24
3. Cara Mengatasi Tantangan dalam Hidup Membiara a. Menjalin relasi persaudaraan dengan teman di novisiat atau
ditempat yang baru. Semakin biarawati mempunyai sahabat dekat dan semakin merasa tidak terasing, biarawati akan mudah
menghilangkan rasa sepi. b. Memulai dengan mengenal daerahnya, mulai mempunyai teman,
dan menikmati sunyinya tempat yang baru. Orang yang memiliki banyak kesibukan juga akan mudah melupakan kesepiannya.
c. Membangun kembali hidup rohani, menguatkan hidup doa, dan melakukan laku tapa.
D. Kaul Kekal
1. Pengertian Kaul Kaul atau prasetia adalah suatu janji untuk memuliakan
Tuhan. Orang berjanji secara sadar dan rela untuk berbuat sesuatu yang pada umumnya tidak dituntut darinya yang lebih berkenan
kepada Tuhan daripada yang sebaliknya. Kaul adalah suatu perjanjian
untuk memuliakan
Tuhan. Seorang
biarawati melepaskan kepunyaannya dan mengabdikan diri hanya pada
Tuhan Adolf, 1975. Kaul kekal diikrarkan seorang anggota lembaga religius dan
menyangkut hidup adalah kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan
25
seumur hidup. Kaul mengenai hal lain semisal berkarya dalam misi, merawat orang sakit, dll boleh ditambahkan, sesuai dengan
aturan lembaga yang bersangkutan. Kaul kekal disebut juga kaul terakhir, karena didahului kaul
sementara meskipun ada anggota lembaga tertentu yang mengucapkan kaul kekal langsung selesai novisiat. Dalam lembaga
lain kaul kekal tidak pernah diikrarkan, tetapi kaul sementara diperbaharui secara berkala. Lembaga ini harus menetapkan batas
waktu seseorang diterima menjadi anggota penuh atau tidak. Di lembaga dengan kaul kekal, masa yang mengikat anggota dengan
kaul sementara tidak melebihi 9 tahun Adolf, 2004. 2. Jenis-jenis Kaul
a. Kaul Kemiskinan Pengertian Kaul Kemiskinan
Pada kaul ini biarawati harus siap hidup miskin dalam kenyataan dan dalam semangat, hidup kerja dalam
kesederhanaan dan jauh dari kekayaan duniawi Kitab Hukum Kanonik Kanon. 600. Kaul kemiskinan yang
diajarkan Tuhan adalah supaya biarawati secara total dapat menyerahkan diri kepada Tuhan dan tidak tergoda pada
kekayaan duniawi Christina,1991.
26
Biarawati yang mengikrarkan kaul kemiskinan tidak boleh mengurus barang berharga yang dimiliki tanpa izin
pimpinan kongregasi atau dapat dikatakan kehilangan hak atas milik apapun. Kemiskinan yang rela merupakan wujud
dan tanda iman akan kekayaan sebenarnya yang bukan duniawi sifatnya Adolf, 2004.
Menurut Paul 2006, dalam kaul kemiskinan biarawati diharapkan untuk melepaskan diri dari barang
atau harta di dunia ini. Makna yang tersimpan dalam kaul kemiskinan sendiri adalah biarawati harus mampu
mendahulukan mereka yang menderita dan miskin, bermurah
hati kepada
orang lain,
mementingkan kepentingan umum, dan memperjuangkan kehidupan orang
kecil supaya mendapat kehidupan yang layak. b. Kaul Kemurnian
Pengertian Kaul Kemurnian Pada kaul ini biarawati memilih hidup selibat dan
tidak menikah Kitab Hukum Kanonik Kanon. 599. Menurut Christina 1991, kaul kemurnian adalah
sikap terbuka dan kesediaan diri secara total bagi karya Tuhan.
Biarawati juga
diharuskan meninggalkan
keluarganya agar secara penuh menghayati hidup membiara
27
bersama Tuhan. Bukti nyata biarawati yang secara total menyerahkan diri untuk Tuhan adalah dengan tidak
menikah. Dalam arti umum, kaul kemurnian adalah keadaan
bebas dari sesuatu yang melemahkan, menodai, atau mencemarkan manusia atau kegiatannya. Dalam arti
khusus, kaul kemurnian adalah sikap yang wajar terhadap seksualitas sesuai dengan status yang bersangkutan.
Biarawati yang dengan setia menjalani semangat panggilan, tidak akan menikah dan mengabdikan diri untuk sesama
tanpa mencari kompensasi Adolf, 2004. c. Kaul Ketaatan
Pengertian Kaul Ketaatan Pada kaul ini biarawati harus tunduk pada otoritas
yang ada di dalam gereja Kitab Hukum Kanonik Kanon. 601. Kaul ketaatan juga berarti kesetiaan pada himpunan, kepada
cita-cita tarekat, kepada tujuan bersama yang hendak dicapai Christina, 1991.
Kaul ketaatan adalah kehendak Tuhan, melakukan kehendak Tuhan. Pertama-tama yang ditaati adalah kehendak
Tuhan bukan kehendak pemimpin Paul,2007. Dengan mengikrarkan kaul ketaatan, biarawati mempersembahkan
28
hidupnya kepada Tuhan bagaikan persembahan diri Adolf, 2004.
Kaul ketaatan untuk perutusan, yaitu membantu jiwa-jiwa, bukan demi yang lain. Penghayatan ketaatan itu
sendiri kadang dirasa berat karena ada salib di dalamnya. Namun, pada akhirnya hasil akhir yang dinanti adalah
kebahagiaan karena menaati kehendak Tuhan Paul,2007. Dalam
kaul ketaatan,
biarawati diharapkan
menunjukkan kerendahan hati dan ketaatannya pada Tuhan. Biarawati yang selalu mendahulukan kehendak Tuhan, maka
dapat bebas dari kecenderungan menindas orang.
E. Dinamika Kebahagiaan Biarawati dalam Penghayatan Kaul Kekal