setiap warga negara. Saat ini tentu kita merasa sangat prihatin mulai lunturnya nilai-nilai luhur dalam diri warga negara indonesia, hampir setiap hari kita membaca dan menyaksikan baik dari media masa maupun elektronik terjdinya pekelahian antar pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi, belum

3

Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 2010), h. 3

4

Ine Kusuma dan Markum Susatim, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, (Bo gor: Ghalia, 2010), Cet. Ke-1 h. 5


(22)

10

lagi para pelajar yang terlibat pegaulan bebas dan narkoba, jika hal ini terus berlangsung tentu kita akan sulit mendapatkan pemimpin generasi penerus bangsa yang cerdas, terampil dan berkarakter serta berakhlak mulia . Dengan mempelajari mata pelajarn Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk kemampuan individu siswa untuk mengembangkan kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai warga masyarakat dan sebagai warga negara yang bukan hanya tahu soal bagaimana hak dan kewajiban seorang warga negara tapi juga mampu menerapkan nilai-nilai luhur dan nilai agama secara baik.

c. Manfaat Pendidikan Kewarganegaraan

Dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat memiliki rasa kewarganegaan yang tinggi, tidak mudah goyah dengan iming-iming

menyenangkan yang sifatnya hanya sementara yang pada akhirnya

menjerumuskan kepada hal yang buruk dan merugikan untuk kehidupan masa depan siswa dan warga negara. Selain itu kita tidak mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari indonesia dan juga menghargai segala budaya dan nilai-nilai budaya yang berlaku di negara kita, untuk memiliki sikap seperti itu tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa belajar.

2. Pembelajaran PKn di kelas 4 SD/MI

Salah satu Kompetensi Dasar mata pelajaran PKn dikelas 4 SD/MI adalah tentang” Mengenal Lembaga-lembaga Pemerintahan di Tingkat Pusat” dengan materi tentang lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif yang dijabarkan mulai dari pengertian sampai fungsi, tugas dan wewenang lembaga-lembaga tersebut dalam menjalankan roda pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

a. Lembaga Legislatif

Lembaga legislatif adalah lembaga yang diduduki oleh perwakilan rakyat yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia melalui pemilihan Umum yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.5

5


(23)

11

Dalam ketatanegaraan Indonesia lembaga legislatif direpresentasikan pada tiga lembaga yakni MPR, DPR, dan DPD6

1) MPR

Dari ketiga lembaga legislatif tersebut posisi MPR merupakan lembaga yang bersifat khas Indonesia. Menurut Asshiddiqie, keberadaan MPR terkandug nilai-nilai historis yang cenderung dilihat secara tidak rasional dalam arti jika kedudukannya sebagai lembaga dihilangkan dapat dinilai menghilangkan satu pilar penting dalam sistem ketatanegaraan kitayang jutru dianggap perlu dilestarikan. Prinsip permusyawaratan tercermin dalam kelembagaan MPR, sedangkan prinsip perwakilan dianggap tercermin dalam DPR.

2) DPR

Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk undang-undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Diantara tugas dan wewenang DPR, antara lain:

a. Membentukundang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

b. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.

c. Menetapkan APBN bersama presiden dengan memerhatikan pertimbangan DPD.

d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah.

e. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

6


(24)

12

Dalam menjalankan fungsinya, anggota DPR memilikinhak interpelasi (yakni hak meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang berdampak kepada kehidupan bermasyarakat dan bernegara), hak angket (hal melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan), dan hak meyatakan pendapat.

3) DPD

DPD adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraanRepublik Indonesia yang merupakan wakil-wakil daerahprovinsi dan dipilih melalui pemilihan umum memiliki fungsi:

a) Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberiakan pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu b) Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu

b. Lembaga Eksekutif

Kekuasaan Eksekutif dalam negara demokratis terdiri atas kepala negara, (Presiden), kabinet atau para menteri sebagai kepala negara, dimaknai sebagai kekuasaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kemauan negara dan pelaksanaan Undang-Undang.7

Tugas utama kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang, antara lain: a) Diplomatik, yakni melakukan hubungan dengan negara-negara

lain

b) Administratif, yakni melaksanakan undang-undang serta peraturan-peraturan lain dan menyelenggarakan administrasi negara

7

Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Demokrasi,


(25)

13

c) Militer, yakni mengatur angkatan bersenjata,

menyelenggarakan perang, serta keamanan dan pertahanan negara.

d) Yudikatif, yakni memberi grasi, amnesti, dan abolisi, dan sebagainya

e) Legislatif, yakni membuat rancangan undang-undang yang diajukan ke lembaga legislatif, dan membuat peraturan-peraturan.

