bentuk, warna dan sebagainya. Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum.
41
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar SD
Pembelajaran matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya
antara hakikat anak dengan hakikat matematika. Siti Partini mengemukakan pada siswa SDMI, anak memerlukan kegiatan bekerja dengan objek yang berupa
benda-benda kogkrit untuk memanipulasi, menyentuhi, meraba, dan merasakan. Ini berarti bahwa dalam pembelajaran untuk anak SDMI dapat dilakukan dengan
menggunakan media pembelajaranmelalui berbagai permaianan. Pembelajaran matematika di SDMI hendaknya juga memperhatikan
karakteristik siswa SDMI. Muhibbin Syah mengemukakan bahwa masa anak- anak Late Childhood berlangsung pada usia 6-12 tahun dengan ciri-ciri utama
sebagai berikut
42
: a.
Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya Peer Childhood.
b. Keadaan fisik yang memungkinkanmendorong anak memasuki dunia
permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani. c.
Memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol dan komunikasi yang luas.
41
Oemar Malik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 162.
42
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 51.
Menurut Basset, Jasca dan Logan yang dikutip Sri Mulyani, karakteristik siswa SDMI secara umum adalah:
a. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan
mengajar anak-anak lainnya. b.
Mereka secara alami memiliki rasa ingin tahu yang kuat. c.
Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi.
d. Mereka senang bermain dan mengatur dirinya untuk menangani
berbagai hal. e.
Mereka biasanya tergetar perasaanya dan terdorong untuk berprestasi. Anak pada usia SDMI mulai berkembang logika sistem berfikirnya
dengan ciri-ciri sebagai berikut: a.
Daya abstraksinya masih sangat kuat dipengaruhi oleh objek visual konkrit.
b. Belum dapat merumuskan berbagai alternatif penyelesaian masalah.
c. Dapat memahami objek secara bertahap.
d. Belum dapat mengkombinasikan urutan operasi untuk melaksanakan
tugas kompleks. e.
Dapat berfikir abstrak, yang di dahului dengan pemahaman pada level konkrit dan semi konkrit.
43
43
Herry Sukarman, “Sekitar Permasalahan Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dan Upaya Pemecahannya
”, Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika, 1999. h. 5, diakses dari digilib.uinsby.ac.id. Jumat, 8 Januari 2016 pukul 13.00 wib.
Berdasarkan pada uraian di atas, pembelajaran matematika sekolah dasar adalah pemelajaran matematika yang dilaksanakan di SDMI, yang terdiri atas
bagian-bagian matematika yang telah dipilih berdasarkan pada kurikulum yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kogitif anak pada
usia SDMI. Pada pelajaran matematika dengan metode tradisional menganggap guru
sebagai gudang ilmu dan menempatkan guru sebagai obyek yang aktif dalam pembelajaran sementara siswa bersikap pasif. Pola pembelajaran yang cenderung
statis dan rutin mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan sehingga siswa menjadi kurang berminat terhadap matematika yang akhirnya dapat
mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar matematika juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu pembelajaran yang diciptakan guru. Hal ini berkaitan
dengan metode dan teknik yang diterapkan guru dalam pembelajaran.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika