Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Wijayanti Kusuma Ningrum, 2014 Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kegiatan-kegiatan siswa yang sesuai dengan konsep-konsep yang akan dibentuknya melalui pengalaman langsung.
Selain itu sebagaimana disebutkan pada poin keempat bahwa pada dasarnya dengan mempelajari IPA melalui pengembangan keterampilan proses akan
menghasilkan sikap, pengetahuan berupa konsep-konsep yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat digunakan sebagai langkah untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang ada di lingkungan melalui metode ilmiah. Sehingga dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran IPA yaitu menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini sejalan dengan definisi IPA menurut
Sund dalam Samatowa, 2009, hlm. 8 „ sains merupakan kumpulan pengetahuan dan
juga kumpulan proses ‟. Pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik diperoleh
melalui suatu proses atau cara tertentu. Sehingga peserta didik bukan menerima melainkan mencari sendiri hasil pengetahuan tersebut melalui percobaan-percobaan
pengalaman langsung. Menerapkan pembelajaran sains yang tepat bagi pesera didik adalah harus
sesuai dengan struktur kognitif anak, yaitu materi sains harus menyederhanakan konsep yang terstruktur hingga mereka bisa membangun ide-ide atau pola pikir.
Proses perkembangan belajar peserta didik sekolah dasar memiliki kecenderungan beranjak dari hal-hal konkrit menuju ke pengetahuan yang abstrak.
Namun pada kenyataannya proses pembelajaran IPA yang berlangsung di sekolah dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini berkaitan
dengan ketepatan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA dan beberapa permasalahan yang menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan observasi awal melalui pra penelitian terhadap proses
pembelajaran IPA di kelas IV SDN Ciburial, dalam pembelajaran IPA ditemukan gejala-gejala ketidakpahaman
siswa
terhadap konsep sumber energi bunyi dan media
Wijayanti Kusuma Ningrum, 2014 Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
perambatan bunyi, yang tampak seperti: siswa tidak mampu menyatakan ulang definisi energi bunyi, siswa tidak mampu mengklasifikasikan sumber energi bunyi
berdasarkan penggunaannya, siswa tidak dapat mengidentifikasi serta menjelaskan media perambatan bunyi.
Rendahnya pemahamaan konsep yang terjadi di kelas IV SDN Ciburial disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. guru tidak mengembangkan pembelajaran IPA dengan lebih kreatif;
2. kegiatan belajar berpusat pada guru;
3. guru menghambat kreativitas siswa dengan menanamkan prinsip yang salah
kepada siswa yaitu ketika ada guru yang masuk semua siswa harus diam; 4.
kurangnya interaksi antara guru dengan siswa sehingga tidak tercipta suasana belajar yang menyenangkan; dan
5. guru menanamkan kebiasaan belajar dengan cara menghafal.
Kondisi proses pembelajaran yang telah disebutkan pada paragraf di atas, membuat IPA menjadi salah satu pelajaran sulit dan membosankan bagi siswa karena
di dalamnya siswa tidak diberi kesempatan untuk berpengalaman langsung. Sehingga dalam penerapannya hakikat IPA bukan lagi merupakan suatu produk, proses, dan
aplikasi. Melainkan hanyalah sebuah pembelajaran IPA dimana guru hanya lebih menekankan pada penguasaan sejumlah fakta dan konsep tanpa disertai pemahaman
terhadap konsep tersebut. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya serta tidak ada proses penemuan untuk mendapatkan suatu konsep
baru. Penggunaan ceramah yang tidak variatif masih dilakukan dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran selalu didominasi oleh guru. Siswa
menjadi pebelajar yang pasif. Keadaan yang terjadi di lapangan hanyalah pembelajaran yang masih bersifat transfer of knowledge atau mentransfer ilmu tanpa
mengembangkan bagaimana cara belajar siswa sesuai dengan karakteristik materi. Berdasarkan observasi kenyataannya tingkat penguasaan guru terhadap materi
pembelajaran cukup baik, namun tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal. Ini dikarenakan guru tersebut kurang bisa memilih dan menempatkan
Wijayanti Kusuma Ningrum, 2014 Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penggunaan pendektan yang tepat dalam pembelajaran IPA sehingga menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Begitupun nilai yang diperoleh
siswa, dibuktikan dengan hasil tes atau evaluasi yang diberikan guru, dapat dikatahui bahwa dari 23 siswa, 14 orang siswa dengan persentase 60,87 memperoleh nilai di
bawah KKM dan 9 orang siswa dengan persentase 39,13 memperoleh nilai di atas KKM, sementara Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan oleh sekolah
yaitu 70. Hal itu bisa terjadi karena kemampuan anak dalam menghafalkan suatu fakta
dan konsep sangat terbatas, tanpa diimbangi dengan adanya pemahaman konsep dari suatu materi semua itu menjadi kurang bermakna. Oleh karena itu dibutuhkan
perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat mengarahkan keterampilan siswa untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau
teori ataupun untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya sehingga bisa membuat pengetahuan yang didapatkan oleh siswa menjadi bermakna.
Proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses sains menjadi salah satu solusi dalam memperbaiki proses
belajar mengajar yang hanya menghafalkan suatu fakta atau konsep. Dalam pendekatan keterampilan proses sains siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang tentunya akan berpengaruh positif terhadap proses pendidikan maupun produk
pendidikan. Siswa perlu diberi kesempatan untuk melatih keterampilan-keterampilan proses sains agar mereka dapat berfikir dan memiliki sikap ilmiah. Pendekatan
keterampilan proses sains sejalan dengan salah satu aplikasi teori perkembangan kognitif pada pendidikan IPA yaitu konsep IPA dapat berkembang dengan baik, jika
pengalaman langsung mendahului pengenalan generalisasi-generalisasi abstrak. Metode seperti ini berlawanan dengan metode tradisional, dimana konsep IPA
diperkenalkan secara verbal saja. Namun karena struktur kognitif siswa tidak bisa disamakan dengan struktur
kognitif ilmuwan, maka pembelajaran IPA untuk siswa dengan menggunakan
Wijayanti Kusuma Ningrum, 2014 Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
keterampilan proses sains hendaknya diajarkan dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif anak usia dasar.
Berpijak pada uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengajukan judul “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dalam Pembelajaran IPA pada
Pokok Bahasan Energi Bunyi Kelas IV Semester 2 SDN Ciburial Tahun Ajaran 20132014”.