Sebagai warga negara presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan presiden dibantu para menteri dalam kabinet memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan wewenang, kewajiban, dan hak presiden, antara lain:

a) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

b) Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, danAU c) Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR

d) Menetapkan peraturan pemerintah

e) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri f) Memberi grasi, rehabilitasi, amnesti dan abolisi c. Lembaga Yudikatif

Setelah amandemen UUD 1945 terjadi perubahan kekuasaan kehakiman yang dilaksanakan oleh:

a) Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer dan peradilan tata usaha negara

b) Mahkamah Konstitusi yang terdiri atas MA, MK,dan KY8 1) MA

Menurut UUD 1945 kewajiban dan wewenang MA antara lain:

8


(26)

14

a) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang

b) Mengajukan tiga orang hakim konstitusi

c) Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi

2) MK

Kewajiban dan wewenang MK menurut UUD 1945 antar lain:

a) Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusan bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UU 1945, memutus pembubaran Parpol, memutus perselisihan hasil pemilu

b) Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaranoleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD 1945

3) KY

Dalam menjalankan tugasnya Komisi Yudisial melakukan pengawasan terhadap:

a) Hakim agung di Mahkamah Agung

b) Hakim pada badan peradilan di semua lingkungan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung seperti Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan badan peradilan lainnya.

c) Hakim Mahkamah Konstitusi9

3. Hasil Belajar dan Belajar a. Pengertian hasil belajar

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.10

9 Ibid.


(27)

15

Sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.11 Hasil belajar juga merupakan hasil dari siswa interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar juga sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie, kemudian dalam bahasa indonesia disebut prestasi diartikan sebagai hasil usaha.12

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil pengolahan nilai yang diperoleh seorang siswa selama dalam proses pembelajaran dan berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa adalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif PKn, yang mencakup pengetahuan (C1) yaitu mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari, pemahaman (C2) yaitu mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang di pelajari, dan penerapan (C3) yaitu mencakup kemampuan menerapkan metode untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes dalam bentuk lisan dan tertulis. Bentuk lisan disajikan melalui

10

Agus Suprijono, Teori dan Aplikasi Paikem, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Cet. Ke-VII, h. 5

11

Nana Sujana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Remaja Rosda Karya 2009), Cet. Ke-XIV, h. 22

12

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), Cet. Ke-IV h. 12


(28)

16

tanya jawab langsung, sedangkan bentuk tulisan disajikan dengan menggunakan lembar soal dan lembar jawaban.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor internal terbagi menjadi dua yaitu faktor Fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu siswa, kondisi fisik yang bugar dan sehat akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Sedangkan faktor fsikologis adalah yang berkaitan dengan kecerdasan siswa, minat, bakat, motivasi dan sikap. Kecerdasan merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa,semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa, maka semakin besar peluang siswa tersebut meraih keberhasilan dalam belajar.13

b. Faktor Eksternal

Dalam hal ini Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan nonsosial.14

13

Baharudidin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran ,(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2008), Cet. III h.19

14

Baharudidin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran ,(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2008), Cet. III h.19


(29)

17 1. Lingkungan sosial

Terdiri dari lingkungan sekolah, seperti guru, teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Lingkungan sosial masyarakat yang kumu dan buruk juga dapat memengaruhi belajar siswa. Lingkungan sosial keluarga, ketegangan keluarga,sifat orang tua, dan keharmonisan keluarga dapatmemberidampak terhadap aktivitas belajar siswa.

2. Lingkungan nonsosial

Yaitu lingkungan alam yang sejuk dan segar dan nyaman dapat mememngaruhi proses belajar siswa. Sarana sekolah yang memadai baik gedung yang refresentaif, alat-alat belajar maupun fasilitas belajar seperti lapangan olah raga. Materi pelajaran dan metode pembalajaran disesuaikan dengan usia siswa.

c. Mengolah data hasil belajar

Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna terhadap yang sudah dikumpulkan. Jika datanya tentang hasil belajar berarti pengolahan data tersebut akan memberiakn nilai kepada peserta didik berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya. Sehingga semua data yang diperoleh dapat memberikan makna tersendiri kepada peserta didik itu untuk memberikan keputusan apakah dia termasuk cerdas, sedang atau kurang.

Pada umumnya pengolahan data hasil belajar menggunakan bantuan statistik dengan analisis data secara kuantitatif jika data-data tersebut berbentuk angka-angka atau data analisis kualitatif jika data berbentuk kata-kata.15

Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes ada 4 lanngkah pokok yang harus ditempuh:

1. Menskor yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik, untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi.

15

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2009), Cet Ke-1 h.221


(30)

18

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan aturan tertentu.16

3. Mengkonversikan skor standar kedalaman nilai berupa huruf atau angka

4. Melakukan analisis soal untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas serta tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

d. Menghitung Hasil Belajar

Setelah menentukan analisis soal dan pembobotan pada tiap butir soal, selanjutnya melaksanakan kegiatan tes, selanjutnya lembar jawaban siswa kemudian diperiksa kebenaran, kesalahan dan kelengkapannya, selanjutnya menghitung skor mentah untuk setiap peserta didik berdasarkan rumus-rumus tertentu yang sesuai dengan bobot setiap butir soal. Adapun rumus-rumus menghitung hasil belajar tersebut dalam bentuk tes adalah sebagai berikut:

1. Rumus tes uraian: Skor =

s   Keterangan:

X = jumlah skor s = jumlah soal

Dalam kegiatan hasil belajar, guru dapat menggunakan kriteria yang bersumber pada tujuan setiap mata pelajaran yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang masih bersifat umum kemudian dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur dan diamati.17

2. Rumus bentuk soal benar – salah Rumus : S = S

Keterangan:

S = Skor yang dicari

17 Ibid.


(31)

19 B = jumlah jawaban yang benar

S

 = jumlah jawaban yang salah

3. Rumus bentuk pilihan-ganda (multiple choice) Rumus : S =B

1   n

S

Keterangan :

S = Skor yang dicari18 B

 = jumlah jawaban yang benar S= jumlah jawaban yang salah

n = jumlah alternatif jawaban yang di sediakan 1 = bilangan tetap

4. Konversi skor

Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik kedalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada setiap mata pelajaran. Secara tradisional guru menggunakan rumus sebagaiberikut:

Rumus : S = N B

x 100 (skala 0-100)

Keterangan:

B = jumlah jawaban benar N = jumlah soal19

e. Pengertian Belajar

Berbicara tentang belajar adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak pernah berakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir zaman nanti. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu

18

Ibid

19


(32)

20

kemampuan untuk belajar secara terus menerus akan memberiakan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya.

