Luka Diabetic Foot Ulcer DFU

24 memiliki banyak fungsi pelarut, stabilizer, dan mengatur pelepasan obat, salah satunya yang paling penting yaitu sebagai pembentuk gel Sinko, 2006. Semua komposisi termasuk polimer pada bentuk hydrocolloid matrix merupakan komponen larut air Olorunsola and Adedokun, 2014. Polyvinyl pyrrolidone PVP atau Povidone memiliki struktur kimia sebagai berikut: Gambar 2. Struktur Kimia Polyvinyl Pyrrolidone Kadajji and Betageri, 2011 PVP termasuk eksipien polimer memiliki kelarutan yang baik dalam air serta memiliki rentang bobot molekul 40.000 hingga 360.000 Kadajji and Betageri, 2011. Salah satu contoh pembentukan crosslinking PVP yang mudah terjadi, yaitu pada medium larutan air dengan bantuan sinar UV Zhang et al., 2013. Berikut bentuk crosslinking yang terjadi: Pada umumnya, PVP dapat mampu membawa obat dengan baik pada rentang konsentrasi 10-25 Rowe et al., 2009. Dipilihnya PVP dikarenakan dalam penggunaanya sebagai polimer hidrofilik, PVP akan menciptakan suatu koloidal dalam bentuk suspensi, yang mana merupakan kondisi tiap partikel solid terpisah terdispersi pada medium hidrofilik, dan tentunya PVP mencegah partikel menyatu agar homogenitas tetap terjaga Kadajji and Betageri, 2011. Selain itu, PVP juga termasuk polimer yang bersifat non-toksik dan memiliki bio- Gambar 3. Contoh Crosslinking PVP Zhang et al., 2013 25 kompatibilitas yang baik, sehingga PVP sesuai untuk penggunaan sediaan wound healing Zheng et al., 2014.

2.8 Landasan Teori

Zat aktif ibuprofen merupakan obat anti inflamasi golongan NSAID. Ibuprofen memiliki mekanisme aksi penghambatan enzim COX-2, sedangkan enzim COX-2 tersebut memiliki kemampuan pengaturan regulasi MMP-9, melalui induksi PGE2. Oleh karena itu, pengaplikasian ibuprofen akan menghambat enzim MMP-9 yang berlebih pada pasien diabetes yang kemudian kerusakan jaringan pembentuk luka akan berhenti, sehingga penyembuhan luka berjalan normal kembali. Ibuprofen diformulasikan dalam hydrocolloid matrix diabetic wound healing. Hydrocolloid matrix memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria suatu sediaan sebagai diabetic wound healing, yaitu mampu menyerap eksudat serta mampu menjaga lingkungan luka tetap lembab. Hydrocolloid dalam wujud lembarannya akan berubah menjadi bentuk gel setelah berinteraksi dengan adanya eksudat. Pembentukan gel tersebut memiliki peran penting dalam penyerapan eksudat pada luka serta menjaga kondisi lembab pada lingkungan luka. Penggunaan hydrocolloid pada luka diabetes dirasa tepat karena dapat meminimalisir rasa nyeri dan kerusakan kembali pada luka, frekuensi pemakaian dapat dikurangi, serta dalam penggunaannya cukup mudah dan dapat dilakukan sendiri. Polimer merupakan kesatuan monomer yang menyatu secara linear, dan beberapa disertai dengan adanya cross-linked diantara molekul pada polimer berbeda atau polimer yang sama beda monomer. Dalam sediaan hydrocolloid, polimer yang digunakan memiliki fungsi penting yaitu sebagai pembentuk gel. PVP sebagai polimer terpilih tentunya juga akan berperan sebagai pembentuk gel dengan menciptakan sistem koloidal dengan partikel padat yang terdispersi homogen. Selain itu, PVP juga memiliki sifat hidrofilik yang baik sehingga sesuai untuk digunakan sebagai polimer dalam hydrocolloid matrix.

2.9 Hipotesis

2.9.1. Polimer PVP pada konsentrasi tertentu menghasilkan hydrocolloid

matrix diabetic wound healing ibuprofen yang optimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI