E. Teknik Analisis Data
Analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari
siklus I sampai siklus III dilengkapi dengan regresi linier.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Lokasi penelitian terletak di JL.Slamet Riyadi
443 Surakarta, dengan status terakreditasi A. Lingkungan fisik sekolah terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, musola, ruang
tata usaha, ruang BP, ruang koperasigudang, ruang kelas, ruang penjaga sekolahkantin, ruang laboratorium IPA, WCKM guru, WCKM siswa,
ruang karawitan, ruang UKS, ruang OSISIRM, ruang ketrampilan menjahit, ruang kesenian, ruang lab komputer, ruang lab bahasa, ruang studio musik,
ruang komite, ruang untuk parkirhalaman, lapangan volley ball, lompat jauh, basket dan taman dalam. Keadaan lingkungan fisik sudah tertata rapi
dan bersih, pemanfaatan fasilitas sudah efektif dan optimal seperti laboratorium IPA, bahasa dan komputer.
Ditinjau dari kualitas gurunya, SMP Muhammadiyah 5 Surakarta memiliki 39 guru, 1 Kepala Sekolah, 6 orang bagian tata usaha, 1 orang
penjaga sekolah, 1 orang satpam dan 1 orang pembersih. Ditinjau dari kualitas gurunya mayoritas merupakan lulusan dari sarjana pendidikan,
PGSLTPPGSLTA, Diploma DIII, SI. Dari 39 guru terdiri dari guru tidak tetap GTT, guru kontrak atau guru bantu, guru PNS, guru yayasan, pegawai
yayasan, pengampu ekstra kurikuler, pegawai honor.
Sedangkan jumlah siswa di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta secara keseluruhan terdiri dari kelas VII-IX kurang lebih sebanyak 633 siswa.
Secara kuantitas kelas VII terdapat 6 kelas,yaitu kelas VIIA-VIIF yang tiap kelasnya kurang lebih terdiri dari 40 siswa. Kelas VIII berjumlah 5 kelas
yaitu kelas VIIIA-VIIIE dan kelas IX terdiri dari 6 kelas yaitu kelas IXA- IXF. Jumlah siswa setiap kelas tidak sama tetapi umumnya rata-ratr 40
siswa. Karakter siswa VIIE sendiri pada umumnya dalam pembelajaran
Biologi yaitu siswa memiliki rasa kurang berminat terhadap pembelajaran sehingga cenderung pasif dalam pembelajaran, juga tingkat pemahaman
siswa terhadap materi masih lemah. Hal ini terbukti dengan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Selain itu suasana kelas juga tidak mendukung
karena kelas VIIE cenderung ramai dan kurang kondusif, ini menjadikan para siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menerima materi pelajaran.
Sedangkan metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah, dimana siswa hanya berperan sebagai obyek dalam
pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa biologi kelas
VIIE dengan menggunakan pembelajaran problem posing. 2. Diolog Awal
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2008, diawali dengan dialog awal antara dosen, peneliti, kepala Sekolah dan guru iologi
kelas VIIE. Dialog awal dilaksanakan pada hari selasa 1 April 2008 pukul
09.00-10.30 di ruang tamu Kepala Sekolah yang disediakan pihak SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Pertemuan tersebut sekaligus mengutarakan
maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Pada dialog tersebut digunakan untuk mengetahui keadaan awal pembelajaran sebelum
dilaksanakan tindakan. Pada kesempatan ini Kepala Sekolah menyambut baik kehadiran peneliti yang akan mengadakan penelitian.
Dialog awal kedua dilaksanakan pada hari Kamis 3 April 2008 pukul 09.00-10.00 WIB di ruang guru. Berdasarkan pengalaman guru biologi kelas
VIIE dan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti disepakati bahwa masalah yang perlu untuk segera diatasi dalam penelitian ini,
rendahnya tingkat pemahaman siswa kemampuan menguasai materi terhadap biologi, keberanian siswa dalam menjawab dan mengajukan
pertanyaan belum ada, keaktifan siswa di dalam pembelajaran masih kurang, belum optimal. Hal ini berdasarkan pada hasil ulangan harian siswa sebelum
penelitian, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah 6 sehingga hasil belajar yang dicapai belum optimal.
Setelah merumuskan masalah di atas, maka masalah-masalah tersebut perlu dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Setelah
mendapatkan masalah, selanjutnya diskusi dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab masalah. Hasil kerja kolaborasi antara guru kelas VIIE,
Kepala Sekolah dan peneliti disepakati bahwa penyebab masalah tabel 1 yaitu :
Tabel 1. Penyebab Masalah
Berbagai kemungkinan penyebab masalah yang dijelaskan di atas kemudian dianalisis melalui kerja kolaborasi antara peneliti dan guru
biologi kelas VIIE berdasarkan observasi kelas. Dari hasil kolaborasi tersebut peneliti dan guru biologi sepakat bahwa penyebab masalah yang
paling dominan adalah pembelajaran yang cenderung satu arah sehingga berpusat pada guru dalam proses pembelajaran sehingga keaktifan hanya
pada guru tidak siswa. No
Faktor Penyebab Masalah
1 Siswa
a. Ramai dalam proses belajar mengajar b. Pasif dalam penerimaan informasi maupun dalam
poses pembelajaran. c. Sulit mengutarakan ide atau gagasan
d. Takut untuk bertanya e. Takut gagal dan takut berkomunikasi
f.
Menganggap mata pelajaran biologi sebagai ilmu yang penuh hafalan.
2 Guru
a. Kurang mendorong siswa untuk menyampaikan
pendapat atau untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
b. Kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran.
c. Penyampaian materi cendarung monoton kurang
bervariasi dengan metode ceramah. d. Tidak bisa menguasai kelas.
3 Proses
pembelajaran a.
Cenderung satu arah dan tidak demokratis. b. Pembelajaran masih terpusat pada guru.
c. Keaktifan didominasi oleh guru.
4 Materi Ajar
Nyata 5
Lain- lain a. Sarana dan Prasarana
b. Pengaruh siwa lain yang tidak belajar sangat kuat. c. Kurangnya perhatian orang tua terhadap kegiatan
belajar anak di rumah.
Berdasarkan pada penyebab masalah yang telah disepakati oleh rekan kolaborasi, kegiatan dilanjutkan dengan dialog untuk membahas
perencanaan solusi masalah yang dikembangkan berdasarkan akar penyebab masalah yaitu kualitas pembelajaran biologi. Tindakan solusi masalah yang
disepakati oleh pembelajaran biologi yaitu strategi pembelajaran yang cenderung monoton dan membosankan dibenahi menjadi pembelajaran
problem posing . Tindakan pembelajaran problem posing akan diterapkan
pada siswa kelas VIIE yang akan dikembangkan pada setiap siklus tindakan melalui perencanaan yang terevisi. Dengan penerapan pembelajaran problem
posing dalam pembelajaran diharapkan dapat mengubah pembelajaran yang semula siswa hanya pasif menjadi lebih aktif. Pembelajaran problem posing
yang dimaksud dalam penelitian adalah cara mengajar dimana siswa yang diteliti untuk aktif dalam mengemukakan berbagai permasalahan dan guru
aktif dalam membimbing siswa sehingga siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar. Dengn pembelajaran problem posing diharapkan hasil belajar siswa
meningkat.
B. Pelaksanaan Eksperimentasi Pembelajaran dengan Problem Posing