Dalam kamus bahasa indonesia belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu, menurut Hilgrad dan Bower belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai atau menemukan. 20 Definisi ini menyatakan dengan kata lain usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Mukhlas Sumani menyatakan belajar adalah suatau aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku dan mengokohkan kepribadian.21 Morgan dan kawan-kawan menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi dari hasil latihan atau pengalaman.22

Pernyataan Morgan ini senada dengan yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dapat meyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya proses disebabkan adanya internal yang terjadi di dalam diri seseorang.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan adanya kesamaan-kesamaan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli psikologi maupun ahli pendidikan. Bedanya ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi sesorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Belajar dalam idealisme berarti

20

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-ruzz, 2008), Cet. Ke-III h.13

21

Mukhlas Sumani, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2012), Cet. Ke-III h. 9

22

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-ruzz, 2008), Cet. Ke-III h. 14


(33)

21

psiko-fisik-sosio menuju keperkembangan pribadi seutuhnya.23 Saat ini belajar yang dipahami oleh sebagian masyarakat tidaklah demikian, belajar dianggapnya properti sekolah, kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Sebenarnya anggapan ini tidak sepenuhnya salah karena ada juga ahli pendidikan yang menyatakan bahwa belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendaapatkan ilmu pengetahuan dalam prakteknya banyak dianut.

Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan dan menerimanya, proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik dianggap sudah belajar apabila mereka sudah hafal dengan hal-hal yang dipelajarinya, sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Saat ini telah berkembang pembelajaran aktif dimana guru bukan lagi sebagai orang yang paling pandai dalam dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa tetapi bagaimana guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan, bakat, dan minat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

f. Ciri-Ciri Belajar

Hakekat belajar adalah sebuah perubahan tingkah laku yang terjadi pada pembelajar. Oleh karena itu belajar memiliki ciri-ciri belajar diantaranya adalah:

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku b. Perubahan perilaku bersifat permanen

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung

23

Agus Suprijono,Teori dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Cet. Ke-VII h. 3


(34)

22

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman24 Dari ciri-ciri belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku,dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Kemudian bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah laku merpakan hasil latihan dan pengalaman dari siswa itu sendiri yang didapat didalam dan luar pembelajaran.

Sesuai dengan aliran humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingakah laku mereka, siapa saja bebas memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak terikat pada lingkungan serta bebas mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

g. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik. Perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan bealajar, perhatian terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Soekamto dan Winataputra prinsip belajar diantaranya adalah apapun yang dipelajari siswa dialah yang harus belajar, setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung selama proses belajar, motivasi siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.25

Dengan demikian prinsip belajar adalah siswa harus belajar dengan dirinya sendiri berdasarkan tingkat kemampuannya dan diberikan penguatan selama proses pembelajaran serta diberi tanggung jawab dan kepercayaan terhadap diri siswa.

24

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-ruzz, 2008), Cet. Ke-III h. 15

25

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,2008), Cet. Ke-3 h. 16


(35)

23

h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran, diantaranya adalah faktor guru, faktor siswa, sarana alat dan media serta faktor lingkungan.

1. Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam menerapkan suatau strategi pembelajaran. Bila tidak ada guru, bagaimanapun bagus dan hebatnya suatu strategi pembelajaran maka strategi itu tidak akan dapat di laksanakan. Keberhasilan suatu strategi pembelajaran tergantung pada kemampuan atau kelihaian guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik dalam pembelajaran. Setiap guru mempunyai pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan gaya yang berbeda dalam mengajar, guru yang hanya menganggap bahwa mengajar adalah sekedar menyampaikan materi pembelajaran maka akan berbeda dengan guru yang menganggap mengajar adalah suatu proses memberikan bantuan kepada peserta didik. Oleh karena itu dapat mempengaruhi pembelajaran.26

Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai contoh bagi siswanya tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran, oleh karena itu keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas seorang guru. Norman Kirby (1981) menyatakan:” One underlying should be noticeable: that the quality of the teacher is the essential, constant feature in the success of any educational system.” 27 Dengan demikian keberhasilan pembelajaran sangat besar pengaruhnya ditentukan oleh guru.

2. Faktor Siswa

Setiap siswa mempunyai tahap perkembangan yang berbeda atau tidak sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya, oleh karenanya proses pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan siswa.

