Informan V UDT Deskripsi Informan

Dalam penelitian ini kuesioner atau angket yang digunakan adalah jenis kuesioner penutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan artinya peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden. Tugas responden hanyalah menjawab pertanyaan dan peneliti dan memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini responden tidak diperkenankan memberi jawaban lain diluar jawaban-jawaban yang telah disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan kuesioner tertutup agar lebih mudah dalam pengolahan data. Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial 11 . Alasan peneliti menggunakan skala Likert dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui Analisis Sikap Perawat dalam Memotivasi Pasien Kanker Sebagai Salah Satu Upaya Penyembuhan. Table .1 No Alternativ Jawaban Positif Negatif 1 Selalu 5 1 2 Sering 4 2 3 Kadang- kadang 3 3 11 Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: CV Alfabeta 2008, h 93 4 Jarang 2 4 5 Tidak pernah 1 5 Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skorvariability of skor sebagai akibat pengunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan.dari segi statistic, skala dengan lima tingkat 1-5 lebih tinggi kendalanya dibanding dengan dua tingkatan ya dan tidak . a. Uji validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti mengunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukur. Sementara itu jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini validitas isi yaitu suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep 12 . Dalam perhitungan validitas data ini peneliti mengunakan rumus korelasion product moment untuk mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian validitas dilakukan dengan di Rumah Sakit Dharmais. Dengan mengunakan SPSS. 16 for Windows. 12 Masri, Singarimbu, Metode Penelitian Survai, h. 128 b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dalam teknik perhitungan reliable ini peneliti menggunakan teknik internal consistency yaitu dilakukan dengan cara mencoba instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrument 13 .Dalam perhitungan ini peneliti mengunakan bantuan komputerisasi SPSS.16 for Windows.Dengan menggunakan Cronbach Alpha. Hasil Uji Validitas 30 Responden dan Taraf Signif 5 13 Prof. Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD,Bandung: CV Alfabeta 2008, h. 131 No butir r- hitung Keterangan 1 - 0.842 Tidak Valid 2 - 0.625 Tidak Valid 3 - 0.658 Tidak Valid 4 - 0.134 Tidak Valid 5 0. 099 Tidak Valid 6 0. 359 Valid 7 0. 634 Valid 8 0. 642 Valid 9 0. 678 Valid 10 0. 698 Valid 11 0. 760 Valid 12 0. 924 Valid 13 0. 934 Valid 14 0. 919 Valid 15 0. 930 Valid 16 0. 898 Valid 17 0. 928 Valid 18 0. 920 Valid 19 0. 957 Valid 20 0. 948 Valid 21 0. 957 Valid 22 0. 940 Valid 23 0. 950 Valid 24 0. 920 Valid 25 0. 952 Valid 26 0. 958 Valid 27 0. 958 Valid 28 0. 935 Valid Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases Valid 30 100.0 Excluded a .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

B. Temuan dan Analisis Hasil Penelitian

1. Berdasarkan Wawancara dan Observasi

Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individual. Sehingga makhluk sosial,manusia memiliki motif untuk mengadakan hubungan dan hidup dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar yang disebut dengandorongan sosial. Ditempat pelayanan kesehatan dimana perawat bekerja, ada beberapa macam jenis manusia. Ada klien, keluarga klien, dokter, fisioterafis, petugas laboratorium ahli gizi maupun petugas kesehatan lainnya, serta seluruh perangkat yang ada dalam mendukung pelayanankesehatan ditempat itu. Dalam hidup bersama terjadi hubungan antar perawat-klien, perawat-perawat, perawat- 29 0. 969 Valid 30 0. 950 Valid dokter, perawat- keluarga pasien, perawat-petugas kesehatan lain serta perawat lingkungan lainnya. Hubungan tersebut mewujudkan dan dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yaitu pelayanan keperawatan yang prima untuk mempercepat kesembuhan pasienklien. Hasil penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak memalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia, dan sedih. Peneliti menyimpulkan dari judul skripsi sikap perawat dalam memotivasi pasien kanker sebagai salah satu upaya penyembuhan di rumah sakit kanker dharmais jakarta ditemukan data bahwa sikap yang mempunyai indikator kognitif, afektif dan konatif itu telah dilakukan oleh perawat yang berkerja di rumah sakit tersebut, sebagaimana kita ketahui dirumah sakit lain kebanyakan sikap perawatnya kurang baik dan kurang memenuhi dari ketiga indikator diatas, padahal perawat itu tidak hanya sebagai petugas yang memberikan suntikan dan menganti infus saja, tetapi seorang perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai mitra pasien dan menjadi seorang konselor bagi pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya.di rumah sakit kanker dharmais para perawat nya juga berperan sebagai motivator disaat pasien dan keluarga pasien mulai putus asa dalam menghadapi penyakit kanker tanpa harus diminta oleh pasien atau keluarga pasien. Berdasarkan hasil wawancara beberapa informan dan penyebaran kuesioner baik yang rawat inap maupun rawat jalan semunya menyatakan bahwa perawat yang bertugas di rumah sakit dharmais mempunyai sikap kognitif, afektif dan konatif dan para perawatnya juga ramah-ramah, sabar dalam melayani pasien dan memenuhi kebutuhan pasien walaupun itu dalam keadaan istirahat mereka tetap melayani pasien yang membutuhkan bantuan mereka, dari sekian pewawancara menyatakan sangat puas dengan pelayanan dan sikap, kualitas disini. Padahal rumah sakit ini punya orang non islam dan pelayanan nya sangat baik dibanding rumah sakit lain. Pewawancara mengatakan rumah sakit ini memang terkenal perawat nya paling ramah, sabar dan baik. Ternyata itu tidak cuma isu saja tapi memang benar-benar terbukti, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Diklat Ibu Rita Kemala: “Pelayanan di rumah sakit dharmais lebih menekankan kepada kepuasaan pasien dan kami pun selalu memotivasi mereka dalam menghadapi penyakit yang diderita, kami juga tidak pernah menganggap mereka sebagai orang yang sakit, dikarena orang yang sakit dianggap sakit sangat sensitif, dan kejiwaan nya juga akan mengalami kecemasan, yang kami tekan kepada para petugas, kepada para dokter dan para perawat agar selalu memberikan pelayanan yang baik untuk pasien, dan kami pun menekankan kepada semua petugas yang ada di rumah sakit ini tidak kasar dalam bersikap, tidak kasar dalam berbicara, dan selalu menganggap mereka seperti saudara, mendoakan pasien disini,itu juga salah satu upaya untuk membantu mereka agar selalu semangat dalam menghadapi masalah yang mereka hadapi yaitu penyakit yang mereka derita. Dan Alhamdulillah selama saya bekerja di rumah sakit ini dan kami pun pernah melakukan riset kepada para pasien dan hasilnya membuat kami semangat dalam menjalan kan tugas kami dan saya pun mengarahkan kepada semua petugas disini agar tidak membawa masalah yang dirumah ketempat kerjaan, bila masalah dibawa ketempat kerjaan itu bisa mempengaruhi kedua belah pihak, pihak rumah sakit akan menjadi jelek dalam melayani dan dari pihak pasien akan mengalami psikis yang kurang baik selama menjalani pengobatan disini”. 14 14 Wawancara pribadi dengan kepala pelatiahan diklat.