Alat Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
35 pengiritasi, basis hydrocolloid matrix yang tidak mengandung ibuprofen diuji
kemampuan iritabilitasnya pada kulit. Larutan formalin etil asetat diaplikasikan pada permukaan dorsal kiri pada kelinci, dan matrix yang akan diuji diletakkan
di permukaan kanan dorsal. Matrix dilepas setelah 4 jam pengaplikasian. Setelah matrix dilepaskan kondisi kulit diamati munculnya eritemaedema
selama 72 jam Shirsand et al., 2012. 3.3.17.
Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix
Semua hydrocolloid matrix diletakkan dalam oven dengan 2 suhu yang berbeda yaitu 37°C dan 45°C. Matrix diobservasi dalam suhu tersebut selama 4
minggu. Dilakukan analisis fisik keseragaman bobot, organoleptis, pH sediaan, folding endurance, ketebalan sediaan, dan persentase moisture content serta
persentase moisture absorption juga analisis kandungan obat matrix setiap
minggunya. Amjad et al., 2012. 3.3.18.
Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix
Sebanyak enam tikus putih galur Wistar jantan umur 2-3 bulan dengan berat 150-180g dipilih sebagai hewan uji, kemudian dipisahkan menjadi dua
kelompok. 3 tikus kelompok pertama kelompok diabetes memiliki kadar gula darah 250 mgdL yang didapatkan dengan cara menginjeksikan aloksan secara
intraperitonial pada dosis 120 mgkgBB, 3 tikus kelompok kedua tidak dikondisikan diabetes sehingga digunakan sebagai kontrol. Semua hewan uji
dihilangkan rambut punggungnya dengan mengoleskan krim Veet
®
, kemudian didiamkan 5 menit. Krim tersebut lalu dibilas dengan kapas yang dibasahi air
hingga bersih. Tikus dibiarkan selama 48 jam sebelum diberi luka eksisi. Selanjutnya, tikus dianestesi dengan menyuntikkan ketamin 0,5 mLkgBB
secara intramuscular pada bagian paha. Setelah 30 menit, punggung tikus dibasahi dengan etanol 70, dan dilukai secara eksisi sebanyak 5 luka Gambar
4 dengan biopsy punch berdiameter 5 mm hari ke-0. Hydrocolloid matrix ibuprofen berdiameter 1 cm dilekatkan pada luka eksisi, kemudian setiap 24
jam hydrocolloid matrix selalu diganti baru sampai luka menutup. Setiap penggantian matrix, luka dibersihkan dengan alkohol dan diberikan NaCl,
kemudian dideterminasi dan area luka dihitung. Setelah luka sembuh, tikus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36 dieutanasia dengan formalin dosis letal 100mgkgBB, kemudian kulit punggung
tiap luka diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan dalam pot berisi formalin 10.
Gambar 4. Skema gambar penempatan luka eksisi Tabel 4. Keterangan penomoran luka eksisi
Keterangan Tikus 1
Tikus 2 Tikus 3
A Kontrol
Formula optimum matrix HPMC
Formula optimum matrix PVP
B Basis matrix PVP
Kontrol Formula optimum
matrix HPMC C
Basis matrix HPMC
Basis matrix PVP Kontrol
D Formula optimum
matrix PVP Basis matrix
HPMC Basis matrix PVP
E Formula optimum
matrix HPMC Formula optimum
matrix PVP Basis matrix
HPMC 3.3.19.
Uji Histopatologi – pengecatan Hematoxylin-Eosin HE
a.
Trimming. Pemotongan tipis jaringan dengan skalpel.
b. Dehidrasi. Dilakukan untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam
jaringan dengan menggunakan reagen pembersih, lalu dilakukan
impregnasi penetrasi parafin ke dalam jaringan.
c. Embedding dan cutting. Jaringan yang sudah didehidrasi diletakkan di atas
sebuah balok kayu embedding sebagai alas pemotongan jaringan dengan
pisau mikrotom cutting.
C B
A D
E