26

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. 1 h. 52

27

Wina Sanjaya, Strtegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet.1 h. 54


(36)

24

Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang meliputi aspek latar belakang siswa yang menurut Dunkin disebut pupil formative experiences serta faktor sifat yang dimiliki si siswa (pupil properties)28

Aspek latar belakang meliputi tempat tinggal siswa, kemampuan sosial ekonomi siswa, dari keluarga bagaimana siswa berasal sedangkan dari aspek sifat yang dimiliki siswa adalah kemampuan dasar, pengetahuan dan sikap29. Sebagaimana kita ketahui setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dan dapat dikelompokan menjadi siswa yang berkemapuan tinggi , sedang dan rendah. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi biasanya mempunyai motivasi belajar yang tinggi pula dalam belajar, mempunyai perhatian dan keseriusan yang baik dalam mengikuti pembelajaran, sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan rendah tidak mempunyai atau kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran, kurang serius dalam belajar dan malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan adanya perbedaan- perbedaan seperti tersebut tentu diperlukan perlakuan yang berbeda pula oleh guru bagaimana mengelompokkan mereka sesuai dengan gaya kemampuan belajarnya. Dengan perbedaan tersebut maka akan memengaruhi proses pembelajaran, sebab bagaimanapun faktor guru dan siswa sangat menentukan interaksi pembelajaran.

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana adalah adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran,30 yang termasuk sarana pembelajaran misalnya adalah alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain-lain.Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung mendukung keberhasilan proses pembelajaran, seperti kamar kecil, ruang kelas dan lain-lain.31

28

Ibid

29

Ibid

30

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Cet. 1 h. 55

31


(37)

25

Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana dan prasarana sangat membantu guru dalam proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen yang sangat penting dalam memengaruhi proses pembelajaran.

Sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap akan dapat menumbuhkan gairah dan motivasi mengajar bagi guru. Dengan demikian sarana dan prasarana yang lengkap memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi mengajarnya, sehingga apabila sarana dan prasarana lengkap juga dapat meningkatkan gairah guru untuk mengajar. Demikian juga bagi siswa kelengkapan sarana yang dimiliki oleh sekolah dapat memberikan berbagai pilihan bagi siswa untuk belajar.

4. Faktor Lingkungan

Bila dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosiol-psikologis.32

Organisasi kelas meliputi jumlah siswa dalam kelas, jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas sangat memengaruhi proses pembelajaran. Jumlah siswa yang terlalu banyak bila di buat diskusi kelompok maka akan banyak siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan, bukan hanya itu pengelolaan kelas oleh gurupun menjadi sulit karena terlalu banyak siswa yang harus dilayani sementara waktu yang tersedia terbatas. Dengan demikian jumlah siswa yang terlalu banyak kurang menguntungkan dalam menciptakan iklim belajar yang baik.

Kemudian selain faktor organisasi kelas yang memengaruhi belajar juga ada faktor sosial-psikologis baik dari lingkungan dalam sekolah maupun lingkungan dari luar sekolah. Apabila lingkungan dalam sekolah harmonis seperti antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah maka ini menjadiakan iklim belajar menjadi sejuk dan nyaman sehingga berdampak pada mativasi belajar siswa. Sedangkan lingkungan dari luarsekolah adalah bagaimana sekolah menjaga hubungan baik dengan pihak luar baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun dengan

32


(38)

26

lembaga-lembaga yang ada dilingkuangan luar sekolah bila ini bisa berjalan baik maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekolah akan mendapat dukungan dari pihak luar dalam menjalankan program-progaram sekolah.

3. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson dan Johnson (Isjoni dan Ismail 2008: 152) pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil.33

Pembelajaran kooperatif dimaksudkan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain, yaitu dengan membentuk masyarakat belajar atau kelompok-kelompok belajar, selama proses belajar berlangsung ada diskusi, saling bertukar ide, yang pandai mengajari yang lemah, individu atau kelompok yang belum tahu menjadi tahu. Dengan adanya diskusi setiap siswa mau belajar dengan siswa yang lain, setiap siswa dapat menjadi sumber belajar.

Saat ini telah dikembangkan pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan, pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan siswa dan mengembangkan kreativitas siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana menyenangkan sehingga siswa aktif dalam berdiskusi, bertanya baik kepada teman kelompok maupun kepada guru, dan berani mengemukakan pendapat atau gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya bukan hanya proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru tentang pengetahuan.

33

Muhamad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011), Cet. Ke-1 h. 285


(39)

27

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

a. Pengertian TGT ( Teams GamesTournament)

TGT (teams games tournament) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah dikembangakan oleh Robert S. Slavin pada tahun 1994.34

Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.35

b. Metode TGT (Teames Games Tournament)

Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokan 4-6 orang perkelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama,suku sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota lain untuk memperoleh skor tingi bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap murid anggota kelompok akan mengambil sebuah kartu yang telah diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang ada pada kartu tersebut sehingga memberikan sumbangan angka bagi kelompoknya.

Terdapat tiga prinsip dalam pembelajaran kooperatif TGT yaitu: 1) Interaksi simultan

Interaksi simultan diantara para siswa terjadi pada metode TGT. Pada saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan.

34

Zulfiani, Tonih Feronika dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. Ke-1 h. 144

35

Melvin L. Silbermen, Actif Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, ( Bandung: Nusamedia, 2011) Cet. Ke-4, h.47


(40)

28 2) Ketergantungan positif

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain, maka terbentuklah ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik.

3) Pertanggungjawaban individu

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaiannya tetap individual. Sikap siswa yang dapat dibangun antara lail; siswa termotivasi, terdukung terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat mengendalikan rasa kecewa,sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, suka memberi dan terbuka.

