Dinamika Kebahagiaan Biarawati dalam Penghayatan Kaul Kekal

28 hidupnya kepada Tuhan bagaikan persembahan diri Adolf, 2004. Kaul ketaatan untuk perutusan, yaitu membantu jiwa-jiwa, bukan demi yang lain. Penghayatan ketaatan itu sendiri kadang dirasa berat karena ada salib di dalamnya. Namun, pada akhirnya hasil akhir yang dinanti adalah kebahagiaan karena menaati kehendak Tuhan Paul,2007. Dalam kaul ketaatan, biarawati diharapkan menunjukkan kerendahan hati dan ketaatannya pada Tuhan. Biarawati yang selalu mendahulukan kehendak Tuhan, maka dapat bebas dari kecenderungan menindas orang.

E. Dinamika Kebahagiaan Biarawati dalam Penghayatan Kaul Kekal

Kebahagiaan adalah perasaan yang menyenangkan meliputi penilaian seseorang terhadap dirinya Jalaluddin, 2004. Kebahagiaan adalah pengalaman hidup yang ditandai oleh perasaan positif seperti perasaan yang bahagia dan kepuasan hidup Myers, 2007. Begitu banyak hal yang mendukung terjadinya kebahagiaan, baik eksternal maupun internal. Uang, pernikahan, dan kekayaan merupakan faktor eksternal dari kebahagiaan. Sedangkan, religiusitas, bersyukur, kehidupan sosial, dan kesehatan merupakan faktor internal dari kebahagiaan Seligman, 2005. 29 Bagi sebagian banyak orang, uang dan pernikahan adalah hal penting untuk hidup bahagia. Namun, hal itu berbeda dengan biarawati, dimana terdapat banyak peraturan yang mungkin berat diakui oleh orang lain. Biarawati harus melepas kenikmatan duniawi dan berserah diri kepada Tuhan untuk melayani Tuhan dan sesama seumur hidupnya. Seorang biarawati juga dituntut untuk terus menghayati dan meneguhkan hati agar jalan biarawati terpenuhi dengan baik Astina, 2012. Pilihan untuk menjadi seorang biarawati memiliki konsekuensi yaitu hidup selibat, taat, dan siap hidup miskin. Padahal banyak orang menginginkan hidup yang bebas, dapat menyalurkan kebutuhan biologis melalui pernikahan, dan ingin menjadi orang kaya Charlys, 2007. Keputusan seseorang menjadi biarawati adalah tanpa paksaan dan memang menjadi keputusan personal biarawati. Oleh karena itu, tidak mudah memang menjadi biarawati kalau memang tidak terpanggil. Panggilan adalah bukan sesuatu yang dipaksakan melainkan dasar untuk menghayati, memperlihatkan, serta mewartakan karya Tuhan bagi sesama Christina, 1991. Semua orang ingin hidup bahagia. Dari beberapa pengertian kebahagiaan menurut para ahli, kebahagiaan dilihat dari seberapa besar kekayaan, ada atau tidaknya pasangan hidup, dan kebebasan dalam 30 memilih. Bagi biarawati kebahagiaan tidak mengacu pada tiga hal tersebut melainkan kebahagiaan didapatkan ketika biarawati memiliki kesehatan yang baik, tingkat religiusitas yang tinggi, mampu mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Tuhan, dan memiliki relasi yang baik dengan orang sekitar Adelbert, 2015. Hal inilah yang akan dilihat oleh peneliti bahwa bagaimana biarawati yang memilih untuk hidup membiara tetap merasakan emosi kebahagiaan.

F. Kerangka Berpikir