BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pencemaran Air
Pencemaran air diartikan sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alami sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya Mahida, 1984. Pencemaran air sangat tergantung pada :
1. faktor alami
2. faktor buatan
1. Faktor Alami
Faktor alami yang dimaksudkan, seperti banyaknya populasi bakteri pada air, yang secara alami dihasilkan oleh kondisi lingkungan yang kemudian
mempengaruhi kualitas air. Contohnya, seperti kondisi vegetasi, batuan dan tanah yang buruk.
Faktor alami dari pencemaran air dapat berlaku sebagai pembawa mikrobia patogen. Mikrobia patogen yang paling sering ditemukan pada air
adalah mikrobia yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan. Salah satu organisme ini adalah Escherichia coli. Beberapa penyakit pada saluran
pencernaan adalah demam typhoid, paratyphoid, disentri dan kolera. Organisme penyebab penyakit ini terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita
infeksi Pelezar Chan, 1988.
6
2. Faktor Buatan
Faktor buatan yang dimaksudkan, seperti banyaknya sampah yang dibuang sembarangan, banyaknya limbah-limbah yang tidak diolah dari sentra industri,
maupun sistem irigasi yang buruk. Aliran dari pembuangan limbah rumah tangga, industri dan pertanian dapat menyebabkan perubahan secara fisik, kimia dan
biologi terhadap kualitas air. Air yang terkontaminasi dan tidak higienis dapat menyebabkan berkembangbiaknya vektor dan bakteri yang potensial untuk
menyebarkan wabah penyakit Jeannin et al., 2005.
B. Kualitas Air Minum
Standar mutu air minum untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia No.
492MenkesPerIV2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan
oleh WHO. Adanya standar mutu kualitas air minum dapat dinilai kelayakan
pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga yang bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat,
terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum Kusnaedi, 2010.
Persyaratan air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010, dapat ditinjau dari :
1. parameter fisika
2. parameter kimia
3. parameter biologis
1. Parameter Fisika
Parameter fisika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010 umumnya meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu,
warna dan jumlah zat padat terlarut TDS. Parameter ini dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang
baik idealnya tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasatawar dan suhu untuk air minum idealnya ± 30 C. Padatan terlarut total TDS dengan bahan
terlarut diameter 10 -6 dan koloid diameter 10 -6 - 10 -3 mm yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain Effendi, 2003.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010 dikelompokkan menjadi kimia anorganik
dan kimia organik. Alat ukur yang digunakan adalah Spektrofotometer, Turbidimeter dan Test-KIT. Air yang baik idealnya tidak mengandung zat kimia
anorganik yang berupa logam, zat-zat reaktif, zat-zat berbahaya dan beracun. Sumber logam dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun proses
pelapukan secara alamiah. Korosi dari pipa penyalur air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam dalam air Mulia, 2005. Air yang baik idealnya juga
tidak mengandung zat kimia organik yang berupa insektisida dan herbisida.
3. Parameter Biologis
Parameter biologis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492MenkesPerIV2010 umumnya menggunakan mikrobiologi
seperti bakteri Coliform dan E. coli sebagai organisme petunjuk. Air yang baik idealnya tidak mengandung bakteri Coliform dan E. coli. Dalam laboratorium,
istilah total Coliform dan E. coli menunjukkan jumlah bakteri Coliform dan E. coli yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas Mulia, 2005.
C. Perubahan Kualitas Air