Menurut Slavin ada lima komponen utama dalam metode TGT yaitu: 1) Pembelajaran awal

Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengajaran biasa atau pengajaran klasikal olehguru, hanya pelajaran difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, kecakapan bekerjasama dengan kelompok dan kecakapan dalam memecahkan masalah.

2) Kelompok Belajar

Kelompok belajar disusun dengan beranggotakan 4-5 orangyang mewakili percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras/etnis.36 Pada kegiatan kelompok belajar, seluruh siswa mempelajari materi pelajaran dari

36


(41)

29

berbagai sumber belajar, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh guru.Setelah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perwakilan siswa mempresentasikan hasil belajarnya. Tujuan kelompok belajar pada kegiatan ini yaitu memperoleh kecakapan mengolah informasi, mengambil keputusan dengan cerdas, dan kecakapan bekerjasama.

3) Permainan (games)

Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan dalam games disusundan dirancang dari materi-materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan pada kuis adalah bentuk sederhana.Setiap siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor kartu tersebut.

4) Turnamen (Tournament)

Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar kerjanya.

5) Penghargaan Tim (Team Recognition)

Setelah semua skor dihitung, guru segera memberi penghargaan kepada tim.37

c. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

1. Membuat kelompok murid secara heterogen 4-5 orang kemudian diberi penjelasan tentang materi pokok dan mekanisme kegiatan

2. Menyiapkan meja secukupnya dan ditempati oleh masing-masing kelompok.

3. Kemudian setiap murid mengambil kartu soal yang telah disediakan pada setiap meja dan mengerjakannya dalam waktu tertentu (4

37 Ibid


(42)

30

menit).Murid bisa mengerjakan lebihdari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok.

4. Setelah selesai skor dihitung untuk setiap kelompok dan skor individual, kemudian diberikan penghargaan terhadap kelompok dan individual yang mendapat skor paling tinggi.

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan judul penelitian datas, maka penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang sama yang relevan untuk mendukung, menguatakan dan membandingkan penelitian tersebut antara lain :

Erma Andhika Sari dalam jurnalnya Penerapan model TGT sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas x-b SMA Ma’arif pasuruan38, Husnul Hotimah Efek penerapan model pembelajaran kooperatif TGT terhadap motivasi belajar siswa dan hasil belajar fisika pada konsep listrik statis di sekolah menengah pertama, Callisa Ari Pranata penerapan model pembelajaran kooperatif TGT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA di SMPN 1 Sleman39, Siti Kamsiyati penerapan model pembelajaran kooperatif TGT untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan kelas 5 SD Negeri Kleco, Surakarta,Erny Yunika Putri Penerapan model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Tlompakan III.40

Dari beberapa judul penelitian yang relevan tersebut yang penulis dapatkan semuanya menyatakan bahwa model pembelajaran TGT (teams games tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

38

http://journal.umm.Erma Andhika Sari.ac.id./2012

39

http://eprint.Uny.CalisaAri Pranata.ac.id/2012 40


(43)

31

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil temuan lapangan memperkuat penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh ke 4 orang tersebut diatas bahwa dengan penerapan model TGT hasil belajar siswa meningkat.

C. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti tentang peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Beji Depok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament), hal ini dilakukan karena rata-rata hasil belajar PKn masih rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.

Hasil belajar siswa yang rendah selain karena penguasan materi yang kurang oleh siswa juga karena guru kurang menguasai metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Jadi dengan demikian penulis ingin melakukan perbaikan atau penngayaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengubah metode pembelajaran yang akan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan untuk memperbaiki hasil belajar ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT (teams games tournament) sehingga diharapkan dengan model pembelajaran yang akan melibatkan siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat mencapai KKM yang telah ditentukan.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih lemah, sehingga harus di uji secara empiris. Berdasarkan tema penelitian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: “Melalui penerapan model

pembelajaran TGT (teams games tournament) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Al-Islamiyah Beji Kota Depok


(44)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini berlangsung ditempat penulis bertugas yaitu di MI Al-Islamiyah Beji Depok,bulan Mei 2014, di kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014

Dibawah ini, penulis tampilkan jadwal penelitiansebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Tanggal Waktu Siklus

07 Mei dan 14 Mei 2014 4 X 35 menit I

21 Mei dan 28 Mei 2014 4 X 35 menit II

a. Metode penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Metode ini biasanya digunakan oleh guru untuk memperbaiki hasil belajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.

Rido dkk, menyatakan Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran.1

Jadi dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan didalam kelas oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

1


(45)

33 b. Desain Intervensi Tindakan

Desain Intervensi Penelitian Tindakan Kelas yang di gunakan adalah model spiral yang terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi,2 Untaian dari keempat tahapan tersebut merupakan rangkaian suatu siklus, yang dalam pelaksanaannnya jumlah siklus tersebut disesuaikan dengan tingkat ketercapaian penyelesaian masalah yang di teliti. Di bawah ini gambar desain intervensi tindakan pada penelitian kelas ini:

Gambar 3.1 Desain Intervensi Penelitian Tindakan

Berdasarkan tampilan model gambar di atas, tahapan dalam setiap siklus penelitian ini ada 4 yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan dan menyusun rancangan tindakan, meliputi:

2

Suharsimi Ari kunto Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 160 Perencanaan

? Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan SIKLUS II SIKLUS I


(46)

34

1. Meminta izin pelaksanaan penelitian kepada pejabat berwenang, dalam hal ini adalah “Kepala MI Al-Islamiyah Beji Depok.

