Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014 PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Menurut Nasution dalam Sugiyono, 2012: 226 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Selain itu, Marshall dalam
Sugiyono, 2012: 226 menyatakan “through observation, the researcher learn abaout behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kehidupan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan obsevasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. b.
Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Sugiyono, 2011: 317. Wawancara sangat memudahkan peneliti untuk
menggali lebih dalam lagi mengenai data yang dibutuhkan dari para responden dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi di lapangan dimana
hal ini tidak bisa ditemukan dengan observasi. Data yang dikumpulkan melalui wawancara nantinya akan bersifat verbal dan hasil dari wawancara ini harus
direkam agar memudahkan peneliti untuk mendokumentasikan berbagai data yang telah didapat dan informasi yang disampaikan oleh responden.
Moleong 2007: 190 mengungkapkan “wawancara yang dilakukan adalah w
awancara yang bersifat terstruktur”. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan
yang akan diajukan. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan-pertanyaan
tertulis untuk memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap beberapa responden yang telah ditentukan dengan berpedoman
pada instrumen yang telah dibuat. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggali informasi guna diperoleh data secara jelas sehingga dapat melengkapi
temuan-temuan dari penelitian. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak berstruktur.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana pedoman
Helmi Hasbi Ash-Siddiqi , 2014 PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH ALAM BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini dilakukan karena sejumlah besar fakta dan data itu tersimpan di dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Alasan lain peneliti
melakukan studi dokumentasi sesuai dengan pendapat Nasution 1996:85 menjelaskan bahwa :
Data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari sumber manusia human resources melalui wawancara dan observasi. Namun terdapat
pula data yang bersumber bukan dari manusia non hum an resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen sendiri terdiri dari
tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat dan dokumentasi resmi. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan dapat
dipercaya bila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik yang telah ada.