11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat uraian mengenai konsep perkawinan, pengertian kesiapan perkawinan dan pengertian dewasa awal.
A. Konsep Perkawinan
Pembentukan keluarga dimulai dari perkawinan baik menurut hukum negara maupun ketentuan agama. Landasan utama perkawinan adalah
persetujuan dari kedua belah pihak baik calon pasangan suami-isteri maupun keluarga dari pihak laki-laki maupun perempuan. Persetujuan itu sebagai
landasan penting dalam membina hidup berkeluarga secara bersama-sama dengan membangun sikap saling pengertian, saling menghargai, saling
kerjasama dalam rangka membina keharmonisan dan toleransi dalam hidup berkeluarga. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang hidup dengan
dengan penuh suasana saling pengertian dan toleransi satu sama lain terhadap kelebihan dan kekurangan dari pasangan hidupnya, karena tidak ada manusia
yang sempurna. Keharmonisan hidup dalam keluarga tidak datang sendiri, tetapi perlu
usaha dan proses untuk membangun suasana dan kondisi itu secara bersama- sama. Karena itu proses membangun keharmonisan hidup rumah tangga
keluarga harus dimulai dari pemilihan calon pasangan hidup baik calon istri atau calon suami. Duvail dan Miller Andarus, 2015 mengingatkan tentang
perlunya kesiapan mental psikologis calon pasangan suami dan isteri untuk membina hidup sabar dan toleransi terhadap berbagai perbedaan dari
12
kebiasaan hidup pasangan. Sikap saling menghargai perbedaan dengan jiwa toleransi adalah syarat penting untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan
keharmonisan keluarga. Pembinaan kehidupan keluarga juga terjadi dalam suatu proses yang
bertahap dan berlanjut dari proses pernikahan sampai punya anak dan akhirnya memasuki usia lanjut tanpa kenal berhenti. Landasan dari upaya
untuk membangun kehidupan suatu keluarga adalah saling memberikan kasih sayang, jujur, dan adil dengan berusaha untuk saling isi mengisi satu sama
lain dengan penuh jiwa toleransi dan kasih sayang serta saling menghargai perbedaan satu sama lain. Karena itu, keharmonisan adalah landasan untuk
memciptakan suasana kehdupan suatu keluarga yang aman, damai, dan tenteram serta bahagia dan sejahtera.
B. Kesiapan Perkawinan