2. Menentukan Mata Pelajaran, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta materi ajar yang akan diteliti yakni mata pelajaran

PKn pada materi ajar “Mengenal Lembaga-Lembaga

Pemerintahan di tingkat Pusat”

3. Menentukan model pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses kegiatan belajar-mengajar, yakni Model pendekatan Team Games Together (TGT).

4. Menentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian. Penulis memilih objek penelitian yaitu peserta didik kelas IV MI Al-Islamiyah Beji, Kota Depok, serta meminta seorang guru rekan penulis untuk menjadi mitra dan pengamat selama proses penelitian berlangsung sampai akhir pelaksanaan, kemudian memohon kepada Kepala sekolah untuk menjadi penasehat.

5. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, yakni di gedung MI Al-Islamiyah ruang kelas IV sebagai tempat penelitian dengan waktu pelaksanaan pada saat jadwal mata pelajaran PKn untuk bulan April dan Mei 2014.

6. Menyusun rancangan pelaksanaan penelitian, antara lain membuat desain RPP, menyusun insrtumen penelitian, menyiapkan alat, bahan, dan media , menyusun LKS sebagai lembar evaluasi yang diperlukan dalam pelakasanaan penelitian, serta hal-hal lain yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini.

b. Tahap Pelaksanaan /Tindakan (acting)

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan dari isi rancangan penelitian, dalam tahap ini penulis melakukan hal-hal berikut:

1. Melaksanakan Siklus I Penelitian Tindakan Kelas pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan tempat, jadwal, kelas, serta materi yang telah ditetapkan di dalam perencanaan, dengan menggunakan


(47)

35

pendekatan kooperatif learning model TGT dengan langkah-langkah yang tertera di dalam RPP yang telah dirancang sebelumnya. (RPP terlampir).

2. Menganalisa hasil pelaksanaan siklus I dari sisi kekurangan dan kelebihan yang di dapat setelah pelaksanaan tindakan, sebagai perbandingan dengan pelaksanaan sebelum tindakan dan untuk menemukan solusi perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus II, guna memperoleh peningkatan pada hasil belajar siswa.

3. Melaksanakan Siklus II Penelitian Tindakan Kelas pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan tempat, jadwal, kelas, serta materi yang telah ditetapkan di dalam perencanaan, dengan menggunakan pendekatan kooperatif learning model TGT dengan langkah-langkah yang tertera di dalam RPP yang telah dirancang sebelumnya, dengan solusi perbaikan yang telah ditemukan setelah tindakan pada siklus I. 4. Menganalisa hasil pelaksanaan siklus II dari sisi kekurangan dan kelebihan

yang di dapat setelah pelaksanaan tindakan, sebagai perbandingan dengan pelaksanaan tindakan I, untuk menntukan apakah perlu atau tidak dilanjutkan pada siklus-siklus berikutnya, bila hasil pada pelaksanaan siklus II sudah mencapai target yang telah ditentukan dan menunjukkan hasil yang maksimal maka, Penelitian Tindakan Kelas ini cukup dilaksanakan dalam dua siklus.

c. Pengamatan (observing)

Tahap selanjutnya peneliti melakukan:

1. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam proses KBM.

2. Melakukan kolaborasi dengan observer untuk mengisi lembar observasi. 3. Menganalisa hasil tindakan yang sudah dilakukan pada pelaksanaan

tindakan dalam sklus I dan siklus II.

4. Melakukan refleksi terhadap hasil analisa yang sudah didapat bersama observer.


(48)

36 d.Refleksi (reflecting)

Pada tahap ini, akan dijelaskan apa yang sudah dilakukan. Semua informasi atau hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi kemudian di teliti dan di evaluasi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan yang ada pada setiap siklus, kemudian hasil analisis dapat dijadikan acuan untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya

C. Subjek/ partisipan yang terlibat dalam Penelitian

1. Subjek

Subjek dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelasIV dengan jumlah siswa 30 orang, siswa laki-laki berjumlah 22 orang dan siswa perempuan 8 orang

2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah semua komponen MI Al-Islamiyah yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung untuk kelancaran pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peneliti adalah guru kelas IV di MI Al Islamiyah Beji, Depok dan sekaligus berperan sebagai pelaku penelitian


(49)

37 E. Tahap Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan meliputi hal-hal sebagai berikut:

Gambar 3.2 Tahapan Intervensi tindakan Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan Proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan, dan melaksanakan observasi terhadap jalannya pembelajaran

SIKLUS II

Monitoring dan evaluasi tindakan

Melaksanakan pretest, mencatat data selama proses pembelajaran, penilaian LKs, dan pelaksanaan postest

Refleksi Mengolah data untuk menyusun pelaporan

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Penelitian

Pendahuluan

mengobservasi hal-hal yang akan diteliti menyiapkan alat, bahan, media, serta sarana dan prasaran yang diperlukan., serta menentukan kelas dan mata pelajaran yang akan di teliti, yaitu PKn.

SIKLUS I

Perencanaan tindakan

a) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari scenario proses pembelajaran, menyusun LKS, Media dan pendekatan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran b) Menyusun pedoman observasi hasil belajar dan instrument soal tertulis

Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan Proses pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan, dan melaksanakan observasi terhadap jalannya pembelajaran

Monitoring dan Evaluasi

Melaksanakan pretest, mencatat dataselama proses pembelajaran, melaksanakan posttest dan penilaian LKS

Refleksi

Mengolah data, umpan balik, tindak lanjut, serta refleksi untuk kegiatan siklus 2

Perencanaan tindakan

c) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari scenario proses pembelajaran, menyusun LKS, Media dan pendekatan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran d) Menyusun pedoman observasi hasil belajar dan instrument soal tertulis


(50)

38

F. Hasil Intervensi tindakan yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan kondusif, dalam peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI, melalui penerapan pendekatan TGT (Teams Games Tournament), dalam pembelajaran Mengenal Struktur Pemerintahan Tingkat Pusat.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk tes dan non tes. Bentuk tes berupa pretest dan postes yang menggunakan soal tes pilihan ganda, bentuk non tes berupa pedoman observasi yang dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa ketika proses pembelajaran.

H. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn, seluruh siswa kelas IV MI Al- Islamiyah Beji Depok selama kegiatan pembelajaran yang di mulai sejak kegiatan pra siklus, kegiatan siklus 1 hingga kegiatan siklus 2

2.Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV MI Al-Islamiyah, guru/ teman sejawat, kepala sekolah, dan peneliti sendiri.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan: 1. Tes hasil belajar


(51)

39

Lembarkerja individu berupa butir soal test, yang digunakan pada setiap awal dan akhir pembelajaran setiap siklus dengan bobot soal persiklus setara tingkat kesukarannya.kisi-kisi instrument yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 3.2 Tabel kisi-kisi Instrumen PKn siklus I

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Aspek

Kognitif dan nomor Soal ∑ soal sikl us C1 C2 C3

3.1Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan

tingkat pusat seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dll.

Menyebutkan nama-nama lembaga Negara tingkat pusat

1, 3

5 7,

10

10 1

Menjelaskan

kedudukan perbedaan susunan lembaga negara sebelum dan sesudah adanya

amandemen UUD 1945 2,

8 6,1

2

14 5

Menjelaskan pengertian legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam susunan lembaga Negara RI 4, 13 17, 21 9, 11 6 Mengidentifikasi

lembaga-lembaga yang

duduk di dalam

lembaga legislative

15 16

18 19, 27

5

Mengidentifikasi

lembaga-lembaga yang

duduk di dalam

lembaga Eksekutif

19 24, 29 20 8 5 Mengidentifikasi

lembaga-lembaga yang


(52)

40

Tabel: 3.3 Kisi-kisi instrumen PKn siklus II

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Aspek

Kognitif dan nomor Soal ∑ soal siklu s .

C1 C2 C

3 3.2Menyebutkan

organisasi pemerintahan

tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri.

- Menjelaskan tugas dan tanggung jawab pemerintahan tingkat pusat 1, 3, 29 5, 22 7, 2 0

30 1I

Menyebutkan hak dan kewajiban presiden selaku kepala Negara 2, 8 30 6,1 2 1 4, 2 8 - Menjelaskan fungsi

dan wewenang presiden dalam pemerintahan 4, 13 17, 21 9, 1 1, 2 3, 2 4

- Menyebutkan hak

dan kewajiban DPR dalam kaitannya dengan pemerintah 15. 27 16 18 1 9, 2 5, 2

duduk di dalam

lembaga yudikatif

28 30


(53)

41

7

- Menjelaskan

hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat

14. 26

15 1

7, 1 0

2. Pedoman Observasi

Observasi, merupakan pencatatan dan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dilakukan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional, mengenai berbagai fenomena, dalam situasi sebenarnya maupun buatan untuk mencaai tujuan tertentu. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi di sebut pepdoman observasi 3

a. Kalibrasi Instrumen

Terdapat dua instrument dalam penelitian ini, yaitu berupa tes hasil belajar dan instrument non tes, berupa pedoman observasi, sebelum instrument tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument untuk mengetahui apakah instrument tersebut memenuhi persyaratan kelayakan instrument.

1. Instrumen Tes

Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif, dalam bentuk pilihan ganda.Berikut adalah pengujian yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan instrumen penelitian, yakni dengan melakukan uji Validitas butir instrumen.

3


(1)

LEMBAR TUGAS KELOMPOK SIKLUS II Ayo cari dan pasangkan kartu di bawah ini dengan tepat!

Kepada siapakah presiden mempertanggung jawabkan pemerintahan yang telah dilaksanakan?

Lima tahun

BPK

Wakil presiden Sekretaris Negara juru bicara presiden MPR, dalam sidang Paripurna UUD 1945

Lembaga mana yang berhak memeriksa pengelolaan uang negara?

Lembaga Eksekutif

Lembaga Legislatif

Mengangkat duta besar dan Konsul Lembaga apakah yang

biasa disebut pemerintah dan yang menjalankan Berapa tahun sekali

diadakan Pemilihan Umum?

Lembaga apakah yang berhak membuat Undang-Undang?

Sebutkan contoh kewenagan presiden sebagai kepala negara

Selain para menteri siapakah yang membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan?


(2)

PETA KONSEP MATERI PEMBELAJARAN

3.2Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri.

PRESIDEN Kepala Negara Kepala

Pemerintahan

Pemerintah Pemerintahan RAPBN Pertanggung jawaban

Duta Besar/ konsul Kabinet/menteri

/kementrian Diangkat dan diberhentikan oleh presiden Wakil

Presiden

Tugas, Kewajiban, hak, fungsi wewenang, tanggung jawab


(3)

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI SISWA Sekolah : MI Al-Islamiyah

Mata Pelajaran : PKn Kelas/Semester : IV/II Pertemuan ke : I Siklus ke : II Observer : Ooy

No Aspek yang dinilai Skor

1 2 3 4 5

11. Merespon Informasi dan instruksi dari guru

12. Memperoleh pengetahuan baru

13. Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

14. Bekerjasama dalam kelompok

15. Bersedia menjadi wakil kelompok

16. Mengeluarkan ide atau pendapat

17. Menerima / menghargai pendapat

18. Mengerjakan tugas/ evaluasi

19. Melakukan refleksi

20. Membuat Kesimpulan

Kategori skor rata-rata Sangat Baik

Keterangan:

1. Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup/sedang 4. Baik

5. Sangat baik

Depok, 30 April 2014 Observer

(Ooy)


(4)

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI GURU Sekolah : MI Al-Islamiyah

Mata Pelajaran : PKn Kelas/Semester : IV/II Pertemuan ke : I Siklus ke : II Observer : Ooy

No Aspek Yang dinilai NILAI

1 2 3 4 5 I Kegiatan Pendahuluan

6. Menyiapkan perangkat pembelajaran: RPP, alat, media, dan bahan, dll sesuai dengan kebutuhan

7. Mengkondisikan kelas siap menerima

pelajaran

8. Mengabsen Kehadiran Siswa

9. Melakukan appersepsi dan motivasi

10.Menyampaikan indiator dan tujuan pembelajaran

II Kegiatan Inti

12.Menguasai materi pembelajaran

13.Mengembangkan pengetahuan baru

14.Membangun aktifitas siswa bertanya jawab 15.Membimbing kerjasama kegiatan kelompok 16.Memotivasi siswa berani mewakili

kelompok

17.Memotivasi siswa mengeluarkan

ide/pendapat

18.Memfasilitasi siswa menghargai pendapat

teman

19.Menambah dan merevisi pengetahuan

sebelumnya

20.Melakukan penilaian selama proses

pembelajaran

21.Melakukan penialain di akhir pembelajaran 22.Memberikan reward untuk keberhasilan

siswa


(5)

III Kegiatan Penutup

6. Menyimpulkan pembelajaran bersama siswa 7. Melakukan refleksi terhadap hasil

pembelajaran

8. Melakukan tindak lanjut /memberikan

tugas/PR

9. Memberi informasi materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

10.Kategori Penilaian Pengamatan Sangat baik

Keterangan:

6. Sangat kurang 7. Kurang 8. Cukup/sedang 9. Baik

10.Sangat baik

Depok, 30 April 2014 Observer

(Ooy)


(6)

HASIL KEMAMPUAN SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa pretes KKM Postes KKM N-Gain

Adam Ptedly 65 tuntas 85 Tuntas 0,60

Aris Liyandi 65 tuntas 90 Tuntas 0,70

Adi Nugroho 70 tuntas 85 Tuntas 0,70

Chaidir Awal 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

Danujati P 60 tidak tuntas 70 Tuntas 0,50

Deni Sanjaya 70 tuntas 90 Tuntas 0.70

Effendi Y 60 Tidak tuntas 80 Tuntas 0,60

Elly Susanty 70 tuntas 65 Tuntas 0,50

Fikri Wahyu 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

Ika Putri 65 tuntas 90 Tuntas 0,70

Lolita Febri 55 tidak tuntas 90 Tuntas 0,60

M. Rivaldi 65 tuntas 80 Tuntas 0,50

M. Dzikri 65 tuntas 75 Tuntas 0,50

M. Yasir Salman 65 tuntas 85 Tuntas 0,60

Merryana 65 tuntas 90 Tuntas 0,70

M. Abizar 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

M. Althaf 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

M. fathi 50 tidak tuntas 60 Tidak tuntas 0,40

Mahesa 65 tuntas 75 Tuntas 0,60

M. Sulton 65 tuntas 85 Tuntas 0,70

Putri Melinda 70 tuntas 95 Tuntas 0,70

Pria Sakha 60 tuntas 80 Tuntas 0,60

Rifki Ardian 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

Rendi Aprianto 70 tuntas 90 Tuntas 0,70

Reva Elvadiani 65 tuntas 80 Tuntas 0,70

Rika Musvira 65 tuntas 90 Tuntas 0,70

Syahrul Ramadh 65 tuntas 80 Tuntas 0,60

Saleha 60 tidak tuntas 90 Tuntas 0,60

M. Alfarizi 70 tuntas 85 Tuntas 0,70

M. Fajar Amsar 65 tuntas 90 Tuntas 0,75

Jumlah nilai kelas 1930 2475


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

KEEFEKTIFAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI SISWA KELAS IV SDN GUGUS RA KARTINI

2 40 346

The Effectiveness of Using Teams-Games-Tournament (TGT) on Students' Reading Comprehension on Descriptive Text (A Quasi-experimental Study at the Eighth Grade of SMPN 166 Jakarta in the Academic Year 2016/2017

1 8 99

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran PKn Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament di SDN I Parigi

0 0 18